[ PINDAH RAGA ]
[ ZEVNNO ]
.
.
.
.
.Pagi hari di kediaman Nomin saat ini sungguh ramai dengan dua anak remaja yang tengah saling berteriak di pagi hari.
Salahkan Haechan dengan segala rasa penasaran terhadap sesuatu yang membuatnya nekat masuk ke dalam kamar milik pemuda yang Hyunjin tolong.
"Hae ada apa? Kenapa kau berteriak?." Tanya Jeno bersamaan dengan Jaemin yang keluar kamar begitu juga dengan Hyunjin dan para perkerja yang langsung berlarian ke arah Haechan.
"AYAH ADA HANTU AYAHHHH!."
"Hah?."
"I-itu hantu!." Tunjuk Haechan pada pemuda yang masih merasa linglung dengan keadaannya.
Jaemin, Jeno dan Hyunjin terdiam begitu juga dengan para pekerja yang menghela nafas.
"Nak, dengar! Pertama tidak ada hantu di dunia ini, kedua itu adalah anak yang pamanmu selamatkan dan ketiga jangan berteriak oke?!." Ujar Jeno dengan menangkup wajah Haechan sehingga menatap ke arah Jeno.
"U-ugh Hae fwaham awyah."
"Yang benar Hae." Balas Jeno.
Hyunjin memukul belakang kepala Jeno dengan keras membuat Jaemin terkekeh pelan. "Tanganmu bodoh!." Ujar Hyunjin yang membuat Jeno terkekeh pelan.
"Ah maaf maaf."
"Ayah ish."
"Dasar bodoh."
"Hei!."
"Ais sudah-sudah, Jeno, Hyunjin pergilah mandi, Haechan tunggu buna di meja makan dan kalian semua bubar kerjakan pekerjaan kalian yang tertunda." Titah Jaemin yang langsung di laksanakan oleh mereka semua tanpa terkecuali.
Setelah kepergian mereka, Jaemin melangkah masuk ke kamar itu dengan pemuda yang menatapnya dengan tatapan bingung.
"Bagaimana keadaanmu?." Tanya Jaemin dengan lembut.
"Ba-baik nyonya."
"Syukurlah, jangan terlalu banyak bergerak nanti akan ada maid dan dokter yang akan memeriksamu kembali."
"Ne, terimakasih telah membantuku." Balas pemuda itu dengan menundukkan kepalanya.
Jaemin terkekeh pelan membuat pemuda itu tertegun sejenak akibat kekehan Jaemin. "Bukan aku yang membantumu tapi adik iparku."
"A-ah begitu."
"Istirahatlah."
"Ne."
Jaemin keluar dari kamar dan langsung menuju ke tempat dimana Haechan sedang menunggunya dengan memakan sereal yang di siapkan maid untuknya.
"Menikmati serealmu sayang?." Tanya Jaemin dengan mengelus rambut Haechan.
"Huum! Ini enak." Balas Haechan yang di sambut tawa oleh Jeno yang menuruni tangga bersama dengan Hyunjin.
"Kenapa putra ayah sangat menggemaskan hm?."
"Karna Hae juga putra buna Nana hehe." Jawab Haechan yang membuat Jaemin tertawa.
"Dasar kalian, setidaknya lihat aku yang masih disini." Ujar Hyunjin.
"Pamankan sudah ada paman Felix! Kenapa tidak menikah?." Tanya Haechan.
"Hei! Kau kira menikah itu mudah?!." Sahut Hyunjin yang mendudukan dirinya di samping Haechan.
"Hanya berjanji dan membuat anakkan?."
Hyunjin tersenyum tipis menghadapi Haechan dalam mode bocah seperti. "Tidak seperti itu Hae." Balas Hyunjin.
"Eoh? Kenapa tidak? Ayah dan buna begitu."
"Siapa bilang heh?!."
"Hae tadi."
"Astaga."
"Putramu Jen."
"Sayang, kita membuatnya berdua jika kau lupa." Sahut Jeno dengan eye smilenya membuat Jaemin mendengus kesal.
"Aku sehat aku diam." Ujar Hyunjin dengan menyendokkan makanannya pada mulut mendahului Jeno dan Jaemin yang entah kapan akan selesai.
Ke-empatnya makan dengan suasana hangat, suasana yang dulu sekali pernah Hyunjin alami tapi, berkat Jeno, ia bisa merasakan kembali apa namanya kehangatan keluarga.
Karna Jeno pula, Hyunjin berjanji, semengerikan apapun jalan Jeno dan Jaemin, ia akan terus melindungi mereka semua, melindungi saudaranya juga keponakan tersayangnya itu.
Bahkan jika sekalipun dunia ikut membenci kehadiran Hyunjin, ia rela asal Jeno, Jaemin dan Haechan bisa hidup dengan bahagia.
"Pemuda itu, kau sudah mencari taunya?." Ucap Jeno pada Hyunjin.
"Sudah, tidak perlu aku beritahu dengan detail, kalian tau tragedi yang menimpa keluarga besar Kim kan? Tidak mungkin kalian tidak tau, pemuda itu Kim Mingyu, putra ke-2 Kim yang ternyata berhasil selamat dari akhir pembantaian itu dan sedang di incar seseorang karna keahliannya." Jawab Hyunjin yang membuat Jeno dan Jaemin terdiam.
Mereka jelas tau apa yang terjadi pada keluarga Kim, bahkan keduanya berserta Haekal dulu datang di saat pemakaman itu terjadi.
"Putra ke dua Kim? Bagaimana bisa?." Tanya Jeno dengan bertukar pandang dengan Jaemin.
"Itu yang masih ku cari tau, tapi dia memang keturunan dari Kim." Balas Hyunjin.
"Orang itu, ia tau bahwa Kim Mingyu adalah keturunan Kim, bukankah artinya ia mempunyai kuasa tinggi atau ia memang dekat dengan keluarga Kim? Karna yang kita semua tau, Kim adalah salah satu keluarga misterius yang bahkan kami para Dewangga tidak tahu menahu atau tidak ingin ikut campur dalam keluarga lain." Ujar Jaemin yang kembali membuat Jeno dan Hyunjin kembali berfikir.
"Cari tau segalanya." Ucap Jeno dengan mata yang berkilat senang membuat Jaemin menghela nafas dan Hyunjin menganggukkan kepalanya.
Haechan? Ia sudah lebih dulu pergi ke kamarnya bersiap untuk kuliah kembali dengan Hyunjin yang memang sudah rapih sejak datang ke meja makan.
Jeno dan Jaemin memutuskan untuk berhenti berkuliah, Jeno yang kembali sibuk dengan pekerjaannya dan Jaemin yang memilih menjadi ibu rumah tangga bisa yang langsung di setujui oleh Jeno dengan semangat. Karna sedari dulu, Jeno memang tidak mengizinkan Jaemin bekerja tapi Jaemin terlalu keras kepala saat itu.
[ BERSAMBUNG ]
[ ZEVNNO ]HAYOOOO SIAPA YANG NGIRA ITU JISUNG?! SIAPA HAYOOO SIAPAAA? WKWK.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINDAH RAGA
Fiksi Penggemar"Dulu, sekarang dan nanti! kami tetap keluarga!." -NoMin Fam's *Jung Jeno *Jung Jaemin *Jung Haechan