LOVEBIRD 14: Berita Bahagia

1.3K 196 21
                                    

Nungguinn yaa? wkwkk

Ayo deh kita N E X T !

________________________________

Aldebaran menyandarkan punggungnya pada pangkal sofa panjang yang tersedia pada balkon kamar apartemennya. Sudah berjam-jam ia menghabiskan waktu disana bersama sebuah laptop sembari menunggu kepulangan istrinya. Sambil menikmati sapuan angin sore, pria itu memejamkan matanya sejenak.

Beberapa menit berselang, telinganya menangkap bunyi password apartemennya, pertanda seseorang datang. Ia tersenyum lega dan bisa kembali terfokus pada laptopnya. Sebab, ia tahu bahwa istrinya sudah pulang.

"Mas."Suara Andin terdengar dari jauh.

"Kamu dimana?" Serunya lagi yang terdengar semakin dekat. Rupanya wanita itu sudah memasuki area kamar mereka. Aldebaran menyunggingkan senyumannya sembari menoleh ke arah kaca balkon di belakangnya.

"Di balkon, Ndin!" Sahut Aldebaran.

Setelah meletakkan tasnya pada nakas di samping tempat tidur, Andin berjalan menuju balkon untuk menghampiri Aldebaran. Dari pintu balkon kamar tersebut ia mencoba memperhatikan aktivitas pria itu yang belum menyadari kehadirannya. Mata wanita itu terlihat sedikit sayu, seperti menyimpan semburat kelelahan. Namun pandangannya begitu teduh pada sang suami yang sedang sibuk bersama laptop dan sesekali beralih memperhatikan handphone.

"Andin, kamu ngapain bengong disitu? Kemari." Aldebaran menepuk sofa di dekatnya seolah memberikan isyarat agar wanita itu mendekat padanya. Andin tersenyum halus dan menuruti ajakan suaminya.

"Kamu lagi apa?" Tanya Andin ikut melihat ke arah laptop setelah sebelumnya duduk di dekat Aldebaran.

"Lagi ngurusin beberapa kerjaan yang harusnya saya selesaikan hari ini." Jawab Aldebaran.

"Kamu tuh ya, masih sakit tetap saja mengurusi kerjaan." Komentar Andin.

"Saya sudah sembuh, Andin. Coba kamu cek." Aldebaran meraih satu tangan wanita itu dan menempelkannya pada keningnya. Andin mencoba merasakannya sejenak. Benar, sepertinya suhu tubuh pria itu sudah normal kembali.

"Bagaimana?" Tanya Aldebaran.

"Ya tetap saja yang namanya bedrest nggak boleh dulu ngurusin kerjaan." Kekeuh Andin.

"Iya, sayang. Sedikit lagi, ya, dikit banget." Aldebaran tetap menawar, kembali terfokus pada laptopnya supaya lekas selesai. Andin tiba-tiba terdiam sambil memperhatikan sang suami yang sedang bergelut dengan pekerjaannya.

Andin jadi teringat perkataan Iren beberapa saat yang lalu mengenai salah satu gejala kehamilan yang ia alami. Atas dasar bujukan Iren dan Aurora pula, sebelum kembali ke apartemen tadi, ia sempat meminta tolong jasa ojek online untuk membelikannya sebuah testpack ke suatu apotik. Namun Andin masih terlihat ragu-ragu untuk melakukan tes tersebut. Ia takut jika melihat hasilnya nanti ternyata tak sesuai dengan harapannya.

"Mas..." Andin memanggil lembut.

"Iya?"

Andin kembali terdiam. Apa sebaiknya ia sembunyikan dulu mengenai keresahannya itu dari Aldebaran? Jika ia menceritakan apa yang sudah ia dengar dari Iren tadi, suamiya itu pasti akan memiliki harapan yang sama dengannya. Lalu jika nanti hasilnya tidak sesuai, itu pasti akan turut membuat pria itu kecewa. Ah, tidak-tidak! Sebaiknya biar ia memastikan sendiri terlebih dahulu. Setidaknya kalau pun kecewa, biar ia sendiri saja yang merasakannya.

"Hei, malah bengong." Aldebaran menjentikkan jarinya di depan mata Andin yang membuat Andin sedikit kaget.

"Kenapa?" Aldebaran mengerutkan keningnya.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now