Di apartemen mereka, Andin terlihat sedang asyik mengajak bicara Elzio sembari mengganti popok bayi tampan itu beberapa saat setelah bayi tersebut bangun dari tidur siangnya. Andin nampak sangat menikmati peran barunya menjadi ibu bagi putra kecilnya yang baru saja menginjak usia satu bulan. Meski sesekali kerepotan karena saat Aldebaran bekerja, ia hanya sendiri mengurus Elzio, namun Andin tetap menjalaninya dengan sabar dan penuh rasa bahagia.
"Satu kakinya lagi, sayang." Ujar Andin dengan nada lembutnya saat memasangkan popok tersebut.
"Pinter." Pujinya, kemudian sambil tertawa senang.
Setelah memakaikan popok baru serta baju dan celana Elzio, Andin pun membawanya ke dalam gendongannya dan berjalan ke luar kamar menuju tempat kolam renang yang masih terletak pada lantai dua.
Cuaca siang yang terik telah berganti dengan awan muram dan langit abu-abu. Angin berhembus lembut, seolah memberikan sinyal bahwa tidak lama lagi akan turun hujan. Namun Andin tidak mau melewatkan udara sejuk itu bersama Elzio yang sudah aman berbalut bedongannya dalam pelukan wanita tersebut.
"Ndin!" Andin menoleh saat mendengar suara Aldebaran memanggil namanya dari dalam. Senyumannya semakin merekah saat mengetahui bahwa sang suami sudah pulang.
"Di kolam renang, Mas!" Sahut Andin.
Sesaat kemudian, Aldebaran pun muncul menghampiri Andin yang kini duduk pada bangku empuk di sisian kolam renang dengan menggendong buah hati mereka. Sambil menyapa, pria berkemeja putih dengan kedua lengannya yang ia gulung itu langsung mendaratkan satu kecupan pada pipi chubby Elzio. Pipi Andin pun tidak luput dari kecupannya.
"Hem, kamu habis minum kopi?" Tegus Andin saat mencium aroma kopi dari Aldebaran. Pria itu pun tersenyum lebar.
"Iya. Keciuman, ya?" Andin mengangguk.
"Ngopi sama siapa? Dimana?" Tanya Andin, posesif.
"Selesai meeting tadi Erick ngajakin saya ngopi. Yaudah saya terima, terus saya ajak saja dia ke Ground Coffee."
"Ohh." Andin tersenyum.
"Tumben jam segini sudah pulang?" Tanya Andin yang merasa keheranan tatkala belum sore, suaminya sudah pulang dari kantor.
"Salah satu enaknya jadi bos, bisa pulang kapanpun kalau mau." Gurau Aldebaran sambil duduk pada kursi di sebelah sang istri.
"Ckckck, nggak patut ditiru, iya kan, Nak?" Andin menyipitkan matanya dan mengadu pada Elzio yang nampak mulai terlelap kembali. Aldebaran pun terkekeh.
"Kerjaan saya hari ini sudah selesai, Ndin. Kebetulan hari ini jadwal saya hanya rapat departemen sama teman-teman manager. Dan syukurnya meeting-nya nggak alot, jadi bisa selesai cepat. Sebentar saja berpisah, saya sudah kangen sama jagoan saya." Jelas Aldebaran lalu meraih tangan mungil putranya sambil menciuminya gemas.
"Oh, jadi sekarang kangennya cuma sama anaknya?" Sindir Andin, berpura-pura tidak menatap Aldebaran. Mendengar sindiran itu membuat Aldebaran meliriknya paham.
"Saya belum selesai bicara." Alibi Aldebaran dengan mengulum senyuman.
"Terus?"
"Saya kangen sama jagoan saya, tapi kangen berkali-kali lipat lagi sama mamanya." Timpal Aldebaran dengan tersenyum lebar. Andin menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menahan senyum gelinya mendengar gombalan receh khas sang suami.
"Mamanya siapa?" Tanya Andin, berlagak polos.
"Mamanya anak saya." Jawab Aldebaran, menatap wanitanya dengan tatapan memuja. Andin tersipu di dalam hatinya, namun tetap berusaha menahan senyumannya.
YOU ARE READING
Forever After Season 2 (LOVEBIRD)
RomanceSetelah cinta mereka dirajut oleh sebuah ikatan suci pernikahan, maka kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi, seakan terus mengalir setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik saat Aldebaran dan Andin selalu bersama...