Aroma kopi menyeruak, mengusik penciuman sepasang sejoli yang baru saja menginjakkan kaki ke dalam sebuah bangunan Caffeeshop. Alunan musik jazz-klasik turut meramaikan suasana di tempat itu yang tatkala pagi sudah mulai didatangi para customer, entah untuk sarapan atau sekedar mengobrol hangat disertai seduhan secangkir kopi.
Sejak satu bulan terakhir, Andin memang sudah mulai aktif bekerja, baik di kantor Darwin maupun sebagai manager Caffeeshop milik Daniel. Meski begitu, Andin tetap memprioritaskan diri pada perannya sebagai ibu. Ia belum bisa bekerja secara penuh sebagaimana dirinya sebelum ada Elzio. Darwin pun sebagai atasan cukup mengerti, sehingga kadang Darwin lebih banyak membiarkan Andin untuk bekerja dari rumah. Pun juga dengan Daniel, sebagai sahabatnya, Daniel sangat kooperatif.
"Wah, kedatangan tamu istimewa hari ini." Sambut Daniel yang melihat kedatangan Aldebaran dan Andin bersama putra kecil mereka yang berada dalam gendongan Aldebaran.
"Pagi, Niel." Balas Andin, menyapa.
"Pagi." Balas Daniel, tersenyum lebar.
"Apa kabar, Daniel?" Giliran Aldebaran yang menyapa sambil mengulurkan tangannya untuk saling berjabat.
"Baik. Loe apa kabar, Al?"
"Alhamdulillah."
"Halo, jagoan om!" Daniel beralih pada Elzio yang menatapnya. Pria itu menyentuh puncak kepala Elzio dengan gemas.
"Sapa balik dong Om Daniel-nya. Hai om!" Aldebaran membalaskan yang kemudian membuat senyum Elzio merekah, riang.
"Hahahaa, gemes banget." Ujar Daniel.
"Tumben banget pagi-pagi loe sudah nongol di sini?" Ujar Andin pada Daniel yang terkekeh.
"Iya. Kemarin gue ada job wedding di dekat sini sampai larut malam. Karena sudah capek banget, gue jadi nginep saja di sini." Beritahu Daniel.
"Oh, pantesan. Jadi ini belum mandi?" Andin mengernyit.
"Enak aja." Bantah Daniel membuat Andin dan Aldebaran tertawa.
"Yaudah, gue mau cek laporan keuangan bulan kemarin. Gusti sudah datang, kan?" Tanya Andin.
"Sudah, ada di belakang kok."
"Oke."
"Mas, aku mau langsung ke ruang karyawan, ya. Kamu kalau mau ke kantor berangkat saja." Kata Andin sambil mengambil alih Elzio ke dalam gendongannya.
"Nggak mau saya jagain El dulu?" Tanya Aldebaran.
"Nggak usah. Banyak teman-teman kok di dalam yang bisa bantuin. Lagian El juga anteng." Kata Andin membuat Aldebaran hanya mengangguk, patuh.
"Yaudah, nanti telepon ya kalau sudah mau pulang. Saya yang jemput." Tukas Aldebaran saat Andin mengambil tangannya, menciumnya, untuk berpamitan.
"Iya, tenang saja. Niel, gue ke dalam ya."
"Iya, Ndin."
"Dadah papa!"
"Dadah, sayang." Aldebaran balas melambaikan tangannya saat sang istri dengan anaknya berjalan meninggalkannya.
"Loe mau langsung ke kantor?" Tanya Daniel pada Aldebaran yang masih berdiri di tempatnya.
"Nggak mau ngopi dulu?" Tawar Daniel. Aldebaran menatap pria itu.
"Ngopi dulu lah." Timpal Daniel. Aldebaran pun terkekeh dan mengangguk setuju.
"Oke." Jawab Aldebaran membuat senyuman Daniel kian melebar.
"Americano?" Tebak Daniel yang nampaknya mulai hapal dengan kebiasaan Aldebaran.
"Ya."
"Nggak mau coba yang lain? Latte misalnya?" Daniel kembali meledek dengan menawarkan varian kopi favorit Andin. Aldebaran kembali terkekeh, mengerti dengan maksud ucapan Daniel.
YOU ARE READING
Forever After Season 2 (LOVEBIRD)
RomantizmSetelah cinta mereka dirajut oleh sebuah ikatan suci pernikahan, maka kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi, seakan terus mengalir setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik saat Aldebaran dan Andin selalu bersama...