LOVEBIRD 23: Full of Love

1.5K 174 24
                                    

Hari-hari berlalu. Bulan demi bulan Andin lewati dengan perubahan perutnya yang kian waktu perlahan semakin membesar. Kini, usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke sembilan, alias mereka sedang gugup-gugupnya sekaligus tidak sabar menantikan hari persalinan yang tak lama lagi akan tiba.

Aldebaran dan Andin pun sudah banyak menyiapkan segala keperluan untuk buah hati pertama mereka. Baik dari baju-bajunya, tempat tidur mungilnya, dan segala pernak-pernik lucu lainnya. Berbulan-bulan lalu mereka sudah sangat antusias mempersiapkan segalanya. Bahkan Aldebaran sendiri sudah menyiapkan sebuah koper yang berisi pakaian Andin, pakaiannya sendiri dan beberapa perlengkapan bayi yang siap untuk diangkut ke rumah sakit jika tiba-tiba waktu melahirkan istrinya sampai.

Semua mereka persiapkan dengan sedeteil mungkin. Begitu semua sudah siap dan tersedia lengkap, mereka tinggal menunggu waktu persalinan itu tiba.

"Ma, Baskara sudah ngabarin mama kan?" Tanya Andin sambil memotong-motong kentang. Ia bersama mamanya kebetulan sedang sibuk memasak untuk makan malam mereka.

Ya, sejak sore tadi Andin memang sudah berada di rumah sang mama untuk makan malam kecil bersama sekaligus ia dan sang suami akan menginap. Sebab sejak menikah Andin sudah sangat jarang tidur di rumahnya itu dan menemani sang mama. Akhirnya karena mengerti perasaan rindu sang istri, Aldebaran pun berinisiatif untuk mengajak Andin untuk menginap di sana.

"Mengabari soal apa, Ndin?"

"Soal mereka yang katanya mau ada pertunjukan eksperimen di China."

"Oh ya? Nggak ada tuh Baskara bilang ke mama."

"Ckk, bener-bener itu anak." Decak Andin.

"Mungkin belum. Memangnya perginya kapan?"

"Katanya sih minggu depan. Dia sama salah satu tim di program studinya akan mengikuti eksperimen itu sekitar satu mingguan."

"Yaudah, nanti deh mama tanyakan langsung ke anaknya. Masa berita sebagus itu nggak dikasih tahu ke mamanya." Ujar Susan membuat Andin terkekeh.

"Sekalian marahin saja, Ma." Cetus Andin dan membuat keduanya tertawa.

//TING TONG!!//

Suara bel rumah berdering membuat Andin spontan melihat ke arah sumber suara yang cukup jauh darinya.

"Siapa itu?"

"Kayaknya Mas Al deh, Ma." Ujar Andin sambil mencuci kedua tangannya.

"Oh, yaudah kamu cepat bukakan pintu. Biar kerjaan kamu dikasih ke bibik saja. Mama sekalian mau mandi juga." Kata sang mama.

"Oke, Ma. Bik, titip sop-nya ya." Andin melepaskan celemek yang ia pakai sejak tadi.

"Baik, Non." Sahut wanita setengah tua yang menjabat sebagai asisten rumah tangga di sana.

"Jalannya pelan-pelan." Tegur Susan lagi saat melihat Andin yang entah secara sadar atau tidak terlihat melangkah buru-buru, sedangkan kondisi perutnya sudah cukup besar.

"Hehe, iya, Ma."

Andin tersenyum malu seolah sedang menertawai dirinya sendiri. Aneh sekali, padahal bertemu tiap hari ditambah akhir-akhir ini waktunya bersama lelakinya semakin banyak, tapi perasaan rindu seolah selalu bersarang setiap detiknya mereka berpisah. Apakah itu semua efek dari kehamilannya? Entah, ia tidak peduli.

//KLEEKK!//

"Hai." Andin menyapa dengan tersenyum malu-malu.

Benar saja, di depan pintu itu yang berdiri adalah Aldebaran. Wajah pria itu terlihat agak lelah dengan lengan kemeja hitamnya yang telah ia singsingkan hingga siku. Akan tetapi begitu melihat wanitanya menyambut kepulangannya dengan senyuman yang berbinar, segala rasa penat yang menderanya hilang entah kemana.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now