Part ini mengandung banyak dialog panjang, jadi author sarankan dibacanya pelan-pelan ya, biar mudeng, wkwk.
Happy reading, guys!
____________________________
Siang itu Aldebaran tiba dan memarkirkan mobilnya di halaman sebuah gedung apartemen. Ia mengenakan kacamata hitamnya kemudian berputar menuju pintu mobil di seberangnya. Pria itu tersenyum menyambut Andin yang keluar dari sana.
Aldebaran menautkan jemari salah satu tangan mereka untuk kemudian berjalan beriringan memasuki gedung tersebut. Tak bisa terelakkan. Keduanya terlihat sungguh serasi dengan perbedaan postur tinggi yang ideal. Outfit mereka pun senada. Aldebaran mengenakan kemeja linen putih sedikit kecoklatan serta celana chino hitam. Sedangkan Andin hanya mengenakan maxi dress dengan motif floral abstrak hitam-putih. Rambutnya dicepol simpel dengan kedua sisi yang menyisakan rambut dengan sedikit sentuhan gelombang.
Saat tiba di area resepsionis apartemen, Aldebaran menghentikan langkahnya yang diikuti oleh Andin. Andin menatapnya bingung, namun tidak bertanya. Pria itu sedikit mengedarkan pandangannya hingga berhenti saat melihat seorang pria yang sedang duduk manis sambil membaca-baca koran.
Aldebaran tersenyum miring dan melanjutkan langkah mereka memasuki sebuah lift. Sedangkan pria yang duduk manis itu rupanya mengamati dengan ujung matanya. Setelah memastikan pasangan tersebut masuk ke dalam lift, ia pun segera beranjak dari posisinya. Dipakainya sebuah kacamata hitam dan menuju salah satu lift yang berbeda.
Pria misterius itu memiliki wajah yang manis. Nampak seperti pria baik-baik yang itu artinya kemungkinan besar ia tidak memiliki rencana jahat berada di sana. Beberapa menit berselang, lift tersebut sampai mengantarkan pada lantai tujuannya. Ia keluar dari lift dan melangkah sedikit ke arah kanan, menuju salah satu pintu kamar apartemen. Kebetulan di lantai itu hanya terdapat dua nomor kamar, sehingga tidak sulit untuk ia mengidentifikasi tujuannya.
Tepat saat ia berdiri di depan pintu, pintu tersebut seketika terbuka seolah sedang dibukakan oleh seseorang. Tanpa menunggu lama, ia pun segera masuk.
"Selamat datang, Kama." Ucap Aldebaran yang menyambut pria tersebut.
"Terima kasih, Pak." Balasnya tersenyum simpul.
Aldebaran menuju ruang tengah apartemennya dimana di sana terdapat Andin yang sedang menata beberapa minuman di atas meja kecil yang telah mereka beli di luar sebelumnya. Sedangkan pria bernama Kama itu mengekori langkah Aldebaran.
"Nah, Kama, kenalkan, ini istri saya."
Andin tersenyum simpul melihat kedatangan tamu mereka itu. Sekilas Andin bisa melihat dari ujung kaki hingga kepala laki-laki itu, tidak ada gambaran sekali bahwa Kama adalah seorang agen rahasia atau detektif seperti yang sering ia tonton di film-film.
"Halo, saya Andin, istri Mas Al."
"Salam kenal, Bu Andin. Saya Kama."
Setelah keduanya saling berjabat tangan sesaat, mereka pun mengambil posisi untuk duduk. Andin kembali memperhatikan Kama. Melihat lelaki semuda Kama sudah berani mengambil risiko menjadi agen rahasia membuat Andin kembali mengingat penjelasan suaminya beberapa saat yang lalu saat mereka masih di perjalanan. Bahkan jika dilihat sekilas, Kama bisa jadi seumuran dengan adiknya, Baskara.
"Kamu pernah ketemu dia sebelumnya, Mas?" Tanya Andin melihat sang suami yang sedang fokus menyetir.
"Pernah, satu kali. Itu pertemuan pertama kami sebelum akhirnya saya langsung memerintahkannya untuk pergi ke Singapore."
YOU ARE READING
Forever After Season 2 (LOVEBIRD)
RomanceSetelah cinta mereka dirajut oleh sebuah ikatan suci pernikahan, maka kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi, seakan terus mengalir setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik saat Aldebaran dan Andin selalu bersama...