LOVEBIRD 38: Lari dari Masalah?

589 91 32
                                    

Tak lama setelah kembalinya Aldebaran ke apartemen bersama Andin, pria itu harus pergi lagi. Kali ini ia dijemput oleh asisten pribadinya, Tommy, untuk menunaikan pekerjaannya. Meski isi kepalanya tengah penuh dan terasa berat, Aldebaran tetap harus profesional. Nasib perusahaan besar itu ada di tangannya.

"Bapak sedang memikirkan apa?" Suara Tommy membuat Aldebaran melirik setelah sebelumnya hanya diam, tampak seperti melamun dengan pandangan mata kosong ke depan.

"Kenapa memangnya?"

"Maaf kalau saya lancang, Pak. Saya lihat akhir-akhir ini bapak seperti banyak pikiran. Apa bapak sedang ada masalah?" Tommy memberanikan diri untuk bertanya lebih lanjut, ambil tetap fokus pada kemudinya.

Aldebaran tersenyum simpul dengan pandangan kembali memperhatikan jalan. Satu sikunya terpangku pada pangkal kaca mobil di sampingnya.

"Siapa sih Tom, di dunia ini yang nggak punya masalah?" Tukas Aldebaran membuat Tommy menolehnya. Benar juga. Tapi bukan itu maksud pertanyaan Tommy.

"Iya sih, Pak."

"Ada yang merasa masalahnya kecil sekali seperti hujan gerimis. Tapi ada pula yang merasa masalahnya besar sekali seperti badai. Padahal mungkin masalah mereka sama." Kata Aldebaran dengan pandangan masih fokus ke depan. Tommy terdiam, mendengarkan.

"Kau tahu apa bedanya, Tom?"

"Apa, Pak?"

"Mindset dan sikap saat menghadapi masalah itu. Ada yang meratap dan berputus asa, tapi ada juga yang mampu menari menikmati badai. Itu yang sedang saya usahakan, Tom. Masalah saya tidak ada apa-apanya dibandingkan semua karunia yang Tuhan berikan pada saya selama ini." Tommy tersenyum mendengarkan penuturan atasannya itu.

"Bapak benar. Mau dengan tangisan atau ketegaran, masalah sepantasnya harus dihadapi. Tidak ada sikap yang salah dari keduanya. Yang salah hanyalah ketika lari dari masalah itu sendiri."

Aldebaran tercenung setelah mendengar perkataan Tommy. Lari dari masalah? Entah bagaimana bisa, Aldebaran tiba-tiba merasa tersindir dengan kata-kata itu. Ia jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah hal yang sedang ia usahakan itu adalah bentuk ketegaran atau justru ia sedang lari dari semua permasalahan di keluarganya?

Sepuluh menit berselang, Aldebaran dan Tommy telah tiba di gedung utama ARTMedia Grup. Tommy ikut mampir sejenak untuk membawakan berkas keperluan atasannya, sekaligus mengambil beberapa dokumen penting milik e-commerce yang ia urus untuk sementara waktu.

"Sepuluh menit lagi saya ada meeting di ruang meeting. Kamu letakkan berkas-berkas itu langsung di sana saja." Perintah Aldebaran sambil berjalan cepat menuju ke ruangannya. Tommy yang berjalan mengekorinya tampak mengangguk dengan patuh.

"Baik, Pak."

"Setelah itu kamu bisa langsung ke Prime-shop. Siapkan dengan matang untuk keperluan rapat pimpinan besok." Tambah Aldebaran.

"Iya, Pak. Saya akan laksanakan."

Saat di persimpangan koridor kantor itu, keduanya pun melangkah ke arah yang berbeda. Aldebaran meneruskan langkahnya ke ruangannya. Sedangkan Tommy melaksanakan perintah ke ruang meeting.

Sesampainya di depan ruang meeting itu, Tommy langsung membuka pintu tersebut. belum terlihat siapapun di sana, kecuali hanya ada Nickolas yang tampak sibuk dengan laptopnya.

"Selamat pagi Pak Nickolas." Sapa Tommy tersenyum sembari meletakkan berkas-berkas penting yang diperlukan bosnya di atas meja rapat. Nickolas yang menyadari keberadaan Tommy pun membalas dengan mengangguk seraya tersenyum simpul.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now