Setelah beberapa jam terlewati, kini tibalah menuju acara puncak dari resepsi tersebut sekaligus pertanda acara di malam itu akan berakhir. Setelah melakukan pemotongan kue pengantin yang berukuran besar secara bersama-sama, Roy dan Aurora kini akan melakukan prosesi pelemparan bucket bunga yang sedari tadi dibawa oleh Aurora.
Teman-teman mereka mulai berkumpul di depan panggung, terkhusus teman-teman mereka yang belum menikah, beberapa di antaranya para bridesmaid dan groomsman, kecuali Andin dan Aldebaran. Andin tampak berdiri di pinggir menyaksikan keseruan orang-orang itu, sedangkan Aldebaran tak nampak di sana.
"Hei, Andin." Seseorang tiba-tiba menepuk pelan pundak Andin. Andin refleks menoleh.
"Abang balik duluan yee." Orang itu adalah Hakim.
"Kok buru-buru, Bang?"
"Acara dah tamat, kan? Saya merasa sangat penat." Ujar Hakim sambil terkekeh. Andin tertawa.
"Abang nggak mau ikut rebutan bunga? Siapa tahu di sini dapat jodoh." Ledek Andin.
"Kau bergurau je." Hakim tertawa renyah.
"Ayo, Bang, sebelum pulang. Nggak papa seru-seruan aja." Rayu Andin.
"Hei, ini konyol sangat, Andin." Elak Hakim.
Semua sudah siap, ya! Suara MC acara mulai memberikan aba-aba untuk memandu sesi terakhir dari rangkaian acara resepsi tersebut. Di sana teman-teman kedua mempelai sudah tampak berkerumunan dan bersiap. Indah bergabung menuju paling depan sambil menarik tangan Daniel yang tampak sedikit keberatan untuk turut bergabung di prosesi itu.
"Indah, ini khusus buat perempuan. Gue nggak usah ikut, ya." Ujar Daniel.
"Ih, kata siapa? Itu banyak kok cowok-cowok yang ikut. Nggak papa." Balas Indah.
"Ya tapi saya nggak suka ikut yang beginian. Sudah, kamu sendiri saja, ya." Timpal Daniel, lalu melepaskan tangannya dari Indah dan langsung meninggalkan perempuan itu begitu saja di antara kerumunan tersebut.
"Daniel!" Seru Indah. Namun sedetik kemudian, ia biarkan saja pria itu pergi dan ia kembali fokus untuk menyambut lemparan bunga yang sebentar lagi akan dilayangkan.
"Ini permintaan adikmu, Bang." Andin masih berusaha membujuk Hakim untuk ikut dalam sesi lempar bunga tersebut.
"Oh, God!" Lirih Hakim, tak habis pikir dengan permintaan adiknya.
"Kau juga ikut?" Tanya Hakim.
"Ya nggak lah, Bang. Aku kan sudah menikah." Hakim terkekeh lalu menghela nafasnya.
"Baiklah." Hakim pun menuruti keinginan Andin meski dengan terpaksa.
"Nah, ini baru abang aku." Andin tersenyum sumringah, lalu sedikit mendorong tubuh Hakim untuk bergabung dalam kerumunan tersebut. sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Andin, Hakim pun bergabung dan mulai bersiap untuk turut menangkap bunga. Andin tertawa melihat raut wajah kakak sambungnya yang agak keberatan tersebut.
Sudah siap? Tiga... dua... satu! Setelah MC menyerukan hitungan mundurnya, Roy dan Aurora langsung melayangkan satu bucket tersebut dengan tubuh yang membelakangi para kerumunan teman-temannya yang sudah bersiap dengan tangan-tangan mereka yang menengadah ke atas.
"Aaaaa!!"
Seruan itu menggema untuk menyambut sebuah bucket itu. Bunga tersebut melayang dan sukses ditangkap oleh satu tangan yang nampak kekar dan sedetik kemudian disusul ditangkap oleh satu tangan lainnya. Tangkapan kedua tangan itu seolah datang bersamaan di antara puluhan tangan lainnya.
YOU ARE READING
Forever After Season 2 (LOVEBIRD)
RomanceSetelah cinta mereka dirajut oleh sebuah ikatan suci pernikahan, maka kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi, seakan terus mengalir setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik saat Aldebaran dan Andin selalu bersama...