Aldebaran dan Andin sudah tiba di rumah mereka beberapa saat yang lalu. Acara lamaran sekaligus pertunangan Daniel dan Indah berjalan dengan lancar dan meriah. Di acara tersebut juga disampaikan tanggal pasti pernikahan keduanya yang akan dilaksanakan tiga bulan lagi dari sekarang.
Aldebaran dan Andin berjalan perlahan menuju pintu kamar mereka untuk memastikan keadaan sang buah hati bersama oma-omanya. Andin sedikit membuka pintu kamar itu dan mengintip. Senyum manisnya terukir manis saat menyaksikan dua oma tersebut yang tertidur di sisi kiri dan kanan Elzio yang juga terlelap.
"Gimana?" Tanya Aldebaran di belakang Andin.
"Sudah pada tidur." Jawab Andin, berbisik.
"Oh, yaudah kalau begitu kita ke kamar bawah saja." Ujar Aldebaran.
"Tapi aku mau ngasih El ASI dulu. Kasihan kalau dia kelaparan."
"Yaudah, kita masuk." Ajak Aldebaran dibalas anggukan Andin.
Keduanya memasuki kamar dengan langkah pelan, sebisa mungkin tak menimbulkan bunyi saat melangkah agar kedua mama tersebut tidak terusik. Namun baru saja Andin ingin meraih Elzio, tiba-tiba Susan terbangun dan menyadari kehadiran mereka berdua.
"Eh, kalian sudah pulang." Susan mengusap wajahnya lalu mengambil posisi duduk dengan mata yang masih terlihat mengantuk.
"Ma, maaf ganggu tidurnya mama, ya?" Ujar Andin sambil menggendong putranya tersebut ke pangkuannya. Sedangkan Aldebaran hanya berdiri di hadapan mereka semua.
"Nggak, mama belum terlalu nyenyak juga. Kamu mau nyusuin El?"
"Iya, Ma. El pasti udah kelaperan. Dia rewel nggak, Ma?"
"Nggak sih, dia anteng dari tadi. Apalagi pas mama kasih kiwi, dia seneng banget, padahal asem." Cerita Susan membuat Andin terkekeh. Ia memperbaiki posisi Elzio di gendongannya agar bayi tersebut merasa lebih nyaman.
"Sayang, bukain resleting aku dong." Pinta Andin yang posisinya kebetulan sedikit membelakangi posisi Aldebaran.
Aldebaran pun menurut. Dengan sedikit menjongkok, pria itu meraih benda kecil yang melekat pada dress bagian belakang istrinya. Diturunkannya dengan mudah, hingga kulit punggung putih nan mulus milik Andin terpampang di depan matanya. Entah mengapa, Aldebaran meneguk ludahnya dengan susah payah saat melihat salah satu bagian tubuh istrinya yang begitu indah hingga membangkitkan hasratnya.
"Makasih." Ucap Andin sambil memberikan senyum manisnya pada Aldebaran. Aldebaran pun hanya mengangguk dengan sedikit gugup.
"Mama sama Mama Rossa nginap, kan? Nggak mungkin pulang dong, sudah larut malam begini?" Tanya Andin sambil memberikan produksi ASI-nya pada Elzio yang meski terpejam, namun tetap mampu merespon makanannya.
"Mama sama Mama Rossa tidur di kamar ini saja menemani El. Kasihan Mama Rossa sudah ketiduran nyenyak banget. Biar aku sama Mas Al tidur di kamar bawah." Lanjut Andin.
"Nggak papa kalian harus tidur di kamar bawah?"
"Nggak papa, Ma, iya kan, Mas?" Andin balik menatap Aldebaran yang tersenyum sambil mengangguk.
"Iya, nggak papa, Ma. Malah kamu berterima kasih sekali karena mama-mama sudah mau repot-repot bantu jagain El." Sahut Aldebaran.
"Ah, kalian ini. Orang cucu mama sendiri kok." Susan terkekeh.
"Yaudah, Ndin, Ma, saya ke bawah, ya mau ganti baju." Kata Aldebaran sambil mengusap pundak istrinya dan disusul mencium pipi anaknya yang tengah tenang menyusu.
"Iya, Mas. Bentar lagi aku menyusul, ya." Balas Andin.
"Iya, Al. Kamu pasti capek." Kata sang mama mertua.
YOU ARE READING
Forever After Season 2 (LOVEBIRD)
RomanceSetelah cinta mereka dirajut oleh sebuah ikatan suci pernikahan, maka kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi, seakan terus mengalir setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik saat Aldebaran dan Andin selalu bersama...