"Gue mau bilang sesuatu sama kalian." Ucap gue dengan raut sedih ke teman-teman gue.
"Lo kenapa,Mel. Lo sakit?" Ucap Amanda khawatir melihat keadaan gue yang ingin menangis.
"Kenapa Mel? Cerita sini sama gue." Ucap Shafa yang khawatir juga.
"Sebenernya dari kemarin gue sedih, karena gue. Hiks... Huaaaaaaa.... Gue mau nangiss.. ehh udah nangis sihh.." kata gue sambil nangis, gapapa kok gue nangis teriak teriak kali ini kita sedang main ke rumahnya Shafa.
"Oke, sekarang Lo tenang dulu. Tenang." Ucap Naura yang mencoba menenangkan gue. Gue udah agak tenang udah ga nangis lagi.
"Sekarang ayo cerita pelan-pelan." Lanjut Naura."Gue mau pi.. pin.. dah ke Netherlands.... Huaaa.. hiks... Hiks.... Hiks." Kata gue sambil terbata-bata karena menangis, gue sedih banget ngomong ini ke temen gue.
"Ga lucu banget candaan Lo." Ucap Naura kesal pada gue dikira gue ini bercanda.
"Nggak. Mana mungkin gue bercanda. Ini ga bercanda." Tukas gue meyakinkan.
"Terus Lo mau ninggalin kita kita dong, Mel." Kata Amanda sedih.
"Kok Lo jahat banget sih sama gue.. hikss... Huaaa..kok Lo tega." Ucap Shafa sambil menangis keras banget.
"Gue juga sebenarnya ga mau pindah kek gini. Gue juga sedih. Gue udah nyaman banget disini." Ucap gue seraya membaringkan tubuh di kasur milik Shafa.
"Terus, Lo kenapa pindah?" Tanya Naura pada gue, gue tau meskipun Naura paling cuek, tapi dia juga sedih kok, cuman ga nangis aja kayak Shafa. Gue yang sedang rebahan di kasur menatap Naura.
"Perusahaan bokap disana ada masalah." Jawab gue sebenernya.
"Kenapa lo ga disini aja, ya setidaknya sampai lulus lah.. kita kan udah janji mau ngerayain wisuda bareng." Ujar Amanda.
"Bokap nyokap ga ngijinin. Katanya gue bakal sendirian dan ngulah." Jawab gue.
"Sumpah. Ini kayak mimpi." Ucap Naura yang masih ga percaya lalu dia menyusul rebahan di samping gue.
"Ayolah kalian ini jangan sedih. Gue ini mau pergi ke Netherlands karena ada masalah, kalo masalahnya udah selesai gue bakal balik lagi kesini nyamperin kaleyannn." Ujar gue berusaha ga sedih di hadapan teman-teman gue, supaya mereka ga sedih juga.
"Hiksss...huaaa..tetep aja gue sedihhhhhhhh, kan kita udah barengan dari SD masa sekarang Lo pergi sihh.. hikss." Ucap Amanda sambil mengusap air matanya.
"Udah, Man. Ga usah nangis lagi muka Lo udah merah banget kayak tomat." Canda gue agar Amanda berhenti nangis, gue juga meluk Amanda.
"Huaa...hikss.hiks... gapapa deh Lo ngejek gue kali ini.. gini gini gue ga rela kalo Lo pergi." Ucap Amanda di pelukan gue masih nangis. Lalu gue melepas pelukannya dan mengusap air mata amanda.
"Udah deh, gausah sedih lagi. Mending kita happy. Nih makan jajanan ini mumpung Shafa traktir." Kata gue sambil memakan pizza yang sudah di depan gue.
"Ya kan gue baik. Nanti gue pesen pagi kalo kalian mau." Ucap Shafa, karena ini rumahnya Shafa jadi yang nyediain makanan sebanyak ini ya Shafa.
"Mel, trus kapan Lo berangkat ?" Tanya Naura pada Melisha.
"Mungkin, ga lama lagi deh. Gue juga gatau." Ucap Melisha sambil mengendikan bahunya.
"Nanti kalo Lo mau berangkat, bilang bilang ya ke kita. Kita mau nganterin Lo sampai ke bandara." Kata Amanda.
"Ya jelas dong ! Nanti kalian harus anterin gue." Ucap Melisha pada teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Mine
RomanceSejak bertemu dia aku mulai jatuh cinta, aku tergila-tergila padanya dan aku ingin mendapatkannya. Mungkin orang lain menganggap ku sebagai gadis bodoh atau gila yang mencintai om om. Tapi ya mungkin benar aku sudah gila karena terpesona dengan tamp...