6

1.3K 182 0
                                    

So Won terus memperhatikan tangan Tae Woo, ia teringat dengan delapan tahun yang mengerikan bersamanya.

Tangan So Won bisa saja patah saat ia melakukan Guide untuknya. 'Bagaimana jika tanganku patah dan hancur? bagaimana jika kutukan menjijikkan itu menular padaku?' di masa lalu pikiran-pikiran inilah yang So Won miliki sebelum memegang tangan Tae Woo dan sekarang kembali muncul di kepalanya.

"Tae Woo, maafkan aku, maafkan aku .... Jangan mati" terngiang kembali. Rasa ketika ia menyentuh tangannya yang kaku dan berlumuran darah di ruang operasi tampak begitu jelas.

Suara Tae Woo yang lembut menyadarkan pikiran So Won yang panik. Sebelum ia menyadarinya, So Won mendapati dirinya gemetar. Tangannya berubah menjadi putih pucat.

So Won bisa menebak seperti apa wajahnya sekarang tanpa harus bercermin. Ia mencoba menatap Tae Woo. Lelaki itu sedari tadi menatap So Won, namun segera menoleh untuk menghindari kontak mata dengan So Won.

Tatapannya tajam terasa seperti ingin menusuk jantungnya, ia merasa hatinya agak sakit.

Hari ketika Tae Woo meninggal di ruang operasi dan So Won kembali terbangun di ruang gawat darurat masih terbayang-bayang.

Segera setelah So Won mengunci niatnya untuk bertanggung jawab atas kematian Tae Woo, ternyata ia masih memandang Tae Woo seperti monster, merasa sangat takut padanya sehingga dia hampir tidak bisa menyentuhnya.

Apa yang akan Tae Woo rasakan, yang nyawanya melayang di ruang operasi, jika ia melihat pikiran dan isi hati So Won yang lebih buruk daripada kutukan merah tua yang menutupi seluruh tubuhnya?

So Won mulai memindahkan tangannya sambil merenung tentang dirinya sendiri, ia merasa sangat malu.

Dengan lembut So Won meletakkan tangannya ke atas punggung tangan Tae Woo yang sedari tadi masih berada di sandaran tangan.

Tae Woo bisa merasakan gelombang yang hangat datang, sedikit menyengat seolah-olah ada listrik statis di dalamnya.

Seketika sebuah energi tajam muncul. Gelombang Tae Woo berpacu dengan liar dan rasanya akan merobek-robek tubuh So Won.

Detik itu juga, tubuh So Won yang menelan langsung gelombang ganas itu, dengan cepat menjadi mati rasa seolah-olah ia telah lumpuh.

Memberikan Guide pada Tae Woo nyatanya masih terasa menyakitkan.

Namun, setelah So Won menyentuhnya, ia bisa merasakan adanya gelombang hangat sekaligus gelombang yang kuat.

Tidak terlalu sulit pikirnya, jadi mengapa So Won dulu terus berpikir kalau memberikan Guide pada Tae Woo sulit hingga akhirnya ia meninggal?

Hati So Won menjadi berat lagi saat memikirkan Tae Woo yang memejamkan matanya dalam kesepian.

So Won tiba-tiba penasaran dengan ekspresi apa yang akan ditunjukkan oleh Tae Woo. Apakah ia terkejut saat menerima Guide untuk pertama kalinya?

'Dia mungkin bahagia'

Namun, kedua gambaran itu tidak mudah dibayangkan karena Tae Woo tidak banyak memperlihatkan perubahan ekspresi, bahkan pada saat kematiannya sekalipun.

So Won menatap penuh ke arah tangan Tae Woo yang masih berada di bawah tangannya. Tae Woo terlihat sedikit bergerak dan diluar dugaan, Tae Woo perlahan-lahan ambruk dan matanya pun terpejam sempurna.

"Tae.. Tae Woo?!"

So Won terkejut dan tanpa sadar segera bangkit dari tempat duduknya, ia bergerak sangat cepat dan langsung memeluk tubuh bagian atas Tae Woo, yang hampir ambruk ke depan.

Para peneliti yang menyaksikan situasi tersebut juga terkejut dan bergegas masuk ke dalam laboratorium.

So Won dan para peneliti berusaha untuk membaringkan Tae Woo di ranjang darurat, dan dokter yang bertanggung jawab segera memeriksa kondisi Tae Woo.

[BL] THE GUIDE IS FIXING HIS REGRETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang