14

941 128 0
                                    

So Won membungkus tubuhnya di bawah selimut, ia tetap tidak bisa membuka atau menutup matanya dengan benar.

Tangan dan kakinya terasa dingin dan tubuhnya bergetar. Ia merasa dingin dan merasa seperti kembali ke ruang operasi yang dingin.

Rasanya seperti So Won sedang berbaring di ruang operasi tempat Tae Woo meninggal. Ia mengira tempat itu seperti penjara, karena ia terus merasakan bau darah di suatu tempat.

So Won melihat ke arah di mana kamar Tae Woo berada. Saat ia membuka pintu itu, dirinya teringat akan Tae Woo yang meninggal dengan lubang besar di perutnya.

Mungkin bau darah mengalir dari sana atau mungkin itu hanya khayalannya, dan sekarang ia masih di ruang operasi menggenggam tangan Tae Woo yang sudah tidak bernafas di tangannya.

Ketika So Won memikirkan tangannya yang dingin dan kaku, ia mendengar suara dering di telinganya.

So Won menutup telinganya dengan tangan yang gemetar, namun halusinasi yang tajam tetap menghantui So Won.

Di dalam ruangan yang gelap, tubuh mungilnya gemetar ketakutan sendirian. Ia meringkuk sambil menutupi dirinya dengan selimut, sementara matanya dipenuhi ketakutan.

Untuk meredakan rasa takutnya, So Won mencoba mengingat kembali kenangan indahnya.

Pesta perayaan dengan orang tuanya karena telah berhasil diterima di Asosiasi Esper, yang berjalan dengan penuh kegembiraan, dan juga Tae Woo yang masih bernafas.

Hal itu mengingatkan So Won pada saat ia tertidur ketika memberikan Tae Woo Guide di ruang pribadinya.

Anehnya, So Won tidak mengalami mimpi buruk ketika tidur di saat itu.

Alih-alih merasa cemas, So Won justru tidur dengan nyaman dengan mata terpejam dan duduk bersandar.

So Won bergumam, "Guide." Tentu saja Guide itu perlu.

Tapi bukan Tae Woo, melainkan So Won yang harus diberi Guide sekarang.

Itu adalah hal yang lucu untuk dikatakan. Ia bukan Esper, tetapi seorang Guide yang perlu diberikan Guide.

Dan hanya gelombang milik Tae Woo yang tampaknya mampu mengalahkan mimpi buruk So Won.

So Won mengecek waktu dengan menggeliat-geliatkan tubuhnya yang terbungkus selimut.

'Jam satu pagi, agak terlambat untuk mengunjunginya. Apa ia sudah tidur?' gumam So Won.

Ia membuka pintu dengan hati-hati dan memeriksa kamar Tae Woo di seberang ruangan.

Cahaya tidak dapat terlihat melalui celah di pintu, mungkin karena lampunya dimatikan. Ekspresi So Won menjadi muram.

So Won tidak percaya bahwa ia benar-benar terbangun. Namun, ia juga tidak bisa dengan mudah melupakan perasaannya gelisahnya ini. Ia kembali teringat ketika Tae Woo menjawab teleponnya pada pukul 4 pagi.

So Won, yang keluar dari kamar, mengendap-endap berjalan menuju pintu depan kamar Tae Woo.

Ia sudah berdiri lama, tetapi tetap tidak bisa mendengar apapun dari kamar Tae Woo. Kamar itu terasa sunyi.

Sepertinya karena kamarnya kedap suara, jadi meskipun ada suara di dalam, tidak akan diketahui dari luar.

So Won akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu. Ia mencoba mengetuknya pelan-pelan dan akan menyerah jika tidak ada jawaban.

So Won mengangkat tangannya yang ramping. Alih-alih mengetuk, suaranya terdengar seperti suara burung kecil yang tidak sengaja menabrak jendela.

Suaranya sangat kecil sehingga sulit didengar oleh orang yang terjaga sekalipun, tapi tentu saja Tae Woo bisa mendengarnya.

[BL] THE GUIDE IS FIXING HIS REGRETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang