So Won mengalami mimpi buruk lagi malam itu. Adegan di ruang operasi muncul lagi dalam mimpinya. Ia pikir sudah tidak apa-apa karena mengira tidak akan mengalami mimpi buruk saat dirinya tidur sebentar di kamar pribadi Tae Woo.
Pada akhirnya, So Won kembali membuka matanya tidak lama setelah tertidur.
Ketika So Won memikirkan Tae Woo, ia tidak setakut dulu lagi, dan ia pun tidur dengan nyenyak di kamar pribadi Tae Woo sambil bersandar di lengannya.
Tapi tetap saja, fakta bahwa Tae Woo masih sekarat dalam mimpinya tampaknya memiliki masalah yang lebih mendasar daripada rasa takutnya sekarang terhadap lelaki tinggi itu.
Apa karena rasa bersalah atas kematiannya? Atau, karena ketakutan yang samar-samar bahwa ia bisa kembali ke hari kematian Tae Woo kapan saja saat dirinya kembali ke masa lalu?
So Won teringat akan mimpinya. Ia mengira tidak akan mengalami mimpi buruk bersama Tae Woo. Kecemasan yang tidak diketahui itu akan hilang saat So Won melihat Tae Woo bernapas dan dalam keadaan hidup.
So Won menggenggam tangan Tae Woo siang tadi, ia menggenggam tangan kanannya dengan erat. Kehangatan itu terus terasa pada So Won.
So Won meraba-raba dalam kegelapan dan menemukan sebuah ponsel yang ia sembunyikan di bawah selimut.
Cahaya terang yang muncul saat So Won menekan layarnya sedikit menstabilkan matanya.
Si mungil menemukan nomor hp yang paling awal di kontaknya dan menekannya.
Saat So Won menekan tombol panggil, terdengar suara sambungan yang tidak asing. Baru saat itu So Won menyadari pukul berapa sekarang melalui layar.
"Ah..."
Pukul 4 pagi. Tidak peduli seberapa rajinnya seseorang, pasti sulit untuk tetap terjaga di jam seperti ini. So Won terlambat tersadar, sambungan telepon sudah terlanjur berdering.
So Won buru-buru mencoba menutup telepon karena ia takut teleponnya akan membangunkan Tae Woo, tapi sambungan teleponnya terputus.
So Won mengira bahwa teleponnya terputus, jadi ia memeriksa layar, tetapi telepon tidak terputus.
Waktu telepon secara bertahap bertambah, dengan kata-kata "sedang menelepon" mengambang di layar.
So Won merasa malu dan memegang erat ponsel di telinganya.
Di seberang telepon, hanya ada keheningan.
"Halo? Apakah sudah tersambung?" So Won berbicara dengan hati-hati.
"Lee So Won?" Suara pelan Tae Woo terdengar di telepon, yang sepertinya tidak akan mendengar jawaban.
So Won merasa lebih lega karena ia mendengar suara Tae Woo daripada gugupnya tadi karena Tae Woo menjawab teleponnya.
Meskipun So Won merasa cemas saat mengalami mimpi buruk, ia bisa tenang dengan cepat hanya dengan memastikan bahwa Tae Woo masih hidup.
Setelah So Won sadar, ia merasa menyesal telah menelepon di pagi buta seperti ini.
"Ya, benar, ini Lee So-Won... aku minta maaf karena menelepon Tae Woo selarut ini. Apa kamu sedang tidur?"
"Tidak, aku masih bangun." Sepertinya benar karena suaranya tidak serak.
Namun, suara So Won penuh dengan rasa kantuk.
So Won diam-diam merasa malu dan menghangatkan suaranya.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Tae-Woo.
Ya, sesuatu telah terjadi. So Won bermimpi buruk bahwa Tae Woo akan mati. Dan alasannya menelepon Tae Woo adalah untuk memastikan apakah hal itu benar-benar terjadi, tapi tentu saja So Won tidak bisa mengatakan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] THE GUIDE IS FIXING HIS REGRETS
RomanceSowon sudah memutuskan bahwa ia akan memperlakukannya layaknya manusia bukan seperti monster. Sowon terbangun dan menjadi Guide tingkat A. Namun yang menjadi pasangan Espernya adalah "Monster" bernama Kang Tae Woo, yang tidak pernah mendapatkan angk...