Barra menaruh helmnya di meja depan lalu duduk di sofa ruang depan. Dia mengacak rambutnya frustasi dan berdecak kesal.
"Duh, panas banget!" Setelah pulang dari rumah orang tuanya di Semarang, mendadak suasana hati Barra menjadi buruk. Pasalnya, ia pulang hanya untuk mendengarkan pertanyaan klasik 'kapan nikah?'. Ya Tuhan, dia baru saja mengakhiri pendidikan di bangku kuliah tahun ini.
Barra menginap di Semarang untuk satu minggu dan baru saja sampai di kos sekarang. Matanya menyipit begitu melihat seorang gadis dengan seragam SMA memasukki rumah kos dan menampilkan senyum ceria padanya. "Eh, nyari siapa lo?" tanya Barra galak membuat gadis berseragam SMA yang tak lain dan tak bukan adalah Aruni, mengernyitkan kening heran.
Siang panas begini, ada bocah SMA yang main masuk sembarangan ke kos dan membuat pemandangannya menjadi rusak. Barra bangkit mendekati Aruni lantas bertanya, "Ngapain lo di sini, Cil?"
"Justru aku yang nanya, kamu ngapain di sini?"
Eh eh eh, Barra mengerutkan keningnya. Tidak sopan sekali bocah ini. Ya ampun, ini anak masih bau kencur, sok banget.
"Apa lihat-lihat!" Aruni memasang tampang tergalak menurutnya dan segera naik ke atas kamarnya, melewati Barra yang hanya berdiri diam.
Penghuni baru, sialan. Belum tau aja gue paling sepuh di sini. Barra berteriak dalam hatinya bangga atas pencapaian menjadi yang paling sepuh di kos ini karena ia sudah tinggal empat tahun di sini. Sebenarnya, ia mau pulang ke Semarang, tapi beberapa alasan membuatnya memilih tinggal di sini, setidaknya sampai ia dapat kerja.
Sekarang Barra sedang duduk di ruang depan dan menonton televisi. Malam-malam begini, ia bosan sekali dan yang bisa ia lakukan adalah mengirim pesan kepada pacarnya sambil menonton televisi. Matanya yang dari tadi fokus ke televisi, kini beralih ke Aruni, si penghuni baru yang sedang menuju dapur. "Eh, anak baru, sini lo!" Segera Barra meneriakinya.
Aruni hanya melirik malas dan menuju ke Barra. "Apaan penghuni baru, aku tuh udah tinggal di sini enam hari. Enam hari!" Aruni menekankan kata 'enam' sembari menunjukkan lima jari di tangan kanannya, dan satu jari jempol di tangan kirinya.
"Yaelah, baru juga enam hari, gue nih, empat tahun!" Barra menyebutkan kata empat tahun dengan sombong lantas memasang wajah kemenangan.
"Eh, Kay, lo mau ke mana?" Tak mempedulikan Aruni, Barra memanggil-manggil Kayla yang baru saja turun dari tangga dengan memakai cardigan merahnya dan bisa Barra tebak, Kayla mau pergi ke luar untuk membeli makanan.
Kayla, begitu mendengar panggilan menyebalkan Barra, ia pun berhenti. "Mau beli." Hanya menjawab singkat, Kayla pun bergegas meninggalkan Barra, tapi Barra menahannya.
Aruni yang mendengar itu pun menghampiri Kayla dan Barra. Begitu ia dengar bahwa Kayla mau membeli, ia juga mau ikut. Enam hari di sini, Aruni sudah mengeksplor beberapa tempat di sekitar rumah kosan ini, tapi dia tetap saja mau ikut bersama Kayla karena dia ingin tahu di mana tempat favorit Kayla untuk makan. Enam hari di sini, Aruni tak terlalu akrab dengan Kayla, dia hanya akrab dengan Farhan, tapi Farhan kan sibuk kerja.
"Kak Kayla, ikut dong. Aku juga pengen keluar nih."
Barra menatap bingung gadis yang bahkan ia belum ketahui namanya ini. "Heh, lo kalau sama Kay sopan, ya. Sama gue, boro-boro manggil Kak. Lo anak mana, sih?"
"Anak ayah sama bunda." Aruni menjawab sambil menjulurkan lidahnya membuat Barra semakin kesal, sementara Kayla hanya tertawa melihat interaksi mereka. Mereka bahkan belum saling berkenalan.
"Yaudah, yuk." Kay mengiyakan permintaan Aruni dan keluar bersama. Sementara itu, Barra benar-benar terlihat kesal karena ia malah dikacangi.
"Woi, Kay, jangan jutek-jutek, entar cantiknya ilang." Kembali mengeluarkan kata-kata basinya, Barra pun tersenyum manis, tetapi Aruni malah berlagak jijik ingin muntah dan Kayla malah menatap datar tanpa ekspresi.
![](https://img.wattpad.com/cover/341287602-288-k458938.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Huru-hara Satu Atap
Teen FictionDapat teman kos kayak keluarga sendiri? Well, mereka lebih dari teman kos. Mari berkenalan dengan Henry si paling jahil, Kayla yang tak suka basa-basi dan introvet tingkat dewa, Aruni si polos dan anak mami, Farhan pekerja keras yang sayang adik, d...