#3

150 20 2
                                    

"Keiji-kun, kita sudah sa-"

'Akaashi ketiduran ya? ternyata dia beneran capek..' batin Bokuto yang melihat Akaashi tidur dengan pulas.

Bokuto keluar dari mobil dan membuka pintu yang berada di samping Akaashi lalu menggendong Akaashi ala bridal style.

Bokuto menyalakan lampu yang ada di rumahnya, tidak lupa menaruh Akaashi di kamar, setelah itu Bokuto memutuskan untuk ke kamar melihat Akaashi yang masih tertidur dengan pulas.

Bokuto perlahan menaikan tangannya dan mengelus surai hitam lembut milik Akaashi.

"Lembut.." gumam Bokuto, Akaashi yang mendengar suara Bokuto yang ada di sampingnya terbangun dan melihat kearah Bokuto.

"Bokuto-san..?" Gumam Akaashi.

"Maaf, Keiji-kun kebangun karna suaraku ya? Maaf aku lupa kalau kamu sensitif terhadap suara saat sedang tidur" ujar Bokuto lalu mencium kening Akaashi.

"Ah tidak apa Bokuto-san, aku ingin bersih bersih dulu, Bokuto-san ingin makan malam apa? Biar ku buatkan"

"Ga usah Keiji-kun. Pasti kamu lelah kan? Sehabis bersih bersih langsung tidur saja"

"Baiklah.."

.
.
.
.
.

Bokuto mendekat kearah Akaashi yang sedang membenarkan bajunya dan mencium Akaashi sejenak dan mencubit pipi Akaashi.

"Keiji-kun? Pipimu lebih besar dari dulu? Apa Keiji-kun tak pernah pergi ke gym?" Tanya Bokuto, Akaashi yang mendengar itu hanya bisa tertunduk diam.

"Keiji-kun?.. jangan sedih, kita bisa pergi ke gym minggu depan!" Ujar Bokuto sambil menggendong Akaashi ke kasur.

"Yang pasti Keiji-kun harus istirahat! Kamu terlihat lelah"

"Aku bisa jalan sendiri Bokuto-san..."

Bokuto mendudukan Akaashi di pinggir kasur dan ikut duduk di sampingnya.

.
.
.
.
.

Bokuto yang tiduran di samping Akaashi sedang menatap kearah langit langit kamarnya, Akaashi yang sedang fokus melihat hpnya tiba tiba terkejut melihat hpnya yang di ambil oleh Bokuto.

"Kamu sedang chatan dengan siapa? Terlihat asik, elus kepala ku saja!!" Ujar Bokuto lalu menarik tangan Akaashi ke kepalanya dan mulai mengelus kepalanya dengan tangan Akaashi.

"Hahahah, baiklah maaf Bokuto-san." Ujar Akaashi lalu berhenti mengelus rambut Bokuto dan mencium bibir Bokuto sejenak.

Saat Akaashi ingin melepas ciuman itu bokuto menahan kepala Akaashi agar memperdalam ciuman mereka, tangan Bokuto masuk kedalam baju Akaashi dan mengelus perut Akaashi dengan pelan lalu melepas ciuman itu.

"Perutmu tak seperti dulu, lebih berisi? Ikut dengan ku pergi ke gym Keiji-kun!!"

"Pekerjaan ku terlalu banyak Bokuto-san, sampai sampai aku lupa berolahraga, mungkin saat aku sedang tidak sibuk" ujar Akaashi yang mulai menidurkan kepalanya di bantal.

"Keiji-kun ga marah kan karna ucapanku?" Tanya Bokuto lalu memeluk Akaashi dari belakang.

"Tidak Bokuto-san, aku tak marah kepadamu."

"Lalu Keiji-kun kenapa??"

"Lupakan dan segera tidur, Bokuto-san."

08.32  |  4 Desember.

"Bokuto-san mau kemana pagi pagi begini?" Tanya Akaashi yang melihat Bokuto selesai mandi.

Bokuto mengabaikan Akaashi lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Akaashi.

"T-tunggu Bokuto-san!" Ujar Akaashi sedikit ragu.

"Ada apa Akaashi?"

"Apa aku melakukan kesalahan pada Bokuto-san?" Tanya Akaashi yang heran melihat tingkah bokuto pagi ini.

"Tidak, kamu tidak melakukan kesalahan apapun, Akaashi. Jadi tolong lepaskan tanganku." Ujar Bokuto dengan wajah datar.

Akaashi melepas genggaman tangannya dari Bokuto, perlahan Bokuto keluar dari rumahnya dan Akaashi yang masih menundukan kepalanya berfikir apa yang ia lakukan kepada Bokuto

"Padahal aku tak tau salahku dimana.." gumam Akaashi lalu berusaha bersifat seperti biasa.

Kelebihan takaran saat mencuci

melamun

menjatuhkan banyak barang

Bahkan memasak saja gosong.


Akaashi yang merasa bahwa dirinya tak fokus hanya bisa mengambil novel yang dibelikan Bokuto dan membacanya.

Akaashi bahkan tak bisa fokus walai sedang santai. Akaashi yang merasa bosan memutuskan pergi keluar.

Akaashi pergi ke supermarket untuk membeli cemilan. Saat sedang mencari cemilan favorit Bokuto, Akaashi melihat Bokuto sedang berbicara dengan perempuan lain.

Yukie Shirofuku.

'Bokuto-san..? Mengapa ia terlihat senang berbicara dengan Yukie-san?' batin Akaashi sambil melihat mereka berdua.

'bahkan Bokuto-san, tertawa..?'

"Ah, Akaashi..! Sini berbicara sebentar, atau mau pergi ke sebrang? Kebetulan ada tempat karaoke disana" Yukie yang melihat Akaashi langsung bersemangat.

"Ah tidak dulu, Yukie-san.. kalian bicara saja berdua, aku masih ada kegiatan lain.." ujar Akaashi sambil mundur beberapa langkah lalu membungkukan badannya dan pergi ke kasir untuk membayar cemilan tersebut.

'Ayolah Keiji, Bokuto-san tak akan selingkuh darimu.'

'atau mungkin iya?'

.
.
.
.
.

Jam menunjukan pukul 20.26, Bokuto masih belum pulang, makanan yang telah dibuatkan untuk Bokuto dari Akaashi telah dingin.

Beberapa menit setelah Akaashi memasukan makanannya di dalam kulkas, pintu rumah dibuka Bokuto.

"Bokuto-san, dari mana saja? Aku khawatir padamu..! Makanannya sudah dingin, atau Bokuto-san mau makanannya aku panaskan lagi..?"

"Diam Akaashi. aku sudah makan diluar bersama Kuroo."

Akaashi yang mendengar itu hanya bisa menahan tangisnya sambil menunduk, makanannya tak di makan, mungkin akan ia panaskan nuntuknya besok.

"Tidak biasanya Bokuto-san seperti itu, aku harus minta maaf kepadanya besok.." gumam Akaashi lalu mengusap bawah matanya yang basah dan pergi ke kamar tamu agar tidak menganggu Bokuto.

.
.
.
.

Akaashi sudah tertidur, dan Bokuto? Tentu saja menyelinap pergi ke dapur. Untuk memakan makanan Akaashi, walau sudah dingin Bokuto tak mempedulikannya dan tetap melanjutkan makannya sampai akhir.

Ga lupa juga cuci piring pastinya.

'apa aku membuat Keiji-kun terlalu sedih? Semoga saran Yukippe bisa membuat Keiji-kun senang'

Akaashi negatif thinking itu langka harusnya ya..🥰

836 words
Mikora3 04/07/23

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang