#20

94 9 0
                                    

"Keiji"

"I-iya, kaa-san..?"

"Keluar. Dari keluarga ini."

Deg.

Jantung Akaashi rasanya ingin lepas dari tempatnya, seketika badan Akaashi terasa lemas, ia tak mampu untuk mengeluarkan suaranya saat ini.

Akari berjalan keluar dari kamar inap Akaashi, seolah olah tidak mengenal Akaashi sekaligus melupakan permasalahan yang baru saja terjadi, Bokuto ingin menyusul Akari namun langkahnya terhenti karna Akaashi memegang tangannya.

"Tidak perlu, Bokuto-san.."

"Tapi- Akaashii!"

"Sungguh, aku tidak apa apa, sekarang duduk disampingku saja.."

"Huh baiklah.."

.
.
.
.
.

"Akaashii"

"Ada apa Bokuto-san?"

"Kenapa dari tadi mendung.. padahal aku ingin membawamu keluar!!" Rengek Bokuto, ia menaruh kepalanya di kasur Akaashi menandakan bahwa ia bosan.

"Kau bosan?"

"Iya Akaashii"

Akaashi yang awalnya tiduran berusaha untuk mengganti posisinya menjadi duduk, lalu mencium kepala Bokuto yang masih berada di kasur rumah sakit.

Bokuto reflek menegakan tubuhnya saat kepalanya di cium oleh kekasihnya, Akaashi yang melihat Bokuto kaget lebih memilih untuk mentertawakan Bokuto.

"Hey Akaashi! Itu tidak lucu tau.."

"Hahah, maafkan aku Bokuto-san, kau bilang bosan kan? Aku juga sedang butuh hiburan, jadi aku mengerjaimu.." ujar Akaashi lalu mengelus kepala Bokuto dengan tangan kirinya.

Cup.

Bokuto mendekat kearah Akaashi lalu mendaratkan kecupan kecil di bibir kering Akaashi.

"Bibirmu kering, Keiji-kun" ujar Bokuto lalu mengelus bibir bagian bawah milik Akaashi, Kering, pucat, terkelupas, kurang lebih seperti itu keadaan bibir Akaashi.

"Tidak apa, Bokuto-san."

"Bagaimana tidak apa?"

"Sungguh, itu bukan masalah kecil. Yang menjadi masalah kepalaku masih sakit."

"Keijii, istirahat saja kalau begitu.."

"Nanti kau sendirian, Bokuto-san.."

"Tidak apa!! Aku akan menemanimu" ujar Bokuto lalu membantu Akaashi untuk tidur.

Rambut halus Akaashi di elus oleh Bokuto, sekali Bokuto mencium kening Akaashi, mencoba untuk menidurkan kekasihnya.

Tak membutuhkan waktu lama, Akaashi tertidur. Bokuto melihat kearah Akaashi tersenyum karna berhasil membuat Akaashi tertidur.

'dingin, dan tngannya masih memegang tanganku..'

'tidak mau lepas ya, Haha kau imut, Keiji-kun.' ujar Bokuto sembari mengelus punggung tangan kiri Akaashi.

Bokuto mendekatkan wajahnya kearah bibir Akaashi, lalu mengecupnya dengan pelan, tangan Akaashi mulai merenggang dari sebelumnya, Bokuto kembali duduk dan terus mengelus punggung tangan Akaashi.

.
.
.
.
.

19.52

Saat Akaashi baru saja mendapat makan malamnya, Akaashi menatap makanan itu dengan malas, seperti tidak berniat untuk makan, nafsu makannya sangat menurun.

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang