#2

202 17 0
                                    

"Terimakasih Kenma-san.." ujar Akaashi sambil membungkukan badannya kearah Kenma.

"Gak perlu pake bahasa baku, kita bahkan saling mengenal sejak sma bukan?" Tanya Kenma sambil sedikit tersenyum.

"Iya, kamu benar, kenma?" Ujar Akaashi sedikit ragu, Kenma hanya tertawa mendengar Akaashi ragu memanggil namanya.

"Hahahah, tak perlu ragu memanggil namaku Akaashi."

"Jadi ayo ikut denganku." Ujar Kenma sambil menarik tangan Akaashi.

"E-eh?"

Kenma menarik tangan Akaashi keluar cafe, Bokuto melihat itu bertanya kepada Kuroo alasan Kenma membawa Akaashi ke luar.

"Hey, Kuroo, kemana Kenma akan membawa Akaashi pergi??" Tanya Bokuto dengan nada sedikit tidak enak.

"Gue suruh buat nemenin Akaashi, lo ga keberatan kan?" Tanya Kuroo yang melihat kepergian kekasihnya dan Akaashi.

"Hmm... Baiklah tapi tumben Kenma mau ikut bersamamu pergi?"

"Ah itu.."

Flashback

"Kittenn~" ujar Kuroo dengan manja.

"Ada apa Kuroo, jangan sampai kau mengganguku bermain game."

"Hey, menang kalah pada game sudah biasa kan? Tatap mataku setidaknya saat berbicara denganku atau orang lain!" Tegas Kuroo kepada Kenma.

"Baiklah, apa maumu?"

"Temanmu sebentar lagi bertambah usia, apa kau lupa??!"

"Akaashi?"

"Tentu saja! Siapa lagi?"

"Iya juga.."

"Kitten, kau ikut denganku pergi bertemu Bokuto di cafe"

"Gamau, aku terlalu malas Kuroo.."

"Seluruh gamemu akan kusita selama sebulan, Kozume Kenma." Tegas Kuroo, Kenma yang mendengarnya hanya bisa memeluk Kuroo sambil mengatakan tidak.

"Hahah kamu terlalu lucu kitten, ayo siap siap."

"Baiklah.."

Flashback off

"Kurang lebih gitu sih"

"Harusnya kau tambah tak boleh main bersama muridku!"

"Chibi-chan? Iya juga ya, tapi gue gamau dia ngambek sebulan"

.
.
.
.
.

"Bokuto-san, Kuroo-san, maaf membuat kalian menunggu.." ujar Akaashi kepada mereka.

"Mm, Akaashi? Ayo balik.."

"Hey padahal kita belum banyak bersenang senang bukan?" Tanya Kuroo sambil merangkul pundak Bokuto.

"Eh, sepertinya Akaashi dan Kenma kelelahan, aku dan Akaashi duluan ya, mungkin lain kali saja.!" Ujar Bokuto sambil menarik tangan Akaashi untuk keluar dari cafe.

"Eh? Bokuto-san..."

"Ada apa, Keiji-kun?"

"Biasanya Bokuto-san akan semangat bertemu dengan Kuroo-san, kenapa sekarang cepat cepat pergi?" Tanya Akaashi kepada Bokuto.

"Aku melihatmu sepertinya kelelahan, lagian ini sudah sore dan jalannya lumayan jauh, aku takut kamu tak bisa bekerja dengan baik." Jelas Bokuto sambil membuka pintu mobilnya.

"Bokuto-san.. terimakasih, tapi besok aku libur.." Bokuto yang malu hanya bisa menutup pintu mobilnya dan berlari kearah pintu lainnya.

"Sepertinya Bokuto-san malu" ujar Akaashi sambil tertawa pelan melihat Bokuto yang malu.

Pintu mobil terbuka memperlihatkan Bokuto yang mulai masuk kedalam mobil dan menyalakan mobilnya.

"Bokuto-san, pipimu sedikit merah, ada apa?" Tanya Akaashi dengan polosnya.

"Hey ayo lah Keiji-kun jangan begitu.."

"Hahah, iya maafkan aku Bokuto-san.." ujar Akaashi sambil mengelus surai lembut milik Bokuto.

"Keiji-kun.."

"Iya Bokuto-san?"

"Kita sudah lama berpacaran bukan? Kenapa kamu masih menggunakan bahasa yang baku ketika berbicara denganku?"

"Bunda menyuruhku untuk berbicara sopan didepan semua orang, begitu juga didepan Bokuto-san.."

"Heyy ayo lahh" ujar Bokuto-san yang mulai menyetir mobilnya.

"Baiklah akan aku coba, Bokuto-san.." ujar Akaashi sambil melihat kearah jalanan di depannya.

Perlahan tangan kanan Akaashi di genggam oleh tangan kiri Bokuto, Akaashi hanya bisa tersenyum dan bokuto sangat senang bisa melihat Akaashi tersenyum.

Hehehehe..
Double up?

517 words
Mikora3 04/07/23

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang