"Terimakasih Tsukishima, Yamaguchi.." ujar Akaashi lalu membungkukan badannya.
Akaashi masuk kedalam rumahnya, dan melihat kearah Bokuto yang tertidur di sofa. "Sepertinya Bokuto-san kelelahan, apa harus ku bangunin?" Gumam Akaashi menghampiri Bokuto yang tertidur pulas lalu mengelus kepala Bokuto.
Perlahan Bokuto terbangun oleh elusan dafi Akaashi. "Akaashi? Kau sudah pulang?" Ujar Bokuto lalu mengusap matanya dan duduk di sofa.
"Sepertinya kau benar benar kelelahan. Bagaimana di Msby?"
"Ternyata Atsumu dan Sakusa masuk kesan juga!" Ujar Bokuto kembali bersemangat.
"Jangan teriak, Bokuto-san."
"Ah iya maaf Akaashi"
"Sudah, Bokuto-san.. masuk ke kamar dan segera tidur. Aku ingin mandi dulu"
"Apa kau serius? Mandi jam setengah 10 malam? Tidak Akaashi! Itu akan berdampak buruk untukmu, ganti baju saja lalu tidur."
"Kumohon Bokuto-san, badanku lengket" ujar Akaashi menolak perkataan Bokuto.
"Akaashii!!" Akaashi meninggalkan Bokuto yang masih diam di depan pintu kamar.
"Huft, semoga tidak susah membujuk Bokuto-san nanti." Gumam Akaashi lalu membuka pintu kamar mandi.
.
.
.
.
.Akaashi masuk kekamar dan melihat kearah Bokuto yang sudah tertidur, Akaashi menghela nafas lega lalu duduk di samping Bokuto.
Saat Akaashi duduk disamping Bokuto, Akaashi terkejut saat Bokuto menarik bajunya secara halus. "Bokuto-san, tolong jangan membuatku terkejut." Pinta Akaashi.
"AKAASHII AYO TIDUR!" Kata Bokuto yang menyembunyikan wajahnya di selimut.
"Iya baiklah Bokuto-san." Akaashi tak ingin Bokuto ngambek, jadi ia menuruti perintah Bokuto lalu menaruh bukunya di meja kecil disebelahnya.
Bokuto memeluk Akaashi yang berada lebih atas darinya, Bokuto dapat dengan jelas mencium wangi badan Akaashi. Sepertinya Bokuto akan minta berposisi tidur seperti itu, lagi, lagi dan lagi.
"Akaashi! Aku sangat menyukai wangi badanmu." Ujar Bokuto tiba tiba, perkataan yang di lontarkan Bokuto membuat Akaashi tersipu malu.
"Akaashi?" Tanya Bokuto.
"Ah iya Bokuto-san..?"
"Huft, lupakan!" Ujar Bokuto lalu menengelamkan wajahnya di dada Akaashi, sepertinya ia masuk ke emo modenya kembali.
'dan, emo modenya kembali..' batin Akaashi yang benar benar pasrah menghadapi moodnya Bokuto.
.
.
.
.
.Akaashi bangun lebih pagi untuk masak sarapan, beberapa saat setelah Akaashi masak, ia mendengar suara pintu kamar terbuka.
"Akaashii?" Ujar Bokuto dengan pelan.
"Ada apa Bokuto-san?" Tanya Akaashi yang berusaha menghampiri Bokuto.
"Apa yang kau masak?" Tanya Bokuto.
"Nanohana no Karashiae Bokuto-san.."
"Akaashi lupa aku tidak suka makan lobak?" Ujar Bokuto yang menatap Akaashi dengan wajah tidak senang.
"Aku tau Bokuto-san"
"Lalu kenapa kau masak Nanohana no Karashiae?:(" Kata Bokuto yang menghampiri Akaashi yang berbeda beberapa meter darinya.
"Hanya kepikiran untuk memasaknya, lagian rasanya enak Bokuto-san.."
"Enak karna itu makanan favoritmu!" Kesal Bokuto, Akaashi mendekatkan wajahnya ke telinga Bokuto.
"Agar kau tau bahwa nanohana no Karashiae enak." bisik Akaashi tepat di telinga Bokuto lalu memundurkan wajahnya dan mengecup pipi Bokuto.
"Cobalah dulu Bokuto-san "
"Huh baiklah.." ujar Bokuto lalu pergi ke meja makan bersama Akaashi.
"Say Aaaa" ujar Akaashi sambil memegang sumpitnya yang berisi lobak rebus.
Bokuto mengikuti ucapan Akaashi lalu sumpit perlahan masuk kedalam mulut Bokuto, Bokuto mulai mengunyah, Akaashi sedang menunggu perkataan apa yang akan di ucapkan Bokuto.
"Bagaimana, Bokuto-san?" Tanya Akaashi setelah melihat Bokuto menelan lobak rebus itu.
"Akaashi, enak!" Ujar Bokuto lalu mendekatkan dirinya ke Akaashi.
Cup
Sebuah kecupan kecil mendarat di bibir Akaashi.
"Kalau begitu suapi aku sampai selesai!" Pinta Bokuto.
"Hahaha, baiklah.."
529 words
Mikora3, 06/07/23
KAMU SEDANG MEMBACA
i'll spend my last breath for you.
Fanfiction"dia yang tiba tiba menciumku Bokuto-san! Percayalah denganku." "Pembohong, aku akan lebih baik jika menginap di asrama!" Semenjak Bokuto masuk tim msby black jackals, hubungannya dengan Akaashi semangkin merenggang, sampai suatu saat Akaashi menge...