#11

89 9 0
                                    

"Tadi macet banget woi, harusnya naik kereta aja. Sekarang cafenya hampir penuh sama orang kantor makan siang" keluh Oikawa.

"Lu pulang naik kereta mau? Gue tinggal" ujar Kuroo lalu masuk kedalam cafe.

"Jangan d- loh bok, itu Akaashi gasih?" Tanya Oikawa yang melihat pria bersurai hitam sedang bersama perempuan.

Bokuto yang masih melihat kedepan langsung menoleh kearah yang di tunjuk Oikawa, dan benar itu Akaashi. Namun hal yang ia lakukan adalah.

Dicium oleh seorang perempuan.

Hati Bokuto seperti di remuk remukan oleh pemandangan buruk tersebut, Bokuto ingin menghampiri Akaashi namun di halang sama Kuroo.

"Dia bukan orang yang suka main di belakang, kau harusnya tau itu. Lebih baik pergi ke cafe lain.

"Ta-"

"Bokkun, lebih baik keluar dari cafe ini, itu adalah-"

"Suzumeda Kaori."

Bokuto kaget, itu adalah perempuan yang menganggu Akaashi karna obsesinya yang berlebihan, lancang sekali Suzumeda mencium kekasihnya.

"Ah, kalian benar. Ayo pergi ke cafe lain." Ujar Bokuto lalu keluar cafe itu mendahului teman temannya.

'loh si Akaashi-' batin Terushima sambil melihat kearah Akaashi.

"Lu ngapain masih diem disitu? Ayo" kata Oikawa, Terushima menghampirinya lalu mereka mencari Cafe terdekat disana.

Terushima dan Oikawa berada di belakang yang lain, Terushima yang berusaha untuk menjelaskan sesuatu selalu terpotong oleh Oikawa.

"Itu udah jelas banget Ter." Bisik Oikawa karna tidak ingin di dengar Bokuto.

"Lu belum liat sepenuhnya kan? Gue tadi liat loh!" Kesal Terushima.

"Liat apaan?" Tanya Atsumu lalu menengok kearah Terushima dan Oikawa.

"Eh l-"

"Liatin orang pacaran tadi si Teru, kepengen dia" kata Oikawa yang menutup mulut Terushima.

.
.
.

"Bokkun, lo gapapa kan?" Tanya Atsumu yang membuat ia di pukul oleh Oikawa.

"Aduh"

"Gimana ga kenapa napa coba!" Kesal Oikawa.

"Yakan mastiin doang cok" balas Atsumu.

"Udah udah, Ter lu ngapa diem bae?" Kuroo yang melirik kearah Terushima yang melihat jendela mobil terus.

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh, Bokuto yang galau lo yang bengong" kesal Kuroo.

"Mabok ac mobil gue"

"Kenapa gak ngomong, nih" ujar Kuroo sambil memberi minyak kayu putih.

"Makasih dah" kata Terushima lalu membuka tutupnya.

.
.
.
.
.

Bokuto pulang sore saat ia selesai bermain bersama temannya, Bokuto lebih memilih untuk bersih bersih dan menonton tv.

Jam menunjukan pukul 19.37, Akaashi yang melihat Bokuto langsung menghampirinya. "Bokuto-san, sudah makan?"

"Akaashi, apa yang kau lakukan saat sedang jam makan siang?" Bokuto memberi tatapan seriusnya kepada Akaashi.

"Makan siang di cafe?" Heran Akaashi.

"Bersama siapa?"

"Sendiri, Bokuto-san.."

"Jujur."

"Aku benar benar sendiri!"

"Kau bersama Kaori kan??!" Kesal Bokuto yang melirik Akaashi yang sedang keheranan.

"Aku sendiri Bokuto-san. Dia hanya menghampiriku."

"Dan kau menciumnya??!" Ucapan Bokuto membuat Akaashi membelalakan matanya tidak percaya.

"Bagaimana-"

"Aku melihatnya!"

"Dia yang tiba tiba menciumku Bokuto-san! Percayalah denganku.." kata Akaashi sambil memegang tangan Bokuto.

"Pembohong! Aku akan lebih baik jika menginap di asrama!" Kesal Bokuto lalu menepis tangan Akaashi.

"Tidak, kumohon jangan Bokuto-san.." ujar Akaashi menyusul kearah Bokuto yang berlari ke kamarnya.

"Diam dan biarkan aku pergi, Akaashi!" Kesal Bokuto lalu membating pintu kamarnya dan menguncinya.

"Bokuto-san.." Akaashi tidak tau harus bagaimana dan berakhir ia terduduk di depan pintu.

Tangis Akaashi pecah, ia takut kehilangan Bokuto. Bahkan ia rela mengorbankan nyawanya sendiri hanya untuk Bokuto.

"Bokuto-san, aku mohon biarkan aku menjelaskannya.. itu semua salah, apa yang kamu lihat.." lirih Akaashi, masih terduduk di depan pintu dan mengetuk pintu sekali atau dua kali.

'Kau tidak tau Akaashi, bagaimana rasanya melihat pasanganmu di cium oleh orang lain.. terlebih dia yang sangat terobsesi denganmu.' Batin Bokuto lalu menutup kopernya.

Pintu kamar dibuka oleh Bokuto, Akaashi yang mendengar suara kunci langsung bangun dan melihat Bokuto.

"Bokuto-san, tolong dengarkan penjelasank-" ucapan Akaashi terpotong oleh tatapan yang diberikan oleh Bokuto.

"Tolong diam dan biarkan aku keluar."

Akaashi mendengar perkataan Bokuto langsung menunduk, entah apa yang ada di pikirannya, tetapi Akaashi membiarkan Bokuto keluar begitu saja.

.
.
.
.

Bahkan ketika dimalam hari Akaashi tidak bisa tidur, ia terus memikirkan Bokutonya. Melewati makan malam dan lebih memilih untuk diam di kamar.

"Kenapa Bokuto-san tidak ingin mendengarkan penjelasanku?" Tanya Akaashi kepada dirinya sendiri, ia merasa bersalah.

Bahkan mata Akaashi sedikit membengkak karna terlaku banyak air mata yang ia keluarkan. Yang terlintas di kepalanya hanya Bokuto, Bokuto dan hanya Bokuto.

Bokuto side.

'apa seharusnya aku mendengarkan Akaashi? Tidak! Akaashi jahat..! Aku mempercainya selama ini tapi kepercayaanku di hancurkan olehnya!!' batin Bokuto, tanpa berfikir lebih lama, ia langsung pergi dengan kopernya kearah stasiun.

'haruskah aku putus dengannya?'

723 words
Mikora3, 07/07/23

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang