#12

86 10 2
                                    

'haruskah aku putus dengannya?'

...

Hanya pertanyaan itu yang terus terusan menghantui Bokuto, ia tak ingin sebenarnya. Tapi semua masalah tidak selalu berakhir dengan putus, kan?

'kurasa tidak perlu, aku hanya ingin membutuhkan waktu sendiri dan berusaha meyakinkan bahwa Akaashi tidak selingkuh.' batinnya, ia terlalu sibuk dengan pikirannya sampai menabrak seseorang.

Suzumeda Kaori, lagi.

"Eh Bokuto-san.. lama tidak berjumpa..!" Ujarnya.

"Basi." Itulah kata yang ia ucapkan, lalu pergi dengan kopernya.

'oh? Sudah lihat ya? Baguslah aku bisa mendapatkan Akaashi sepenuhnya.' batin Suzumeda lalu pergi dengan tatapan kemenangan.

.
.
.
.
.

Tok tok tok.

Hari semangkin malam, tapi saat Akaashi keluar dari kamarnya untuk mengambil segelas air dan mencuci mukanya yang lembab ia malah mendengar suara ketukan pintu.

Akaashi membuka pintu lalu terkejut dengan siapa yang ia lihat.

Suzumeda Kaori.

"Apa maumu?"

"Di tiduri olehmu~" goda Suzumeda. Akaashi yang mendengar perkataan Suzumeda langsung marah.

"Tidak, ini sudah malam. Aku harap kau mengerti dan jangan pernah mengangguku lagi."

"Oh ayolah, bukankah Bokuto pergi tadi?" Tanya Suzumeda, Akaashi benar benar kesal, tapi ia tidak bermain kasar, terutama kepada perempuan.

"Tolong kembali kerumahmu, ini sudah malam, jangan sampai aku panggil polisi untukmu." Ketus Akaashi.

"Hey ayolah, aku mencintaimu Keiji"

"Dan tolong jangan gunakan namaku, selamat malam." Ujar Akaashi lalu membanting pintunya, terdengar dari luar decihan kesal dari perempuan itu.

'ughh! Lain kali tak akan aku biarkan kau lolos dariku, Akaashi Keiji.' batinnya lalu pergi.

"Bisakah aku menemuinya besok..? Ah tidak, aku harus meluruskan masalah ini." Gumam Akaashi lalu pergi ke dapur untuk menuang segelas air.

"Bagaimana jika ia tidak mendengarkanku..?" Pikiran Akaashi sekarang semangkin kacau, ia tak tau harus bagaimana sekarang, jarang Akaashi seperti ini.

Ia hanya menginginkan Bokuto selalu disisinya, apakah itu salah? Meski ia kewalahan menghadapi moodnya Bokuto, ia akan selalu merasa bahagia bersamanya.

"Huh ayolah Keiji, jangan pikirkan itu untuk sekarang.." ujar Akaashi sambil menepuk pelan kepalanya.

.
.
.
.
.

Akaashi bangun sedikit lebih pagi, sekarang ia tak tau harus bagaimana. Matanya bengkak, rambut acak acakan, kepalanya terasa berat, terdapat kantung mata dibawah matanya. Lebih terlihat seperti mayat hidup dibanding dengan Akaashi yang dulu.

Ia membuat nasi goreng, kenapa ia harus membuat porsi lebih? Sedangkan Bokuto saja tidak pasti, pulang atau tidak.

'Huh, aku pastinya tidak mampu menghabiskan nasi goreng ini sendiri, untuk makan siang? Mungkin saja bisa.'

"Siapa ini?" Saat Akaashi melihat kearah hpnya terdapat nomor yang tak ia kenal memberikan pesan kepadanya.

"Siapa ini?" Saat Akaashi melihat kearah hpnya terdapat nomor yang tak ia kenal memberikan pesan kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akaashi duduk di kursi meja makan lalu membalas pesan dari Terushima.

Akaashi duduk di kursi meja makan lalu membalas pesan dari Terushima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terushima-san? Ah sepertinya Bokuto-san pernah mengajaknya kesini." Ujar Akaashi, setelah mematikan hpnya ia mencuci piring dan alat masaknya.

.
.
.
.
.

Akaashi telah menyelesaikan pekerjaannya, dan bertemu dengan Terushima di tempat yang sudah ditentukan Terushima.

"Maaf membuat anda menunggu, Terushima-san."

"Jangan baku begitu, jadi cangung suasananya" ujar Terushima.

"Ah iya, kemarin aku pergi bersama Bokuto ke cafe itu dan melihatmu berciuman dengan..? Kaori.? aku lupa namanya, benar bukan?"

"Iya benar, tapi itu bukan keinginanku."

"Aku bertemu dengannya saat sedang makan siang, dia mengajakku mengobrol, dengan halus kutolak. Dia memang pergi setelah aku menolaknya, tapi setelah aku selesai makan dan ingin bayar ia menghalangiku, d-"

"Menciummu secara tiba tiba kan?" Tanya Terushima.

"Terushima-san tau dari mana soal ini?"

"Kemarin aku pergi ke cafe itu bersama Bokuto dan yang lainnya, dan Oikawa melihatmu berciuman bersama Kaori. Bokuto terlihat sangat sedih sekaligus marah, Kuroo memutuskan untuk pergi ke cafe lain, sebelum keluar aku melihatmu mendorong Kaori dan berjalan kekasir."

"Ah ternyata Terushima-san melihatnya, apa Bokuto-san tau? Aku ingin meluruskan masalah ini.."

"Aku sudah berusaha berbicara dengan Oikawa, namun omonganku selalu terpotong."

"Ah begitu rupanya, terimakasih Terushima-san. Aku pulang duluan ya" pamit Akaashi kepada Terushima.

"Hei, tidak ingin memesan makanan?" Tawar Terushima.

"Tidak perlu.. terimakasih sekali lagi." Ujar Akaashi lalu membungkukan badannya.

616 words
Mikora3, 07/07/23

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang