Surat.

135 8 0
                                    

18 September.
To: Semestaku, Koutaro.

Thank you for making me feel alive, Thank you for also coloring my life with everything about you.

Sejak aku masuk sd hingga sekarang ini, aku selalu di tuntut oleh orang tuaku untuk mejadi yang terbaik, sampai pada akhirnya aku lelah.

Kau datang di kehidupanku saat aku berada di dalam fase yang sangat menyedihkan, aku tidak dapat merasakan bahagia, yang aku rasakan menangis, marah, bingung, saat itu memang aku masih menjadi murid baru di SMA Fukurodani.

Aku bertemu denganmu, menjadi teman timmu, selalu berintraksi denganmu, aku merasa bisa melewati fase menyedihkanku, dan aku buktikan bahwa aku benar benar berhasil ketika kau menembakku saat kelas dua.

Bersamamu bermain voli, memberimu toss, momen momen dua burung hantu dalam masa yang sangat bahagia. Kau membantuku saat aku ingin menyerahkan hidupku kepada tuhan sebelum waktunya, kau selalu menemaniku, Koutaro..

You will always shine in my heart, you are my world.. aku gatau harus gimana kalau bunda gak maksa aku masuk fukurodani.. mungkin aku sudah memilih untuk bunuh diri.

Aku ingin menghabiskan waktu denganmu, bermain air di pantai sambil melihat matahari terbenam, menikmati langit senja bersamamu, aku ingin merasakannya, lagi..

Mungkin impianku sudah pupus, tangan kananku patah. Apa kau sudah berfikir untuk meninggalkanku? Ntahlah, apapun itu.. aku sudah tidak minat untuk hidup.. kau alasanku untuk bertahan sampai sejauh ini, Koutaro-san.

Kau tau? Aku sangat tertekan saat kau salah paham tentang ku dan Kaori itu, Aku selalu memotong rambutku, jarang makan, tidurpun jarang, dan beberapa kali aku melukai diriku sendiri, seperti bermain dengan pisau di dekat nadiku, mengupas kulit bibirku, menampar diriku sendiri, membenturkan kepalaku ke tembok.

Sekacau itu diriku saat kehilanganmu, semestaku..

Tangan kananku patah, apa yang kau harapkan dariku? Aku selalu merepotkanmu, Koutaro-san.. aku benar benar tidak berguna.. maaf untuk merepotkanmu selama ini, mungkin untuk kedepannya tidak akan lagi dan tidak akan pernah. (?)

Aku tidak tau bagaimana caraku untuk membalas ribuan kebaikan Tuhan, aku sangat berterimakasih kepadanya, karna telah mempertemukanku denganmu..

Aku.. selalu memiliki firasat buruk tentang diriku sendiri, aku selalu merasa aman, nyaman, ketika didekatmu, Koutaro-san..

Yang aku ingin sampaikan, tolong jangan kecewakan Akiara-san dan Arumi-san, ya? Turuti semua yang mereka minta, tolong jaga dirimu baik baik, aku tidak ingin semestaku merasakan apa yang aku rasakan..

Kejadian yang terjadi di hidupku, biarkan aku yang merasakannya, kau sudah cukup banyak menghiburku.. terimakasih, Koutaro.. aku sangat berterimakasih, sekali lagi. Kau alasanku untuk bertahan hidup sampai sekarang..

Dipertemukan semesta
Walau berakhir tak bahagia.

Aku harap kau baca ini saat hari ulang tahunmu, 20 september.

Happy birthday, Koutaro.

I love you, and I will always love you, semestaku.

-Akaashi Keiji.
[Tulis tangan dari suster di rs.]

"Benar benar tidak ada kesempatan, ya Keiji?" Tanya Bokuto lalu masuk ke kamarnya dengan kekasihnya setelah pemakaman berakhir siang tadi.

'apa itu..?' tanya Bokuto kepada dirinya lalu mendekat kearah kasur.

[Buat yang gk kebaca: if you were a broken glass, i'l bleed just to hold you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Buat yang gk kebaca: if you were a broken glass, i'l bleed just to hold you. I'd do anything for you. Even if it hurt me. It would be okay because you're the love of my life.]

"Bau amis.. meski samar." Lirihnya lalu duduk di pinggiran kasur.

Bokuto terdiam, lalu menangis lagi. Ia sangat menyesali perbuatannya, kenapa ia tidak mau mendengar menjelasan Akaashi terlebih dahulu?

"Ada sesuatu di baliknya, ya..?"

[Aku membuatnya dengan darahky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Aku membuatnya dengan darahky. Kumohon Bokuto-san jangan mmemarahiku ketika kau melihat ini, aku mencintaimu.]

"Darahnya..?" Lirih Bokuto sekaligus bertanya" akan hal itu.

"Aku juga mencintaimu, Akaashi Keiji"

Buku tentang kisah cinta mereka berdua ditutup dengan salah satu dari mereka yang pergi, kita tidak ada yang tau apa yang direncanakan tuhan. Namun tuhan akan selalu memberi yang terbaik untuk hambanya.

Meski akhir dari cerita mereka tidak sebaik orang orang, Bokuto bersyukur bisa mencintai kekasihnya, meski rasanya waktunya belum cukup.

572 words.
Mikora3, 14/07/23

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang