#14

87 7 0
                                    

Bokuto's side.

"Bokuto-san, ada apa denganmu? Dan mengapa banyak toss yang Atsumu-san berikan gagal terus?" Tanya Hinata Shoyo dengan polosnya.

Bokuto tak menjawabnya, Sakusa yang mendengar Hinata bertanya juga mengabaikannya. Sampai Atsumu datang, suasana menjadi semangkin cangung. Tak ada satupun yang berbicara, Hinata masih setia menunggu jawaban Bokuto.

"Kok pada diem sih? Omi-kun, kalian kenapa?"

"Hinata bertanya kenapa Bokuto selalu gagal saat kau memberi toss."

"Ah begitu. Chibi-chan, Bokuto sepertinya sedang banyak pikiran. Jangan hujani ia dengan banyak p-"

"Ah iya, apa Akaashi-san ikut men-" Tanya Hinata, Atsumu hanya bisa menutup mulut hinata dengan tangan kanannya.

"Bokkun sedang tidak ingin di ganggu, jadi kau lebih baik jangan merusak moodnya." Bisik Atsumu kepada Hinata, Hinata mengangguk paham. Bokuto yang malas melihat itu meninggalkan mereka bertiga.

"Bokuto kenapa, Atsu?" Tanya Sakusa yang masih setia melihat Atsumu berbisik dengan Hinata didepannya.

"Hah? Oh bukan apa apa." Jawab Atsumu seadanya.

'dahlah' batin sakusa.

Akaashi's side.

"Apa kau serius keluar dengan penampilan seperti itu? Pokoknya kau harus makan banyak hari ini." Kata Akiara menepuk keningnya dan mendekat kepada Akaashi.

"Tapi Akiara-san.."

"Ara-chan! Dan jangan banyak bicara hari ini" kesal Akiara lalu menata rambut Akaashi dengan benar, disusul dengan merapihkan baju Akaashi.

"Kalau begini kau terlihat sedikit hidup, Aka-chan."katanya sambil melihat Akaashi dari atas hingga bawah.

"Ah ada satu yang kurang." Katanya lalu mengambil sesuatu di tasnya.

"Bibirmu terlalu pucat. Jadi biarku pakaikan" ujar Akiara lalu memakaikan liptint kebibir Akaashi.

"Bibirmu sudah pucat, kau kelopekin, ya?" Tanya Akiara yang melihat kulit bibir Akaashi yang lebih merah.

"Itu.. aku merasa lebih tenang jika ngelopekin bibir.."

"Astaga, kenapa aku baru menyadarinya.. jangan ulangi hal itu lagi, Aka-chan. Itu tak baik."

"Aku merasa tenang kalah ngelopekin bibirku, Ara-chan.."

"Dengarkan aku Aka-chan. Semenjak kau bertengkar dengan Koutaro dirimu menjadi kacau."

"Aku kehilangan semestaku, penyemangatku, penghilang dari segala lelahku. Aku hanya ingin Koutaro-san kembali.. Ara-chan, apa aku terlalu buruk baginya? Aku kurang memperhatikannya.. Aku salah, aku menyesal akan itu"

Tangis Akaashi pecah untuk kesekian kalinya. Akiara melihat pria yang lebih muda darinya, merasa kasihan.

"Jangan terlalu banyak berfikir, untuk hari ini nikmati saja ya? Aka-chan, aku tau kau bisa.." katanya sambil mengelus surai gelap milik Akaashi.

.
.
.
.
.

"Akaa-chann! Ayo pergi kesana! Aku ingin mencoba taiyakinya!" seru Akiara yang mencoba menghilangkan rasa sedih Akaashi.

"Ara-chan, pelan pelan.. Aku masih menghabiskan takoyaki ini.." kata Akaashi.

"Ah iya maaf! Makanan disana terlihat enak! Aku ingin mencobanya"

"Ayo kesana" kata Akaashi menuruti keinginan Akiara.

Akiara telah selesai membeli taiyaki, melihat sekeliling berharap menemukan tempat duduk untuk mereka. "Mmm, Aka-chan duduk disana saja. Sekalian menghabiskan takoyakimu"

"Baiklah ayo" ujar Akaashi mengikuti Akiara dari belakang.

.
.
.
.

"Aka-chan, bagaimana untuk hari ini? Apa kau senang?" Tanya Akiara sambil membuang sampah mereka.

"Aku sangat senang untuk hari ini, terimakasih Ara-chan.." kata Akaashi ingin membungkukan badannya, tapi ditahan oleh Akiara.

"Heii tidak perlu seperti itu! Ah iya, maaf aku gabisa nemenin Aka-chan dirumah. Ada urusan, gapapa kan?" Tanya Akiara kepada Akaashi.

"Iya gapapa Ara-chan.. sekali lagi terimakasih."

"Sama-sama, Aka-chan. Mau aku antar pulang?" Tanya Akiara yang membawa mobilnya untuk pergi bersama Akaashi.

"Ah tidak perlu aku bisa pulang sendiri Ara-sa- maksudku Ara-chan."

"Hahaha, baiklah kalau begitu. Hati hati Aka-chan" ujar Akiara.

"Mhm. Kau juga, Ara-chan"

...

"Akhirnya sampai." Kata Akaashi yang sedang membuka pintu rumahnya.

Akaashi melihat lampu dalam rumah nyala, padahal ia sudah pastikan bahwa lampu rumah mati, seingatnya.

Akaashi mendengar ada barang jatuh, Akaashi berusaha menghampiri sumber suara, asalnya dari kamarnya dan Bokuto, mungkin?

Akaashi membuka pintu kamarnya, ia melihat seseorang yang ia kenal.

"B- HATI HATI!" Ujarnya.

611 words
Mikora3, 08/07/23

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang