#16

95 10 0
                                    

Akaashi terbangun dari tidurnya, ia yang berfikir masih pagi berusaha untuk mengumpulkan nyawanya lalu melihat kearah jam.

09.52

"Apa alarmnya tidak bunyi lagi? Huh.." keluh Akaashi lalu bangun dari kasurnya untuk bersiap siap.

Bahkan Akaashi lupa sarapan sangking terburu burunya. Saat keluar dari pintu rumah ia melihat pemandangan yang tidak mengenakan.

"Apa maumu? Sudahku bilang aku tidak ingin bersamamu." Kesal Akaashi yang melihat terdapat Kaori di depan rumahnya.

"Ya aku tau.. tapi ini ada makanan dariku, boleh kau coba!" Serunya, Akaashi menatap makanan yang diberi kepadanya dengan tatapan curiga.

"Ah baiklah. Terimakasih." Ujar Akaashi yang menerima makanan dari Kaori.

"Mhm! Aku pergi dulu ya, sampai jumpa!" Ujarnya lalu meninggalkan Akaashi sendiri.

'dia akan selalu mengangguku, sekarang hanya memberikan makanan lalu pergi. Apa ia pikir aku sebodoh itu?' Batin Akaashi yang sudah menaruh rasa curiga dari sifat dan makanan yang diberikan oleh Kaori.

'Sekarang lebih baik berangkat dulu..' ujar Akaashi lalu lari kearah mobilnya.

.
.
.
.
.

"Akaashi-san, tumben telat? Ah, apa kondisimu membaik?" Baru saja Akaashi menghirup nafas setelah berlarian, ia sudah dihujani pertayaan dari Yamaguchi.

"Hah.. tunggu sebentar Yamaguchi..." Ujar Akaashi yang nafasnya belum kunjung normal.

Perlahan ia bisa kembari bernafas dengan normal, ah rasanya ia benar benar pusing. "Aku kelelahan kemarin, Yamaguchi. Kondisiku sudah lebih baik dari sebelumnya."

"Ah maaf Akaashi-san.. sudah memberi banyak pertanyaan"

"Tidak apa Yamaguchi." Ujar Akaashi lalu duduk.

Saat Akaashi sedang meregangkan tubuhnya ia melihat Tenma yang berada di dekatnya.

"Udai-san? Ada perlu?" Tanya Akaashi lalu bangkit dari duduknya.

"Ah Akaashi, aku dengar bahwa Black jackals akan bertanding dengan Adlers beberapa hari lagi. Apa kau mau ikut melihat pertandingannya?" Tanya Tenma yang tau bahwa Akaashi memiliki kekasih yang berada di Black jackals.

"Mmm, aku ingin melihat Bokuto-san.." ujar Akaashi lalu menundukan kepalanya.

Ia diam untuk beberapa saat, masih berfikir, bagaimana jika permainan Bokuto kacau karna ada dirinya?

"Kau ada masalah dengan Bokuto?" Tanya Tenma lalu memegang pundak Akaashi.

"Iya.." lirih Akaashi tapi masih bisa didengar oleh Tenma.

"Kalau begitu selesaikan dengan cara yang baik. Aku akan beli tiket, Yamaguchi mau ikut melihat?"

"Ah aku ikut menonton pertandingan mereka bersama Kei"

"Begitu ya? Baiklah.." akhir Tenma.

"Ah, Akaashi. Kenapa wajahmu murung begitu?" Tanya Tenma yang melihat wajah Akaashi berubah sejak ia mengucapkan nama Bokuto.

"Tidak.. hanya saja.."

"Jangan terlalu dipikirkan, ah apa yang kau bawa disitu?"

"Itu makanan dari, Kaori."

"Oh, perempuan yang menyukaimu itu? Coba sini"

Akaashi mengambil sekotak makanan yang diberi Kaori lalu memberinya kepada Tenma, Tenma melihatnya sekilas, lalu mencium bau dari makanan itu.

i'll spend my last breath for you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang