Kalifa

11.8K 228 0
                                    

POV KALIFA

Aku bergerak naik turun di atas kejantanan Kak Dewa. Aku menggoyangkan pinggulku mengejar kenikmatan. Tubuhku berkeringat begitu pula dengan Kak Dewa. Kemudian Kak Dewa membalik tubuh kami sehingga aku berada dibawahnya. Kak Dewa sangat bersemangat menggejot dan menghentakan kejantanannya di dalam kewanitaanku.

Tiba tiba pintu kamar terbuka menampilkan wajah Anjani yang pucat karena melihat tunangannya sedang memacu tubuhnya diatasku. Kak Dewa yang melihat Anjani didepan pintu berusaha menarik kejantanannya dari kewanitaanku tapi aku langsung melingkarkan kakiku dipinggulnya dan meraih bibirnya dan kulumat dengan ganas, aku tidak akan membiarkannya mengejar Anjani dan menggagalkan rencanaku memiliki Kak Dewa.

Tidak akan kubiarkan Anjani bahagia sedangkan aku menderita. Tak berselang Kak Dewa menyemburkan cairannya di dalam kewanitaanku. Kondisiku yang lemas akibat pelepasan dimanfaatkan Kak Dewa melepaskan diri dariku.

"Aku tidak percaya kau menjebakku. Kau tidak memikirkan perasaan kakakmu. Dasar perempuan licik keluar dari apartemenku dan jangan pernah menampakkan wajahmu di depanku."

"Aku tidak perduli kau sudah mengambil keperawananku kau harus bertanggung jawab. Bukankah tadi kau juga menikmatinya." Aku turun dari ranjang dan memunguti pakaianku yang berserakan kemudian memakainya.

"Cepat keluar dari sini." Kak Dewa menyeretku keluar untung aku masih sempat mengambil sepatu dan juga tasku. Setelah mendorongku keluar dia langsung membanting pintu tepat di depan wajahku. Dengan langkah yang sedikit mengangkang dengan menahan sakit di pangkal pahaku aku turun ke lobi dan naik taksi yang datang tepat di saat aku keluar gedung.

***********

Plak..

Wajahku terdorong kekanan akibat tamparan keras di pipiku.

"Berani beraninya kau menggoda Dewa. Dasar tidak tahu diri. Jangan bermimpi untuk menjadi nyonya Dewa Kalifa. Karena aku tidak akan membiarkannya terjadi."

"Kenapa si Ma, mama selalu saja membeda bedakan kami. Aku ini juga anak mama."

"Karena kau putri dari wanita yang sudah merebut papamu dariku. Aku sangat membencimu seperti membenci ibumu. Kalau bukan karena papa yang membawamu kemari dan memintaku merawatmu aku tidak sudi. Mamamu itu perempuan murahan."

Aku langsung meninggalkan mama yang terus mengoceh membaca keburukan mamaku. Aku tahu kalau aku kalifa haruni lateefah adalah anak dari hasil hubungan gelap papa dan mamaku. Papa dan mamaku saling mencintai tapi karena kelicikan mama tiriku nenekku tidak menyetujui hubungan mereka dan menikahkan papaku dengan mama Ria.

Ternyata walaupun sudah menikah papa juga menikahi mamaku secara sirih. Tapi pernikahan mereka diketahui oleh mama Ria yang membuat mamaku yang sedang hamil mengalami kecelakaan dan meninggal setelah melahirkanku.

Setelah Mamaku meninggal papa membawa ku kerumah ini dan diasuh oleh mama tiriku yang juga memiliki anak perempuan yang dua tahun lebih tua dariku bernama Anjani Ratna Kosasih yang sifatnya persis seperti mamanya dia selalu berbuat jahat kepadaku untungnya aku bukan wanita lemah yang mudah ditindas.

Anjani sudah beberapa tahun berpacaran dengan Bala Dewa Langit seorang pengusaha. Mereka sudah merencanakan pernikahan. Dia selalu mendapat kasih sayang papa dan mama sedangkan aku hanya mamaku sangat membenci kehadiranku hanya papa yang menyayangiku.

Karena kebencianku kepada mereka sehingga aku berniat menghancurkan hubungan Anjani dan Dewa. Puncaknya adalah hari ini ketika aku menyerahkan keperawananku kepada Dewa. Aku tidak menyangka bisa berbuat bodoh tetapi semua sudah terlanjur terjadi. Sekarang aku hanya perlu memikirkan bagaimana hidupku di masa mendatang. Aku tidak mungkin mengharapkan papaku yang sering tidak ada dirumah.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang