Layya

8.8K 156 0
                                    

Layya.....

Aku langsung menoleh kearah sumber suara yang ternyata berasal dari mulut manis Arin teman satu kelasku di kampus. Dia yang berada cukup jauh dariku langsung berlari kearahku.

"Kamu mau kemana, kok buru buru?" tanyanya saat sudah berada di dekatku.

"Ini mau mengantar tugas Pak Johan. Jam satu siang kan tenggat waktunya. Memang kamu sudah nyerahin tugas?"

"Belum, itu sebabnya aku nanya biar barengan."

"Ya udah. ayo!"

Kami berjalan beriringan menuju ruangan dosen dimana ruangan Pak Johan berada.

Aduh... karena sibuk dengan Arin aku sampai tidak melihat ada orang yang hendak keluar dari ruangan dosen. Tubuhku sempat oleng dan hampir terjerembab kalau saja tidak ditahan oleh orang yang kutabrak. Karena tarikannya tubuhku yang menurutku imut ini langsung masuk kedalam dekapan tangannya dan bertabrakan dengan tubuhnya yang terasa keras.

"Layya, kamu nggak papa?" mendengar pertanyaan Arin aku tersadar dan segera menjauhkan diri dari orang itu. Aku terkejut sesaat saat melihat orang yang kutabrak

Erick Atmaja Dinata

cowok most wanted se universitas yang terkenal tampan, pendiam dan penuh misteri karena dia sangat jarang berinteraksi dengan orang lain kecuali memang yang berhubungan langsung dengannya. Saat ini dia menjabat ketua BEM di kampus. Banyak mahasiswi yang tertarik dan mencoba menarik perhatiannya tapi sampai saat ini tidak ada satu orangpun yang berhasil memikatnya sehingga muncul rumor kalau dia seorang gay apalagi dia sama sekali tidak pernah membantah atau mengklarifikasi rumor yang beredar.

"Maaf kak, aku nggak sengaja." ujarku sambil menunduk dan aku hanya dibuat melongo saat dia berjalan melewatiku tanpa ekspresi atau ucapan apapun.

"Layya.... layya ...hei loe masih sadar kan?" tepukan dibahuku membuatku melotot kearah Arin dan dia hanya mengucapkan maaf.

"Sakit Rin." ujarku sambil mengusap bahuku. "Kayaknya kamu niat banget mukul aku."

"Habisnya kamu langsung kayak orang linglung setelah tabrakan dengan kak Erick"

"Ya, aku kan tadi gugup banget lihat tatapannya yang tajam itu. Mana aku nabrak dia lagi."

"Tapi kan kamu jadi dipeluk sama dia. Gimana Lay dipeluk sama cowok most wanted se universitas?"

"Nggak tahu. udah lebih baik kita kumpulkan tugas kita sebelum terlambat." jawabku cepat dan meninggalkan Arin untuk menuju meja Pak Johan.

Layya Mireiya Amaris nama itulah yang diberikan kedua orang tuaku saat aku dilahirkan kedunia ini. Saat ini usiaku sudah menginjak dua puluh tahun dan aku saat ini sedang kuliah di salah satu universitas dengan mengambil jurusan hubungan internasional. Kak Erick ini adalah kakak tingkatku, sehingga aku sering melihatnya di kampus meskipun dia tidak mengenalku karena apalah artinya dibanding mahasiswi lain yang cantik dan juga seksi.

Siang ini aku hanya memiliki satu mata kuliah jadi setelah selesai, aku langsung berencana pulang karena malam ini ada acara makan malam di rumah dan mama sudah berpesan kalau aku tidak boleh pulang terlambat jadi ya aku sebagai anak yang baik tentu saja mengikuti apa yang mama perintahkan yaitu segera pulang kerumah.

"Aku pulang...." ujarku sedikit berteriak untuk menarik perhatian penghuni rumah yang kelihatan sepi tanpa aktivitas.

"Kamu itu anak gadis tapi nggak ada manis manisnya. Ngapain kamu trriak teriak kamu pikir rumah kita ini hutan." aku melihat kearah mama yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Hehe habisnya nggak ada yang menyambut aku pulang." ujarku sambil menyalimi mama.

"Masak apa Ma?" aku bertanya sambil mengikutinya kembali kearah dapur.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang