Saat ini kedua kembar berkepala merah itu sedang berada di sebuah ruangan bersama Duke Edwin dan juga Ben. Suasana di dalam ruangan itu sangat hening dan canggung, tidak Ada yang memulai pembicaraan sama sekali. Bahkan kedua anak itu sedang asik memainkan jari-jari kurus mereka masing-masing.
"jadi, dari mana asal kalian?" tanya Duke Edwin tiba-tiba. Suaranya yang berat dan datar mampu membuat kedua anak itu berjengit kaget.
"uumm...tidak tahu, tuan" cicit Daniel pelan.
Mendengar jawaban itu, Duke Edwin mengernyit heran, lalu melihat kearah Ben tapi Pria itu hanya mengedikkan bahu tidak tahu.
Melihat tatapan Duke Edwin yang datar tetapi tersirat pertanyaan pada pancaran matanya, membuat Darien ikut angkat bicara.
"tuan..." cicit Darien pelan, mulai membuka mulutnya susah payah. Orang di depanya ini walaupun tampan tetap saja menyeramkan.
"jelaskan" ucap singkat Duke Edwin.
"a-aku pernah dengar paman Jhon bilang, kami dibawa dari desa Frog Eye" jawab Darien mengatakan apa yang ia tahu selama ia bertransmigrasi ke dunia ini.
Tentu saja mereka tidak tahu apapun tentang dunia ini, bahkan didalam memori pemilik tubuh ini tidak ada sama sekali ingatan tentang dimana mereka tinggal, karena mereka selalu dikurung di dalam ruangan.
Untuk keluar pun mereka hanya di izinkan ketika di suruh untuk melakukan suatu pekerjaan, seperti menimba air dari sumur atau menjemur pakaian di belakang sebuah bangunan dan jika tidak melakukan pekerjaan itu, mereka tidak akan diberi makanan hingga keesokan paginya, padahal mereka masih anak kecil berusia 4 tahun.
"Frog Eye?" tanya sang Duke, dan diangguki semangat oleh dua kepala merah di depanya. Melihat hal itu entah kenapa Duke Edwin merasa bahwa mereka sedikit menggemaskan?.
Beberapa saat kemudian, terjadi keheningan lagi. Tetapi Duke Edwin memperhatikan gerak gerik si kembar yang sesekali meremas perut mereka.
"Ben" panggil Duke Edwin agar Ben mendekat padanya, lalu membisikkan sesuatu pada pria itu.
Setelah itu Ben keluar dari ruangan, meninggalkan si kembar yang semakin dilanda kecanggungan karena di tatap intens oleh mata tajam Duke Edwin.
"sistem" panggil Daniel dalam pikiranya.
'saya di sini, tuan'
"apa kami melakukan kesalahan? kenapa Duke Edwin menatap kami seperti itu?" tanya Daniel dengan raut khawatirnya.
'kalian tidak melakukan kesalahan tuan, Duke Edwin hanya penasaran dengan kalian. Terlebih kalian memiliki surai merah yang sangat jarang ada di kerajaan, dan surai merah sangat kental hubunganya dengan keturunan keluarga Osmond, tuan'
"berhubungan dengan keluarga Duke? kalau dipikir-pikir, mereka memang memiliki keunikan dari surai merah mereka dan juga aura mereka yang berwarna emas sesuai dengan warna mata mereka" ucap Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Duke Twins
FantasyBercerita tentang kehidupan dua anak kembar yang memiliki keluarga jauh dari kata harmonis. Tiba-tiba bertransmigrasi kedalam sebuah novel dan menjadi anak dari seorang duke tyran berdarah dingin dan kejam. Bukan hanya itu saja, fakta bahwa mereka...