Bercerita tentang kehidupan dua anak kembar yang memiliki keluarga jauh dari kata harmonis.
Tiba-tiba bertransmigrasi kedalam sebuah novel dan menjadi anak dari seorang duke tyran berdarah dingin dan kejam.
Bukan hanya itu saja, fakta bahwa mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
Satu malam telah berlalu, saat ini kamar kecil yang di tempati si kembar masih terlihat beberapa orang yang keluar masuk dari sana.
Diantaranya ada Hannah, Rose, dan Sella yang sentiasa merawat Darien yang sedang demam.
"Cepat sembuh adikku." Ucap Daniel yang berada di sebelah sangat adik.
Sudah semalaman Daniel tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan Darien. Dulu ketika Darien sakit, hanya dia yang merawatnya.
Daniel rela begadang semalaman hanya untuk merawat adik kembarnya. Bahkan sekarang pun ia malah tidak bisa tidur karena terbiasa berjaga seperti itu.
Hannah maupun Sella sudah meminta agar Daniel tidak terlalu cemas dan segera istirahat. Tetapi anak itu terlalu keras kepala untuk mendengarkan permintaan keduannya.
"Tuan muda, lebih baik anda segera istirahat. Biarkan kami yang merawat tuan muda Darien." Ucap Rose yang baru saja mengganti handuk kompresan di dahi Darien.
"Aku tidak bisa tidur." Lirih Daniel.
"Tuan muda." Panggil Hannah pelan.
Daniel yang mendengarnya pun menoleh pada Hannah. Ia melihat wanita paruh baya itu dengan raut lelahnya.
"Boleh saya memeluk anda." Ucap Hannah lembut.
Daniel terdiam sebentar, lalu mengangguk pelan menjawab pertanyaan Hannah.
Hannah pun dengan perlahan membawa tubuh kecil Daniel ke dalam pelukan hangatnya, dengan posisi duduk.
"Semua akan baik-baik saja. Saya, Rose, dan Sella akan merawat tuan muda Darien." Ucap lembut Hannah.
Daniel mendongak sebentar untuk melihat pada Sella dan Rose yang berdiri di sampingnya.
Kedua wanita muda itu pun tersenyum sembari mengangguk kecil, tanda bahwa mereka membenarkan perkataan Hannah.
"Kami akan selalu disini. Jadi tenanglah tuan muda." Ucap Hannah lagi sembari mengelus belakang kepala Daniel.
Daniel yang merasakan elusan lembut itu pun, perlahan-lahan tubuhnya menjadi semakin rileks. Entah kemana rasa khawatirnya semalaman ini, dan sekarang ia mulai merasakan kantuk.
Hannah dengan perlahan menuntun Daniel untuk berbaring di samping Darien. Dengan perlahan Daniel memiringkan tubuhnya menghadap sang adik.
