12.🏕️

11.4K 1.1K 48
                                    

Chap sebelumnya.....

"uwaaah"

Pekikan itu berasal dari si kembar yang saat ini sedang memperhatikan seorang pengawal di dekat mereka yang sedang menyalakan api unggun dengan menggunakan sihir. Tentu saja pekikan itu mengundang tatapan penasaran dari semua orang yang ada.

"paman!, bisa kau tunjukkan lagi?" tanya Darien antusias sambil menatap berharap kepada pengawal itu.

Lihat, bagaimana bisa seseorang dapat menolak permintaannya, jika tatapan dari mata bulat yang menggemaskan itu menyorot polos tepat hingga menusuk jantung.

"um! tolong perlihatkan lagi...." ujar berharap Daniel, anak itu juga menampilkan tatapan yang sama agar semakin meluluhkan hati pengawal itu.

"b-baiklah, lihat baik-baik" pasrah sang pengawal sambil memegang kayu bakar di tanganya.

Mendengar jawaban itu, si kembar tersenyum lebar dengan antusias melompat kecil.

"terima kasih paman" ujar mereka serempak.

Pengawal itu hanya mengangguk, lalu mulai menjentikkan jarinya dan seketika kayu yang dia pengang memiliki api di ujungnya.

"uwaaaaah, kereen" seru keduanya kegirangan.

Tanpa sadar, reaksi si kembar yang antusias, mengundang seyuman gemas pada setiap orang termasuk Duke Edwin yang sedikit mengangkat sudut bibirnya, kecuali satu orang.

"itu hanya sihir rendahan, apa yang istimewa?"

.

.

.

"Itu hanyalah sihir rendahan, apa yang istimewa?"ujar Camelia dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu hanyalah sihir rendahan, apa yang istimewa?"
ujar Camelia dalam hati.

"lagi pula, siapa mereka? Apakah mereka seorang budak yang di pungut Duke Edwin dari suatu tempat?" batin lady itu sembari memicingkan matanya, menatap sikembar.

"maaf sebelumnya lady. Saat ini kami hanya menyediakan beberapa makanan sederhana dan tempat duduk seadanya. Apakah lady tidak keberatan?" tanya Ben sembari membungkuk hormat.

"tidak masalah tuan Ben, saya akan makan apapun yang kalian sediakan" jawab Camelia sambil tersenyum anggun.

"baik lady, silahkan duduk di sebelah sini sembari menunggu makananya selesai di siapkan" ucap Ben sopan sambil mengarahkan Camelia ke sebuah kursi dan meja yang berada sedikit jauh dari api unggun.

Sebenarnya kursi itu disiapkan Ben untuk Duke Edwin, tetapi karena saat ini mereka mendapat tamu tak diundang, Duke Edwin memerintahkan agar kursi itu di berikan saja kepada Camelia, karena bagaimanapun juga, dia adalah seorang tamu bangsawan. Lagipula itu hanya kursi kayu sederhana dan bukan kursi kebanggaanya.

Sedangkan Duke Edwin sendiri berada beberapa meter dari tempat Camelia, bersama para prajuritnya ditambah dengan Ben yang baru saja bergabung. Mereka terlihat sedang mendiskusikan sesuatu.

ooh jangan lupakan si kembar berkepala merah yang saat ini malah asyik bermain dengan rumput berjenis agrostis capillaris.

Became Duke TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang