33. 🌼

7.1K 816 37
                                    

Happy Reading
Typo tandai ya
.
.
.
.
.

Sore ini kedua bocah yang memiliki wajah sama tetapi dengan iris mata yang berbeda, sudah terlihat rapih dengan pakaian semi formal yang melekat di tubuh kecil keduanya.

Mereka saat ini tengah bersiap untuk menyambut kedatangan pemilik dari Manor besar yang mereka tempati hampir 3 bulan ini.

"Tuan muda, Darien. Apa tidak sebaiknya anda tetap di kamar saja? Kondisi anda masih kurang baik saat ini." celetuk Rose khawatir.

"Em em, Rien mau ikut menyambut tuan Duke juga. Rien rindu sekali dengannya, boleh ya." ucap Darien menggeleng pelan kepalanya.

"Tapi... "

"Boleh ya, ya, ya." Bujuk Darien sembari menatap memelas.

"Ugh! baiklah tuan muda. Anda menang, tapi nanti 𝚊nda harus di gendong oleh Roy. Kondisi Anda masih tidak memungkinkan untuk berjalan terlalu lama, Anda masih terlihat lemas." ucap Rose lagi.

"Baik." ucap patuh Darien sembari menampilkan senyum manisnya.

"Bibi Hannah, apa tuan Duke masih lama?" tanya Daniel yang sedari tadi hanya terdiam.

"Mungkin sebentar lagi beliau akan datang. Nanti Butler Alan akan datang untuk memberi tahu, jika tuan Duke sudah sampai di depan gerbang." Jelas Hannah.

"Baiklah kalau begitu." jawab Daniel.

Setelah selesai merapikan pakaian si kembar, Hannah dan Rose beranjak keluar untuk melakukan pekerjaan yang lainnya.

Klek!

Pintu kamar itu pun tertutup. Saat ini si kembar sudah berada di dalam kamar yang sebelumnya mereka tempati. Ya, kamar milik mereka yang beberapa saat lalu telah di rebut oleh Celyna.

Sedangkan Celyna sendiri sudah di usir secara terang-terangan oleh Butler Alan, tentu saja di barengi dengan sikap dingin pria itu serta para pekerja yang ada di dalam Manor. Celyna pun dengan sangat terpaksa akhirnya meninggalkan kamar besar itu.

"Hei sis. Dari awal aku penasaran satu hal." ucap Daniel sembari duduk di tepi ranjang.

Di sampingnya ada sang adik yang masih terlihat lesu sedang bersandar pada sandaran tempat tidur.

'Tentang apa, tuan?'

"Ini tentang sikap Duke Edwin. Kenapa dia terlihat sangat baik pada kami?" tanya Daniel penasaran.

"Apalagi analisa tentang tingkat kasih sayang yang kau beritahu tadi, bahwa Duke Edwin sangat menyayangi kami. Padahal kami tidak berbuat apapun, apa telah terjadi sesuatu selama tuan Duke pergi?" jelas panjang lebar Daniel.

'Sebenarnya memang ada suatu hal penting yang terjadi selama Duke Edwin pergi, tentu saja hal ini menyangkut kalian berdua'

"Apa maksudnya?" tanya Daniel dengan kepala yang di miringkan.

'Bisa dibilang ini adalah takdir yang tidak bisa di capai oleh pemilik tubuh asli. Mungkin para readers sudah mengetahuinya. Tapi karena ketidak berdayakan saya, saya dilarang untuk memberi tahukan detailnya sekarang, karena nantinya kalian akan mengetahui dengan sendirinya tanpa campur tangan dari saya'

Became Duke TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang