Pagi hari telah tiba,terlihat dua anak kembar yang masih tertidur lelap dengan saling berpelukan. Tak berapa lama, salah satunya mulai menunjukkan pergerakan, pertanda bahwa ia akan terbangun.
Dia adalah Darien, ia mengucek matanya yang masih terasa berat. Lalu terdiam sebentar untuk mengumpulkan nyawanya. Seperti biasa ia akan bangun terlebih dahulu untuk membuat sarapan setelah membersihkan diri di kamar mandi.
Setelah beberapa menit berkutat dengan alat-alat dapur, Darien mulai menata masakan sederhananya di atas meja makan, setelah itu beranjak untuk membangunkan kembaranya.
"kak Niel, ayo bangun..." ucap Darien sambil menggoyangkan bahu Daniel.
Tapi tak ada pergerakan sama sekali dari kakak kembarnya itu, membuat Darien agak kesal di buatnya.
"kakak, ayo bangun....Katanya mau ajak Rien jalan-jalan" ucap Darien sambil mencubit kedua pipi tirus Daniel.
"eemm, iya iya..." jawab Daniel dengan suara seraknya, tanpa berlama-lama ia langsung duduk di atas tempat tidur, untuk mengalirkan darah keotaknya.
"kak Niel cepet mandi gih, Rien tunggu di bawah" ucap Darien sebelum beranjak turun ke lantai bawah, tak lupa ia memberikan kecupan selamat pagi di pipi sang kakak.
.
.
Setelah sarapan, berhubung sekarang wekend dan Daniel tidak ada pekerjaan di bengkel, jadi ia memutuskan mengajak Darien untuk jalan-jalan di taman kota.
"kak! mau itu!" seru Darien sambil menunjuk penjual pentol bakar.
"tunggu di sini, biar kakak belikan" ucap Daniel sambil mengelus rambut kembaranya.
Setelah kepergian sang kakak, Darien memutuskan untuk menunggu di kursi taman yang tak jauh dari tempat ia berdiri. Ia melihat sekeliling yang ramai oleh orang yang menikmati akhir pekan, ada yang bersama pasangan, teman, atau pun keluarga.
Ketika mengedarkan pandanganya ke sekitar, tak jauh dari tempatnya duduk, ia melihat seseorang yang sangat familiar, dan orang itu terlihat sangat bahagia bersama keluarganya. Darien memutuskan untuk menghampiri orang tersebut, tak dipungkiri rasa rindu dalam hatinya masih ada walaupun terkadang membuat ia sesak.
"mama..." panggil Darien sambil tersenyum kecil, ketika sudah berada di dekat seorang wanita paruh baya yang telah melahirkanya kedunia.
Wanita paruh baya itu pun menoleh dan senyuman yang tadi terpantri di bibirnya seketika lenyap, digantikan dengan ekspresi datar menatap Darien.
"apa maumu?" tanya mama Darien, sebut saja Lira.
Mendengar pertanyaan dengan nada dingin dari ibu kandungnya, membuat ia merasakan sakit di hatinya.
"e-em mama apa kabar?" tanya Darien berusaha menghiraukan perasaanya.
"sangat baik, selama aku tidak melihat wajah sialmu dan kembaranmu itu. Hidupku sangat sempurna" sarkas Lira sambil menatap dingin tepat pada mata Darien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Duke Twins
FantasyBercerita tentang kehidupan dua anak kembar yang memiliki keluarga jauh dari kata harmonis. Tiba-tiba bertransmigrasi kedalam sebuah novel dan menjadi anak dari seorang duke tyran berdarah dingin dan kejam. Bukan hanya itu saja, fakta bahwa mereka...