Rute yang dilalui rombongan Duke Edwin tidak ada hambatan sama sekali. Sesekali mereka beristirahat untuk sekedar makan dan minum. Perjalanan dari ibu kota Quenton menuju wilayah Vein akan memakan waktu dua hari perjalanan karena mereka bergerak tanpa tergesa-gesa. Berbeda jika mereka mengendarai kuda seperti melakukan lomba pacuan kuda, maka mereka akan sampai kurang dari dua hari atau bahkan hanya satu hari penuh tanpa istirahat sama sekali.
Saat ini hari semakin sore mengingat jika langit mulai berubah warna menjadi jingga. Duke Edwin dan rombonganya mulai mencari tempat yang aman untuk beristirahat, karena jika mereka melakukan perjalanan di malam hari, maka akan lebih beresiko. Entah itu ada serangan bandit atupun para monster tingkat rendah yang mulai berkeliaran.
'tuan, kalian mendapat misi baru'
"apakah ini saatnya pertemuan Duke Edwin dan wanita itu?" tanya Daniel.
'benar tuan, 50 meter di depan. Wanita itu sudah mulai menjalankan rencananya'
"rencana? jadi pertemuan mereka adalah rencana wanita itu? di novel tidak di ceritakan kalau adegan ini di sengaja, kukira memang kebetulan" ucap Darien heran.
'inilah alasan mengapa atasan saya membawa kalian kedunia ini tuan. Duke Edwin yang seharusnya menjadi pahlawan di cerita ini, mengalami ketidak adilan hanya karena wanita itu yang menggunakan rencana-rencana liciknya. Atasan saya ingin kalian menghancurkan plot dan memberikan happy ending untuk Duke Edwin'
"baiklah serahkan pada kami, aku tidak tahu apakah rencana ini akan berhasil atau tidak. Tapi... mari kita lakukan!" seru Darien.
"hm, tentu saja. Lagi pula siapa yang akan menolak ketampanan kita? kita bisa memikat semua orang untuk melawanya" balas Daniel.
'imut tuan. Kalian lebih terlihat menggemaskan dari pada tampan'
"ssuutt diam, kamu tu gak diajak" ucap Darien enteng.
'.....'
"aaaaa"
Tak berapa lama, sebuah teriakan nyaring terdengar oleh Duke Edwin beserta rombonganya. Hal itu sontak membuat mereka berhenti di tempat, lalu menajamkan pendengaran untuk memastikan arah suara itu.
"tidak! lepaskan aku! pergi kalian!"
Teriakan itu terdengar lagi semakin jelas, Ben memandang Duke Edwin dari depan lalu mengangguk sekilas. Mereka turun dari atas kuda masing-masing dengan perlahan.
"jaga mereka" ucap Duke Edwin setelah membawa si kembar mendekat pada Hannah dan beberapa pengawalnya.
Dengan langkah tanpa suara, Duke Edwin bersama Ben dan dua pengawalnya mulai berjalan mendekat ke arah suara tadi berasal.
"bibi Hannah" panggil pelan Darien yang saat ini menarik-narik rok milik Hannah, untuk mencari perhatian.
"ya, ada apa nak?" tanya Hannah sambil tersenyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Duke Twins
FantasyBercerita tentang kehidupan dua anak kembar yang memiliki keluarga jauh dari kata harmonis. Tiba-tiba bertransmigrasi kedalam sebuah novel dan menjadi anak dari seorang duke tyran berdarah dingin dan kejam. Bukan hanya itu saja, fakta bahwa mereka...