Bab 4. Robot Asahi

33 5 0
                                    

"YAA! NUGUYA?!"sosok itu menoleh dan kedua nata mereka bertemu serta bertatapan langsung dengan Dawon.

"Kamu siapa?"Dawon menatap tak percaya sosok di depannya? Dia bilang, dia siapa? Apa dia tidak tahu Dawon adalah pemilik rumah ini? Oh, astaga!

"Heh! Gue pemilik rumah ini! Lo siapa sampai ke rumah gue segala? Wah, jangan-jangan lo penguntit ya di sini? Ngaku lo!"sosok itu masih terdiam di tempat sembari menatap Dawon dari atas ke bawah dengan tatapan bingung.

"Ngapain lo liatin gue sampai kaya gitu? Gue tau, gue cakep!"

"Mengidentifikasi wajah dan bahasa. Wajah bulat, kulit putih, mata sipit, pendek, ucapannya kasar dan cantik. Bahasa, lo-gue. Identifikasi selesai."Dawon speachles melihat sosok yang sangat aneh untuknya. 

Dia pikir, dia siapa? Robot?

"Lo orang apa bukan, sih? Kok....aneh banget?"omel Dawon.

"Dawon-ah! Kamu udah pulang?"Dawon menatap Eommanya meminta penjelasan.

"Eomma! Dia siapa sih? Kenapa dia ada di rumah kita?!"Eommanya tersenyum kemudian mengelus bahu putri kesayangannya.

"Biar Eomma jelaskan. Dia namanya robot Hamada Asahi. Mama baru beli beberapa hari lalu di Jepang, karena katanya, robot ini bisa jadi apa aja yang kamu inginkan dan dia adalah robot pintar. Dan satu lagi, untuk Eomma sendiri, Eomma minta dia buat bantu sedikit pekerjaan Eomma di rumah."Dawon menatap robot yang bernama Asahi itu dari atas sampai ke bawah.

"Dia.....robot?"robot itu mengangguk.

"Iya, saya robot Tuan Muda Dawon."

Dawon menggelengkan kepalanya dan menatap robot itu tak percaya. Setelah itu, dia memukul kepalanya pelan.

"Ah, michogetta!"

Dawon pergi begitu saja sembari mengacak-acak rambutnya frustasi. Berbeda dengan Eommanya dan Robot Asahi yag menatap kepergiannya dengan tatapan datar.

Dawon membuka pintu kamarnya kemudian mendudukkan tubuhnya di kasur sembari terus merutuki apa yang terjadi. Dia.....robot? Robot seperti manusia? Ah, ini gila, pasti ia sedang gila sekarang! Dawon terus mengacak-acak rambutnya frustasi. Tak lama, terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang tiga ketukan.

Tok tok tok!

"Siapa?"ia melangkah untuk membuka pintu kamarnya. Begitu dibuka, dirinya terkejut dengan siapa yang mengetuk pintunya.

"Ini makan siangnya Tuan Muda."bukannya diterima, Dawon malah menutup pintu kamarnya dengan keras sembari terus menggerutu.

"Ah, gue pasti gila sekarang! Gue pasti lagi mimpi! Kak Jaehyuk, tolong banguin gue sekarang!!!"

.....

Malam harinya, Dawon sudah selesai makan siang sekaligus sore setelah merutuki kesialannya. Sekarang, Dawon sedang merebahkan tubuhnya di sofa sembari bermain ponsel. Ia tersenyum-senyum sendiri membaca pesannya dari seseorang.

"Makan malamnya sudah siap Tuan Muda."

Dawon melirik sekilas. Sebenarnya ia masih tidak percaya apa yang sedang terjadi sekarang. Tapi.....mau bagaimana lagi? Jika memang itu benar-benar robot, mau tak mau ia harus percaya mulai sekarang.

"Yaudah, taroh aja di meja situ. Entar gue makan."

"Baik Tuan Muda Dawon."setelah itu, robot Asahi tadi pun pergi.

Dawon menghela napas gusar. Tak lama, dia teringat sesuatu. Tugas matematikanya! Astaga! Kenapa dia melupakannya?

Dawon buru-buru bangkit dari rebahannya. Ia berlari menuju kamarnya untuk mengambil buku tugas mtknya untuk dikerjakan. Setelah itu, ia kembali lagi ke bawah. Dawon menatap soal-soal itu yang membuatnya mendengkus sebal karena tugasnya susah dan dan banyak.

ROBOT| Hamada AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang