Bab 5. Berkunjung

14 4 0
                                    

Keesokan paginya, Dawon bagun sudah bersiap untuk sekolah. Ia bergegas untuk sarapan karena takut jika yang menunggu marah karena terlalu lama.

"Dawon-ah? Kenapa kamu buru-buru banget? Gak akan telat sayang,"

"Kak Jaehyuk takut nungguin mah. Jadi, aku gak mau bikin dia nungguin aku yang kelamaan buat sarapan."

"Yaudah deh. Oh iya, jangan lupa bekalnya dibawa ya buat sarapan nanti siang?"

"Tenang aja Eeomma, aku gak bakal lupa."

"Oh iya. Nanti Yedam sama Doyoung jadi main kan ke sini buat kerja kelompok?"

"Jadi pastinya! Kalau gak jadi, siap aja aku jitak kepalanya besok!"

"oh iya, kalau begitu, aku berangkat dulu ya? Annyeonghaseyo!"

"Eoh, ne! Hati-hati di jalan!"

"Ne!!!"setelah itu, Dawon pun keluar bersamaan dengan mobil Jaehyuk yang sudah tiba di depan rumahnya.

Dawon merapikan rambutnya agar terlihat cantik di depan pacarnya itu dengan senyuman yang tertahan.

"Pagi Dawon chagia!"

"Pagi juga Kak Jaehyuk."Jaehyuk menatap pacarny, ah, Yeojanya dari atas ke bawah kemudian tersenyum.

"Kamu dandan?"Dawon terkesiap. Tiba-tiba ia menjadi gugup sendiri.

"Ah, eng-enggak."

"Yaudah naik! Nanti telat loh."Dawon mengangguk kemudian memasuki mobil namjanya, Yoon Jaehyuk.

....

Setelah pulang sekolah, Dawon tidak dijemput oleh Jaehyuk karena ingin melakukan kerja kelompok bersama dua sahabatnya, Yedam dan Doyoung.

Dan disinilah mereka, yang tengah duduk di ruang tengah, lebih tepatnya di karpet.

"Dawon-ah? Lo punya minum gak? Gue haus banget,"

"Bener. Kalau ada, yang dingin ya?"Dawon menatap dua sahabat tajam yang tidak tau diri itu.

"Arraseo."bagaimana pun juga, ia tetap menuruti perintah mereka.

"Woah, udah lama gue tidak bermain ke sini. Lo ingat gak Yedam, kapan terakhir kali kita ke sini?"

"Kayaknya, satu minggu sebelum kenaikan kelas. Ah, atau setelah kenaikan kelas? Intinya itu lah."

"Gue kangen rumah ini. Rumah yang selalu terbuka saat kita berkunjung kerumahnya."

"Yaa, Doyoung-ah? Kalau gak dibuka, gimana kita bisa masuk?"Yedam tergelak mendengar ucapan tak masuk akal Doyoung.

"Ahaha....benar juga. Ah, gue terlalu sering mengencani banyak cewek, makanya otak gue penuh sama mereka."

"Nah, itu lo tau."

"Lo juga sama saja bodoh! Lo bahkan selalu ngajak para gadis ber-selfi sama lo! Jadi, jangan nyalahin gue!"

"Yaa! Gue lebih tua dari lo satu tahun, lo tau!"

"Lo pikir, gue peduli?"

"Ini minumannya Tuan."sontak, mereka langsung menoleh bersamaan pada suara tadi.

"Siapa lo?"

"Aku robot Asahi. Siapa kalian? Dan kenapa kalian memakai kata lo-gue seperti Tuan muda Dawon?"Doyoung dan Yedam menatap tak percaya robot itu.

"Lo.....robot?"bukannya menjawab, robot itu menatap tajam dua orang asing itu.

"Lo-lo santai dong natep kita? Kita bukan orang jahat ye, kita orang baik. Kita temennya Dawon."terang Doyoung.

"Bener, kita temennya Dawon. Kalau gak percaya, tanyain aja dia."

"Benarkah begitu?"robot itu mengangguk. Tak lama, Dawon pun datang.

"Sorry, lama. Gimana? Kalian udah ketemu kan sama robot yang dibeli mama gue?"

"Jadi, itu beneran?"

"Iya lah!"

"Mengidentifikasi wajah. Wajah tampan, hidung mancung, dan tinggi. Yang satu, tampan, mata besar, senyum manis, sedikit kasar. Identifikasi selesai."Yedam dan Doyoung masih diam tak berkutip.

"Yaudah yuk, kita lanjut kerja kelompoknya."setelah itu pun, mereka pun melakukan kegiatan mereka.

Sebelumnya, Dawon sudah memberitahu pada dua sahabatnya tentang robot yang dibeli oleh Eommanya pada mereka. Tentu saja mereka sangat penasaran dengan robot itu. Maka dari itu, selain berniat untuk kerja kelompok, mereka juga berniat bertemu dengan robot itu.

Disaat mereka sedang kerja kelompok, robot itu menatap dua laki-laki yang bersama dengan Dawon tidak suka. Kenapa harus sedekat itu dengan Dawon?

"Lo kenapa liatin mereka kaya gitu?"

"Gapapa. Gue pergi dulu."

Dawon terkejut dengan nada bicara robot itu yang berbeda dari sebelumnya. Jika biasanya dia menggunakan bahasa formal dan sopan padanya, kini menggunakan bahasa kasar formal dan terkesan tidak sopan.

What?? Ada apa dengan dia?






















Tbc

Gtw, sedikit aja ya partnya? Gue pusing mau ngelanjutin. Bye👋🏻

ROBOT| Hamada AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang