Di jam istirahat, Dawon yang sedang berjalan bersama dua sahabatnya tiba-tiba dipanggil oleh salah satu guru. Beliau meminta Dawon untuk membantunya di perpustakaan. Tentunya dan dengan senang hati ia menuruti perintah gurunya.
"Dawon-ah? Dowajuseyo? (Bisakah kamu membantuku?)"
"Ah, geuromnyeon Cho Ssaem!"
(jangan lupa stel lagunya!)
Di sana, ia diminta untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada buku-buku yang sudah lumayan kusam. Ia membersihkannya hingga bersih setelah itu ia beristirahat di salah satu bangku.
"Ah, momi himdeureo..( badan gue capek banget)..."keluhnya kecil.
Ia menatap rak-rak buku itu, hingga pandangannya tak sengaja menemukan deretan novel yang menurutnya sangat indah. Ia berjalan mendekati novel itu, lantas berjinjit untuk menggapainya.
"Aigo, kenapa tinggi sekali!"
Sayangnya, ia tak sampai untuk mengambil buku tersebut. Ia mulai berjinjit-jinjit untuk mengambil buku itu, sayangnya buku-buku yang berada di sekitarnya malah terjatuh yang membuat ia menutup kedua matanya.
"Aaaaa!"
Anehnya, ia tak merasakan buku-buku itu mengenai dirinya. Ia mulai membuka kedua matanya hingga ia dibuat terjejut dengan sosok yang melindungi dirinya hingga terpaku di tempat. Kedua mata mereka bertemu hingga terjadi kontak mata beberapa detik.
Asahi?
Entah mengapa, tiba-tiba jantung Dawon berdegup kencang kembali seperti waktu itu saat bersama Asahi. Tak lama mereka seperti itu, Dawon pun berusaha memberi jarak pada dirinya dengan Asahi. Entah karena ia tidak berhati-hati, dirinya terpeleset yang membuatnya langsung oleng. Beruntungnya, dengan sigap Asahi langsung menangkap tubuhnya hingga kedua mata mereka kembali bertemu cukup lama dari sebelumnya.
Kenapa jantung gue tiba-tiba berdegup kencang banget tiap gue deket Asahi?
Dawon-ah? Aku akan selalu melindungimu karena sepertinya aku menyukaimu.
"Ah, mian." Asahi langsung melepaskan kedua tangannya dari Dawon yang membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Dawon hanya terdiam karena dirinya masih sedikit syok.
"ini bukumu."
"Eoh, go-gomawo." setelah itu tidak ada percakapan lagi selain itu. Keduanya sama-sama terdiam dalam pikiran masing-masing.
"Ah, neo-neo eodiga? (lo-lo mau kemana)? Gue mau ke kelas."
"Gue juga mau ke kelas."
"Ah, geuraeyo? (begitu kah?)"Asahi mendahului Daawon yang sepertinya tengah salting di belakangnya.
Dawon-ah! Kenapa lo malah jadi gugup gini sih? Aish, shibal!
....
Saat ini, Dawon dan Asahi sudah pulang beberapa menit yang lalu. Mereka berjalan kaki setelah Dawon memutuskan untuk mampir ke sebuah cafe yang ditemani oleh Asahi. Sejak tadi, mereka berdua hanya diam dan tidak melakukan pembicaraan. Tiba-tiba, Asahi terpikirkan sesuatu. Buru-buru, ia menarik tangan Dawon dan membawanya ke suatu tempat.
"Gue punya tempat bagus buat dikunjungi. Naleul ttalawa! (ikut aku!)"
"Yaa', Asahi! Neo eodiya? Yaa! YAA!" Asahi tak memperdulikan teriakan Dawon. Ia terus menarik tangan gadis itu dengan wajah ceria.
Gidaryeo, Dawon-ah. Aleumdaun gos-eulo delyeodajulge. (aku akan membawamu ke tempat yang indah).
Tibalah mereka di sebuah taman bermain. Asahi langsung melepaskan genggaman tangannya pada Dawon yang saat itu tengah mengatur napasnya yang tak beraturan.
"Yaa', Sahi-ya? Huhh....huhh....Kenapa harus lari-lari sih?"
"yeogin eodiya? (ini dimana?)"
"Taman bermain. Kajja!"
Asahi kembali menarik tangan Dawon untuk masuk ke tengah-tengah taman. Sontak, Dawon yang belum siap, hanya pasrah ditarik oleh Asahi. Tanpa laki-laki itu sadari, ia diam-diam tersenyum senang saat laki-laki itu menarik tangannya. Kenapa baru sekarang ia merasakan kebahagiaan sebesar ini?
Dan di sinilah, mereka menghabiskan waktu berdua hingga angit jingga perlahan memudar dan tergantikan langit hitam yang cerah dengan bermain ayunan, kejar-kejaran, dan berlomba melempar batu yang paling jauh ke kolam. Mereka terlihat tertawa lepas dan terlihat layaknya seorang remaja SMA yang tengah berpacaran karena seragamnya yang masih melekat di sana.
....
"Dawon-ah? Ayo kita pulang?"
"Geurom! Kajja!"
Beberapa menit kemudian, mereka berdua tiba di rumah dan disambut oleh tatapan heran dari orang-orang rumah. Tak lama, Junghwan dan Jeongwoo menanyai mereka.
"Dawon nuna? Neo eodiseoyo?"Dawon dan Asahi hanya tersenyum sembari saling pandang satu sama lain.
"Rahasia."setelah itu, Dawon melangkah menuju kamarnya dengan senyum yang ters mengembang di wajahnya. Hari ini, adalah hari yang sangat bahagia untuknya karena Asahi.
Sahi-ya? Gomawo.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ROBOT| Hamada Asahi
FantasíaHamada Asahi. Robot Jepang tampan, pintar dan cerdas. Siapapun yang memilikinya pasti sangat beruntung, seperti keluarga kecil bernama keluarga Lee. Sayang seribu sayang, siapapun tidak akan menyangka jika robot itu bukanlah robot biasa. Robot yang...