-
___Leo, ayo kita melarikan diri, berdua saja tidak perlu lagi menikmati luka.
___
-
"Bokem anjing."Dengus kasar menginterupsi Leo yang pangku dagu di cafe malam itu, keningnya mengkerut kala mendapati kakaknya yang menghampiri dengan dua gelas kopi pamerkan raut wajahnya yang di penuhi emosi.
"Lo liat." Sambil meletakan dua gelas kopi di atas meja, Sagara beri protes yang begitu kentara sambil memamerkan kaus putihnya yang sedikit di kotori oleh noda disana, lantas tak langsung menjawab, Leo sudah kembali di bungkam oleh Sagara yang meracau setelah menduduki kursinya.
"Sialan banget gue di tabrak, eskrimnya nempel semua di baju malah dia yang nangis-nangis, kan emaknya dateng jadi berbalik gue yang di omelin."Kali ini gelak tawa Leo tidak lagi tertahan, pantas saja beberapa waktu lalu dia mendengar ada raungan anak kecil yang cukup berisik, orang-orang di sekitarnya juga saling berbisik memperhatikan sambil memberi cibiran, katanya "kakak yang kaos putih galak, mangkanya si adek nangis eskrimnya jatoh."
Leo mana tau yang di bicarakan justru abangnya sendiri."Mangkanya, udah marah-marahnya." Pun dengan tepukan pelan yang dia beri di pucuk kepala, sulung sama sekali tidak menghilangkan kerutan di keningnya.
Tepat pukul sepuluh malam, waktu hujan mulai mereda. Sagara akhirnya memutuskan tetap menepati janji mereka untuk menghabiskan makan malam bersama di luar, lantas dengan dua jiwa yang di penuhi amarah, mereka tidak saling bicara, sama-sama diam, sekedar dehaman juga tidak ada yang di keluarkan. Tapi siapa sangka, kejadian singkat kakaknya yang menabrak anak kecil justru membuat keadaan mereka membaik dengan mudah, seolah tawa yang mereka keluarkan saat ini sudah cukup untuk menutupi pedih yang mengurung mereka sejak tadi.
Dengan obrolan-obrolan kecil yang di barengi canda konyol Leo yang kadang mengungkit soal si badan besar tidak mau melembut pada bocah kecil tadi, berakhir dengan sulung yang lagi-lagi mengkerut emosi. Keduanya sama-sama berusaha menyembuhkan diri.
Lantas senyum Leo mengembang begitu nasi yang mereka pesan akhirnya sampai, Leo sengaja memanfaatkan rasa bersalah kakaknya yang tidak sengaja menghancurkan ponselnya dengan menguras habis uang nya malam ini, meski awalnya Leo menghela miris, ponselnya itu sudah sempat hancur sebelumnya, baru di perbaiki malah semakin di buat lebur oleh sang kakak yang kalah dengan emosi.
"Ibu, abis ini pasti makin marah ke gue."
Balas yang Leo dapat dari gumamannya adalah dengusan, cukup kasar pun pandang mata Sagara kembali terlihat mematikan.
"Persetan, gue bakal lindungin lo."
"Lo durhaka nanti." Kali ini di barengi kekehan, tapi sadar tidak mendapat balasan, Leo telan ludah gugup begitu mengerti si sulung rupanya serius dengan ucapannya.
"Pergi aja ayo, bareng gue kita keluar dari rumah."
Berani sumpah, Leo terkejut bukan main. Dia bahkan tidak pernah memiliki pemikiran untuk kabur dari rumah, tapi sang kakak yang di lubangi oleh banyak kasih sayang dari lingkungannya justru berpikir untuk keluar dari sana.
"Aneh, padahal lo punya segalanya di rumah." Sambil menyuap satu sendok nasi, Leo keluarkan isi kepalanya ketika tepat seperti dugaan, raut yang di keluarkan dari lawan bicara adalah guratan tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hari lagi (Ft. 00l Nct Dream)
Fanfic[Nomin - Brothership] "Kita itu sama, sama-sama di hancurkan oleh harapan, kamu yang berharap ke bebasan, aku yang berharap kamu bisa untuk terbang." Karna kamu adalah semestanya, yang dia genggam dalam kerapuhan, yang dia dekap di penghujung malam...