-
___Berhenti berpusat pada apa yang sudah pergi, lihat disini, siapa yang masih tinggal untuk selalu menemani.
___
-
Seperti pemikirannya, si bungsu sudah pasti menghindarinya di sekolah, sedari tadi Sagara mencari, bertanya hampir ke seluruh teman kelas sang adik, tapi atensi Leonandra masih tidak bisa di jumpai.
Hela nafas panjang menjadi teman setia Sagara yang duduk bersandar di pohon mangga belakang sekolah, satu buah mangga setengah matang sudah ada di tangannya dengan sebagian yang sudah tandas menyisahkan bekas goresan gigi di sana. Sagara baru saja mencuri.
Netranya tidak lelah mengawasi orang-orang yang berlalu lalang, jalanan ini memang paling dekat untuk menuju kantin, barangkali saja dia bisa menemukan adiknya meski terkadang yang di jumpai justru teman sekelas yang malah mentertawai, si murid teladan mencuri mangga, begitu kata mereka sambil di iringi tawa jenaka kemudian melarikan diri usai mendapati Sagara yang memasang raut penuh memangsa.
Habis sudah.
"Sagara!" Gemaan dengan nada penuh kesal menyambut Sagara yang masih bimbang, kali ini dia menelan ludah begitu tau siapa yang berdiri disana dengan kedua tangan di lipat depan dada.
Oh sial, kalau ini sih bahaya.
"Bolos pelajaran kedua, maling mangga! Lo mau reputasi lo di sekolah ini ancur!"
Adiffa Denada yang berjalan mendekat dengan tangan mengepal penuh urat mau tak mau buat Sagara sigap, mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri kalau di perlukan.
"Gue nyari Leo!"
"Lo satu rumah!"
Bugh.
Terlambat, belum sempat Sagara angkat kaki berlari dari amukan macan betina kesayangan Haksara, dahinya sudah lebih dulu mendapat sapaan dari sepatu Converse putih si ketua kelas.
"Akh.." dia meringis sambil mengusapi dahi, sementara dari balik tubuh Adiffa sudah ada Haksara yang menahan tawa.
Ah, si cepu yang mengadukan kelalukan Sagara kali ini sudah pasti teman sialannya.
"Mampus! Mangkanya jangan kayak orang bego! Kalo mau ngerusak nama bagus lo mending dari dulu, ini lo udah kelas tiga dikit lagi ujian akhir, belum lagi lo mau ada turnamen futsal kan?! Apa yang bakal di pikirin kepsek kalo tau murid emasnya bolos kelas buat maling mangga!" Belum usai, Adiffa masih melanjutkan kesalnya sambil memberi bogeman mentah di bahu lawan bicara, sementara Sagara cuma bisa garuk pipi sambil tertawa hampa.
"Iya deh, maaf-" sambil memberi pandang memohon, Adiffa baru bisa menghela nafas meski gadis itu masih terlihat menahan jengkel.
"Nggak mau tau deh, kalo kejadian lagi gue aduin ke kepsek beneran lo!" Sambil memijati kening dia melempar sebotol air. "Dari Leo, gue nggak tau lah kalian ada masalah apa sampe main petak umpet gini-"
"Leo dimana?!" Kali ini Sagara menyela, tidak lagi memberi jeda untuk Adiffa kembali melanjutkan. Tatapannya yang menyirat tajam buat Adiffa melirik sekilas pada Haksara yang menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hari lagi (Ft. 00l Nct Dream)
Fanfiction[Nomin - Brothership] "Kita itu sama, sama-sama di hancurkan oleh harapan, kamu yang berharap ke bebasan, aku yang berharap kamu bisa untuk terbang." Karna kamu adalah semestanya, yang dia genggam dalam kerapuhan, yang dia dekap di penghujung malam...