Part 15

4 1 0
                                    

Bagaikan disambar petir disiang bolong vivi kini masih mencerna apa yang terjadi. Vivi benar benar shock bisa bisa nya kekasihnya sedang sakit parah tapi dia malah tidak tahu.

"Sejak kapan ini tante?" -vivi

" Mulai tahu pas kalian berantem dicafe. Yang dia nggak hubungi kamu hampir seminggu ya itu dia lagi dirawat." -desi

Vivi hanya bisa menangis dan menutup seluruh wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya lalu mengusapnya kasar.

" Dan dia itu gak selingkuh nak, memang sandra itu ingin kembali sama bayu namun bayu sudah menolaknya. Tapi sandra masih saja mengganggu hubungan kalian. Bayu cerita semuanya sama tante tentang yang terjadi sama kalian. Dia sangat sedih dia sampe stres beberapa hari ini mungkin inilah alasannya dia drop sekarang ini." -desi

Vivi mendengar penjelasan dari calon mertuanya itu semakin merasa bersalah. Karena dia sekarang bayu harus drop sekarang.

"Maafin saya tante gara gara saya bayu jadi drop gini sekarang." Ucap vivi menyesal.

" Gapapa lagian bukan salah kamu kok. Tante juga salah karena gak kasih tau kamu dari awal. Tapi ini karena permintaan bayu dia gak mau kamu khawatir dan sedih kalau tau dia sakit." -desi

"Jadi sebenernya apa penyakitnya tante?"-vivi

"Tumor otak. Itulah kenapa dia sering tiba tiba pingsan."-desi

"Tumor otak tante??!!" Ucap vivi frustasi.

"Iya. Jadi kenapa akhir akhir ini dia sedikit memaksa kamu buat secepatnya nikah sama dia itu karena ini. Setidaknya sebelum dia meninggal dia sudah menikah sama kamu."-desi

"Emangnya gak ada cara buat sembuh ya tante."-vivi

"Dokter sih bilang harusnya bayu dioperasi. Tapi bayu menolak itu dia gak mau operasi sebelum nikah. Karena kemungkinan hasil operasinya itu 50:50. Kalau berhasil kemungkinan bisa amnesia karena efek operasi. Kalo gagal ya bayu bisa meninggal." Ucap desi sambil menangis terisak.

"Kenapa gak operasi aja dulu tante. Maksudnya kenapa harus menikah dulu." -vivi

"Ya itu tadi tante bilang. Seandainya operasinya berhasil kemungkinan dia akan amnesia. Oleh karena itu dia mau operasi kalo udah nikah. Seandainya dia bener bener amnesia setidaknya ada foto pernikahan kalian nanti bisa ditunjukkan bahwa kalian sudah menikah. Kalo gagal setidaknya sebelum meninggal dia sudah menikah dengan orang yang dicintainya." -desi

"Jadi ini alasan kenapa akhir akhir ini dia sering memaksa buat mempercepat pernikahan kami. Padahal tadinya dia udah setuju nunggu sampe aku lulus." -vivi

Vivi dan desi berpelukan sambil duduk dikursi tunggu menunggu dokter yang memeriksa bayu keluar. Setelah menunggu beberapa saat dokter akhirnya pun keluar untuk menjelaskan keadaan bayu.

Dokter bilang dokter tak bisa menunggu lebih lama lagi bayu harus segera dioperasi. Karena jika dibiarkan terus menerus tumornya akan semakin membesar.

Karena bayu juga sudah sadar jadi mereka sudah diperbolehkan untuk masuk menjenguk bayu. Akan tetapi hanya bisa satu orang yang masuk,jadi akhirnya mereka masuk secara bergantian.

Saat mama dan papanya bayu sudah selesai masuk keruangan bayu kini waktunya vivi yang masuk. Vivi masuk masih dengan perasaan sedih dan bersalah. Meskipun sudah sadar namun kondisi bayu masih sangat lemah.

Vivi duduk dikursi dekat brankar bayu lalu menggenggam tangan bayu.

"Aku minta maaf ya. Karena aku gak tau kalo kamu sakit." Ucap vivi terisak

"Hey. Kamu gak harus minta maaf. Aku yang minta maaf karena udah nyakitin kamu." Ucap bayu lirih karena masih lemah.

"Aku udah tau semuanya dari mama kamu. Aku minta maaf karena disaat kamu sakit aku justru gak ada buat kamu aku gak bisa dampingin kamu jagain kamu maaf ya." -vivi

"Udah ku bilang jangan minta maaf kamu gak salah apa apa." -bayu

"Kamu harus mau dioperasi ya biar kamu sembuh. Aku mau kamu sembuh." Ucap vivi memohon.

"Aku mau operasi kalo kita udah nikah. Kita nikah dulu baru setelah itu aku operasi." -bayu

"Kamu itu bener bener keras kepala banget ya." Ucap vivi sebal.

"Aku gak mau kalo aku pergi sebelum aku bisa memiliki kamu seutuhnya." -bayu.

"Kamu ngomong apa sih... Kamu itu pasti sembuh kamu gak akan pergi kemana mana. Kita akan nikah kalo kamu udah sembuh." Ucap vivi menangis tersedu sedu.

" Operasi itu tingkat keberhasilannya 50:50. Jadi aku harus siap dengan semua hasilnya. Setidaknya kalo aku pergi aku udah nikah sama kamu. Kalaupun operasinya berhasil kemungkinan aku bakal amnesia aku bakal lupa sama kamu kalo kita udah nikah aku bisa liat foto pernikahan kita jadi aku tau kalau kita udah nikah." Ucap bayu panjang lebar.

"Aku janji setelah kamu pulih dari operasi kita akan nikah. Gak perlu nunggu aku wisuda. Asalkan kamu mau di operasi dulu ya.." -vivi

"Kita nikah dulu aja ya..kalo kita udah nikah aku janji aku mau operasi." -bayu.

Mereka terlarut dalam pikiran masing masing. Kini waktu besuk sudah habis jadi vivi harus keluar. Hanya boleh ada satu orang untuk menjaga bayu didalam karena mamanya bayu yang minta untuk menjaga bayu jadi vivi mengalah dia akhirnya keluar dari ruangan bayu.

Bayu berpamitan pada desi untuk pulang karena memang desi yang meminta agar vivi bisa beristirahat. Namun besok vivi akan kembali lagi.

Skip besok paginya.

Vivi sudah sampai di RS lagi untuk melihat keadaan bayu. Saat vivi kesana sudah ada papa dan mamanya bayu. Kini mereka sudah bisa masuk ke ruangan bayu bersamaan. Kali ini mama papanya bayu memasang wajah serius dan tegang. Tak lama mamanya bayu membuka obrolan.

" Vivi..??!! Kami mau bicara hal penting sama kamu apa bisa??!! " -Desi

"Iya tante ngomong aja." -Vivi

"Ehhmm gini sesuai permintaan bayu apa kamu mau nikah sama bayu secepatnya agar bayu juga mau segera menjalani operasi. Tante mohon nak kamu mau ya..." -Desi

"Iya nak vivi om mohon kami akan urus semua keperluannya kalian terima beres saja." Timpal Reno.

"Tapi om keadaan bayu sangat lemah apa dia bisa. Apa mungkin dokter ngebolehin bayu keluar RS dengan keadaan seperti ini." -vivi

Semuanya diam nampak berfikir sejenak. Tak lama bayu ikut berbicara dengan suara lemahnya.

"Nikah disini aja dulu yang penting ada penghulu saksi sama wali kan udah cukup. Ada mama papa dan ibu kamu juga. Nanti kalo aku udah bisa keluar RS baru kita adakan resepsi. Gimana" jelas bayu

"Gimana nak vivi apa kamu tidak keberatan." Tanya Reno

"Demi bayu saya tidak akan keberatan om." -vivi

"Siapa wali kamu." -desi

"Adik saya tante." -vivi

Terima Kasih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang