Part 18

9 1 0
                                    

Selesai makan malam bersama rendy berpamitan untuk pulang. Sebelum pulang dia mengantarkan nina dulu.

Sampai rumah kost nina duduk sendirian diranjang. Dia menangis sesenggukan karena merasa kehilangan sahabatnya. Meski dia sebenarnya bahagia karena sahabatnya sudah bersama orang yang dia cintai namun tetap saja nina merasa kehilangan.

"Huhhh...baru sehari loe nggak disini gue udah kangen vi. Semoga loe bahagia sama bayu ya.." monolog nina lirih yang masih terisak.

Tak lama nina pun tertidur.

Ditempat lain dirumah bayu vivi sedang memasuki kamar bayu dan vivi. Vivi merasa gugup dia belum pernah masuk kamar bayu sebelumnya apalagi dia akan tidur sekamar dan seranjang dengan bayu.

Meski dirumah sakit mereka tidur sekamar dan hanya berdua namun menurut vivi rasanya berbeda. Dia sangat gugup saat ini. Vivi hanya terdiam berdiri didekat pintu bayu yang menyadari itu pun langsung mendekati vivi.

"Ngapain malah bengong disitu? Ayo masuk." -bayu

"Hahh,,iya, iya hehe" ucap vivi malu malu.

"Ehhmm aku kekamar mandi dulu ya mau ganti baju." -vivi

"Ya udah sana" ucap bayu menunjuk kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut.

Vivi segera memasuki kamar mandi dengan membawa piyama yang akan dia pakai. Setelah itu dia keluar dan melihat bayu yang sudah berbaring diranjangnya namun belum tertidur.

Bayu menyuruh vivi untuk menaiki ranjang sambil menepuk nepuk ranjang tepat di sebelahnya. Vivi pun mendekat dengan salting. Akhirnya mereka sudah sama sama tertidur.

Paginya vivi bangun sebelum subuh seperti biasa. Setelah sholat subuh dia ke dapur untu membantu ART memasak. Vivi sudah terbiasa dengan hal itu. Tak lama bayu pun bangun dan sholat subuh. Setelah itu bayu kebawah mencari cari vivi karena sewaktu dia bangun dia tak menemukan vivi dikamarnya.

Bayu pun melihat vivi yang ternyata ada di dapur. Dia merasa lega,entah kenapa rasanya bayu seperti tak mau vivi jauh darinya meski hanya sedetik. Setelah melihat vivi didapur bayu pun menghampiri vivi.

"Ngapain kamu didapur" -bayu.

"Emangnya kamu gak liat aku lagi ngapain." -vivi

"Bukan gitu. Maksud aku kan udah ada bibi yang masak kenapa kamu harus masak." -bayu

"Aku udah terbiasa masak kalo pagi. Tadi abis sholat aku bingung mau ngapain jadi aku kedapur aja bantuin bibi masak." -vivi

"Tadi saya udah bilang mas. Tapi mbak vivi maksa." -ART

"Iya emang aku yang mau. Lagian orang cuma masak doang ya gapapalah." -vivi

"Ya udahlah terserah kamu." -bayu

"Kamu mau aku bikinin teh atau kopi?" -vivi

"Teh ajalah" -bayu

Saat vivi sedang membuat teh untuk bayu reno dan desi turun. Reno dan desi sangat bahagia melihat menantunya yang begitu perhatian pada anaknya. Reno dan desi saling melempar senyum setelah melihat vibi menyiapkan teh untuk bayu.

Saat ini bayu duduk di ruang keluarga sambil menikmati tehnya dan mama papa nya mengikutinya duduk di sofa. Vivi yang melihat kedua mertuanya ikut duduk disofa pun menghampiri mereka.

"Mama sama papa mau sekalian dibikinin teh?" -vivi

"Udah nggak usah biar bibi aja yang bikin" -desi

"Udah gapapa biar saya saja yang bikinin." -vivi

"Ya udah kalo kamu maksa,tapi kamu itu jangan terlalu kaku sama kami. Anggap kami orang tua kamu. Dan kamu juga disini sudah menjadi nyonya besar jadi nggak perlu kerjain pekerjaan rumah." -desi

Vivi tersenyum mendengar ucapan ibu mertuanya itu. Sedangkan bayu malah meledek vivi.

" Tuh kan apa ku bilang. Nggak usak kerjain apa apa udah ada bibi." -bayu.

Vivi pun kembali kedapur untuk membuat teh untuk mertuanya. Setelah kembali ke sofa dan meletakkan tehnya dimeja vivi pamit untu kembali ke dapur. Namun bayu reno dan desi melarangnya. Mereka justru meminta vivi untuk ikut duduk bersama disofa.

Merasa tidak enak untuk menolak vivi pun menurutinya.

"Vi gimana kuliah kamu?" Tanya Reno

"Tinggal nunggu sidang aja pa,abis itu wisuda." -vivi

"Berarti udah nggak lama lagi dong." -desi

"Iya rencananya hari ini aku sidang." -vivi

"Ya udah kamu yang semangat ya" -reno

"Ya udah nanti aku anterin ke kampusnya ya" -bayu

"Enggak" ucap vivi dan desi serentak.

Bayu dan reno langsung menoleh ke arah desi dan vivi menatap heran mereka berdua.

"Kenapa?" -bayu

"Kamu itu harus banyak istirahat. Gak boleh capek,kamu itu belum benar benar pulih." -vivi

"Hum bener" ucap desi sambil menunjuk vivi

"Plisss,,,bosenlah aku dirumah aja." Ucap bayu memohon.

"Ya udah tapi pake supir ya gak boleh nyetir sendiri." -desi

"Oke deh gapapa asal boleh nganter" -bayu.

Vivi sedang mandi dan bersiap untuk ke kampus. Lalu bergantian dengan bayu. Setelah siap mereka menuju meja makan untuk sarapan lalu setelah itu vivi berangkat ke kampus ditemani bayu.

Saat istirahat vivi dan nina ke kantin untuk makan siang. Saat mereka tengah asik memakan makanannya tiba tiba aldy menghampiri mereka.

"Vi kita perlu bicara" ucap aldy sambil menarik pergelangan tangan vivi.

"Mau ngomong apalagi. Udah gak ada yang perlu di omongin lagi." Ucap vivi menghempaskan tangan aldy

"Vi aku tu cinta sama kamu tolong kamu mau ya jadi pacar aku." Ucap aldy memohon.

"Harus berapa kali aku bilang kalo aku gak cinta sama kamu." -vivi

"Setidaknya kamu terima aku dulu abis itu kita jalani dulu aku bakal bikin kamu jatuh cinta sama aku." -aldy.

"Aku bener bener minta maaf tapi aku bener bener nggak bisa. Aku udah nikah sekarang." -vivi

"Gak. Gak mungkin kamu pasti bohong, ini pasti cuma cara kamu buat menghindari aku kan iya kan" ucap aldy menggeleng tak percaya.

"Enggak dy,aku bener bener udah nikah. Jadi aku nggak bisa." -vivi

Nina sedari tadi hanya diam. Lalu nina menarik tangan vivi pergi meninggalkan aldy.

Setelah selesai semua kegiatannya vivi berjalan keluar kampus untuk pulang. Ternyata bayu dan supirnya sudah datang menjemput vivi. Bayu keluar dari mobil menghampiri vivi lalu mempersilahkan vivi masuk duluan.

Saat bayu hendak masuk mobik tiba tiba ada yang menarik lengannya. Lalu memukul tepat di pipi bayu. Vivi yang melihat itu langsung keluar dari mobil.

"Stop aldy berhenti. Jangan" teriak vivi melerai dan mendorong aldy dengan kuat.

"Apa apaan sih. Siapa kamu tiba tiba mukul mukul saya. Emangnya kita kenal??" -bayu

Supir bayu yang melihat itupun juga ikut melerai dan menahan aldy agar tidak memukul bayu lagi. Aldy justru bingung karena bayu sepertinya tidak mengenali dirinya. Apalagi bayu juga tak melawan.

Terima Kasih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang