Affection
"Huaaa.." teriak Taehyung sembari merenggangkan ototnya.Tubuhnya ingin remuk setelah diam mendengar rumus rumus tak jelas yang ia dengar.Benci matematika dan juga fisika,ia sangat membenci kedua mapel tersebut.
"Ayo jim...kita ke kantin,aku haus," ajak Taehyung yang berdiri sembari menunggu jimin mengemasi buku bukunya.
"Ayo. " Jimin berdiri secara perlahan.Taehyung menyerngitkan alisnya melihat gerak gerik jimin yang tak biasa.
"Kenapa jim?apa ada yang sakit?" tanya taehyung melihat jimin yang memegang dadanya.
"Tidak..hanya,sedikit berat, ayo.." ucap jimin menarik tangan taehyung.
...
"Kau tidak makan kak?" tanya ji-hyun ke jimin.Jihyun adalah teman dekat jungkook,ia baru diperkenalkan dengan jimin oleh jungkook setelah ia mengenal taehyung.Ia kaget saat tau jimin adalah saudara kembar taehyung.
"Tidak.. Aku tidak lapar.." jihyun hanya mengangguk dan kembali memakan ramennya.
"Yak ji-hyun ah ..kau ini pecinta ramen,atau apa sih?selalu saja makan ramen jika ke kantin.." ujar jungkook membuat jihyun menggerutu kesal.
"Ya!aku pecinta ramen!kenapa?" ketus jihyun sambil melototi jungkook.
"Pantas saja mukamu seperti ramen. " ucap taehyung ikut andil menganggu jihyun.
"Ck!tidak teman tidak sepupu,sama saja..menyebalkan..kau lihat kak jimin?ini yang mereka lakukan selama kau tidak ada.." jimin hanya terkekeh kecil saat ji-hyun mengadu kepadanya.
"Sudahlah ji-hyun,tidak usah ladeni Mereka,,, sudah biasa mereka mengganggu orang.." ucap jimin sambil mengelus kepala jihyun dengan lembut.
"Ya sudah..ayo,kita kembali ke kelas masing masing..bel akan segera di bunyikan.."mereka pun mengangguk patuh dan juga beranjak dari tempatnya.Begitu pula murid yang lain.
.
Trengg...Sekolah sudah berakhir,para siswa bersorak bahagia dan serentak merenggangkan otot ototnya.
" ayo jim,"
"Sebentar tae.." jimin dan taehyung pun bergegas untuk pergi keluar kelas.Namun langkah mereka terhenti saat jimin tiba tiba memanggil guru mereka lembut.
"Lee ssaem.." jimin berlari kecil ke gurunya,yang di panggil lee ssaem pun menoleh dan tersenyum saat tau siapa yang memanggilnya.Tiba di hadapannya,jimin langsung membungkuk hormat dan menyempitkan kata 'maaf',hal itu membuat lee ssaem menyerngit tak paham.
"Maaf aku baru bisa masuk sekolah hari ini.." lee ssaem tertawa kecil mendengar hal itu.Ia tak menyangka muridnya satu ini sangat lah sopan.
"Tak perlu meminta maaf,ssaem paham dengan keadaanmu..lagian jangan kau paksakan masuk jika memang Kau sedang sakit.." Jimin tersenyum membuat lee ssaem menghangat.
"Eum..maafkan jimin jika saja saat ujian,jimin tidak mengikutinya..mungkin tidak akan pernah.." cicit jimin.Lee ssaem yang mendengar pun sontak tersenyum sendu dan memegang pundak jimin.
"Jangan berkata seperti itu.. Kau akan selalu menjadi murid kebanggaan ssaem sampai kapanpun..kau bisa,kau kuat..mengerti?" jimin mengangguk dan kembali membungkuk hormat.
"Terimakasih ssaem..kalau begitu,jimin pulang dulu.." jimin kembali membungkuk dan perlahan melangkah pergi meninggalkan lee ssaem.
"Ku harap masih ada murid yang sepintar dia dan selembut dia.."
Affection
2 bulan berlalu.
Sudah dua bulan berlalu,saat ini taehyung maupun yujin di buat panik dengan keadaan jimin.Kondisinya semakin memburuk.Untuk berbicara saja sudah tidak kuat,berjalan saja butuh di tuntun.Makan?baru 2 suap saja sudah di muntahkan.Yujin sedih dengan keadaan Jimin yang seperti ini.
Terlebih lagi dengan taehyung,ia takut jika harus meninggalkan jimin barang sedetik saja.Ia takut jika ia meninggalkan jimin,dan kembali melihat jimin yang sudah menutup matanya.Dia tidak mau itu terjadi.
"Jimin..." panggil taehyung saat melihat jimin memejamkan matanya.Tubuhnya mengecil,tulang pipi yang terekspos.
"Jimin..jawab aku.." seru taehyung yang takut saat Jimin menutup matanya.Jimin hanya mampu untuk berdehem.Memberi kepastian kepada taehyung bahwa ia masih bernafas.
"Jauh tidak lapar?akan ku ambilkan makan jika lapar.."
"Tidak..aku tidak lapar.." singkat jimin membuka matanya menatap taehyung.Jimin berusaha untuk bangkit yang di bantu oleh taehyung.
"Kau yakin?" jimin mengangguk pelan.
"Tae..." panggil jimin dengan suara kecilnya.
"Apa?"
"Jika aku bertanya kepadamu untuk meminta izin tidur apa boleh?" tanya jimin yang di balas dengan wajah bingung taehyung.
"Tentu saja boleh..tapi kau harus tetap tau caranya membuka mata.." jimin terkekeh kecil sesekali meringis sakit memegang dadanya.
"Jika aku tidur suatu saat nanti dan tidak membuka mataku,tolong jangan suruh aku bangun ya...kau harus menerima kenyataan bahwa aku sudah pergi suatu saat nanti.." taehyung menggeleng pelan dan memegang pipi kembarannya ini.
"Apa yang kau katakan...?kau sembuh jim,kau akan sembuh,dan kau akan selalu membuka matamu setelah kau tidur nanti.. Aku akan selalu bersamamu jika kau akan tidur..oke.."
"Terimakasih..aku menyayangimu.." lirih jimin,taehyung mendekatkan dirinya kepada jimin dan memeluk jimin erat.Seakan akan ia tidak ingin kehilangan malaikat nya ini.
Jauh di balik pintu sana,yujin mendengar percakapan kedua anaknya ini.Yujin membekap mulutnya sendiri agar suara tangisnya tidak terdengar.
Ia sama seperti taehyung,tidak siap dan tidak akan pernah mau kehilangan jimin.
Kapanpun itu.
'Bersambung'
KAMU SEDANG MEMBACA
affection. [VMIN]🔰 (END).
Short Storykisah tentang si kembar yang memiliki kehidupan yang berbeda,sang adik yang lebih di limpahkan kasih sayangnya dari pada sang kakak.sang kakak tidak iri dengan sang adik,lebih memilih untuk nemendam rasa sakit yang selama ini ia pendam.padahal sehar...