Bab Satu

4.2K 60 7
                                    

"Gila. Rony kemarin keren banget, Cuy. Gak nyangka dia se-fakultas sama kita."

"Bener. Gue dulu lihat di tampil pas ospek udah firasat, sih, kalo dia bakalan jadi."

"Bisa, sih, dia masuk tiga besar. Juara juga pantes banget, sih, dia."

"Ni Gue kalo liat dia langsung pas lagi ganteng-gantengnya kayak gini yakin gue bakal pingsan, sih."

Sayup-sayup percakapan dua mahasiswi di sebrang meja kantin berhasil di tangkap oleh telinga kanan Shenna yang tak terhalang earphone.

Sahabatnya, Hanin, menyenggol lengan kiri Senna sembari berbisik. "Tuh, pacar lo diomongin, tuh, Shen."

Shenna hanya bergeming sembari mengaduk-aduk semangkok bakso di hadapannya. Rambut sebahunya yang tergerai menutupi senyum samarnya. Benar. Ia sangat bangga melihat penampilan pacarnya tadi malam. Benar-benar memukau dan tampan. Semua orang pun sepertinya juga mengakuinya.

Shenna Nidya Kaluna. Mahasiswi Seni Rupa yang membersamai langkah Rony hingga lebih dari 2 tahun lamanya. Ia bertemu Rony di sebuah pertunjukan musik di kampus mereka 2 Tahun silam. Awalnya, tak ada interaksi apapun diantara mereka. Shenna hanya penonton iseng yang menikmati pertunjukan Rony diatas panggung. Kala itu, Rony menyanyikan lagu favoritnya, And I Love Her karya The Beatles. Kemudian Ia memposting penampilan Rony pada media sosialnya dan disambut dengan hangat oleh Rony melalui Direct Message. Setelahnya, interaksi mereka kian intens hingga akhirnya Rony mengikatnya dalam sebuah hubungan.

Setelah berpacaran, Rony pernah mengaku bahwa Ia telah memperhatikan Sheena sejak lama. Lebih tepatnya ketika Shenna menampilkan karya lukisnya saat Ospek. Ketika Ia sadar Shenna menghadiri pertunjukan musiknya, tak segan-segan Ia menguncikan tatapan matanya pada Shenna sembari bernyanyi diatas panggung. Kesempatan tebar pesona, katanya.

Shenna kembali berfokus pada makanan didepannya. Ia terlalu lama melamun sampai-sampai Hanin sudah hampir menghabiskan sarapannya. Ia menyuapkan sesendok kemudian menghidupkan ponselnya untuk menghubungi Rony.

Terkirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkirim. Ia telah terbiasa. Di saat karantina, Rony harus membatasi penggunaan ponselnya. Biasanya Rony akan membalas pesannya di jam-jam tertentu saat ia break latihan. Shenna benar-benar sudah memaklumi hal itu. Ia hanya perlu empat sampai lima jam lagi untuk menunggu balasan pesan dari kekasihnya.

"Eh, Nirmana Lo gak lupa, kan? Kok Gue gak lihat dari tadi."

Pertanyaan Hanin membagi fokusnya. Ia pun menoleh pada Hanin, "Udah, di mobil. Ayo, temenin ambil."

_________________________________________________

Rony telah menyelesaikan sesi latihannya. Ia merebahkan tubuhnya pada sofa backstage dan kemudian menyalakan ponselnya. Senyumnya mengembang ketika menangkap notifikasi pesan dari pacarnya. Tak butuh waktu lama, jemarinya kini menari-nari mengetikkan balasan untuk perempuan cantiknya.

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang