Bab Enam

644 22 2
                                    

Diva mematikan televisinya setelah tayangan pencarian bakat itu usai. Sedangkan Shenna, Ia membersihkan beberapa sampah kemasan makanan mereka dan maengemasi makanan-makanan yang tersisa.

"Kata Kak Rony tadi, Kak Shenna gak di bolehin pulang kalo udah selesai. Disuruh tidur di kamar dia," ujar Diva. "Mama sama Papa tadi juga nitip gitu," tambahnya.

"Jangan, ah. Gapapa kalo aku nemenin kamu. Apalagi kamu dirumah sendiri. Tapi nggak tidur dikamar Rony, ya," pinta Shenna. "Aku tidur di sini aja gapapa, Div. Aku nggak bisa tidur di kamar Rony. privasi," tambahnya.

"Dikamar aku aja kalo gitu. Jangan disini. Gak nyaman. Kak Rony juga bakal marah-marah kalo tau," jawab Diva.

Shenna hendak menyanggah, namun Diva memotongnya," Udah di kamar aku aja. Kamarku atau kamar Kak Rony?"

"Yaudah kalo gitu. Makasi, ya, Cayang," goda Shenna sembari mencolek dagu Diva.

"Ih, geli kali aku lihat kau kalo gini, kak," protes Diva sembari begidik ngeri. Shenna hanya menanggapinya sembari tertawa.

Selang beberapa menit, Diva telah terhanyut dalam mimpinya. Sedangkan Ia masih menggulir layar ponselnya melihat beberapa postingan mengenai penampilan Rony hari ini beserta beberapa komentarnya. Ia nampak terganggu membaca beberapa komentar buruk yang mengatakan bahwa penampilan Rony biasa-biasa saja, atau bahkan mengatakan kalau Rony tak pantas untuk menuju ke babak selanjutnya. Padahal bagi Shenna, penampilan Rony hari ini menjadi salah satu penampilan paling manis bagi Shenna.

Mendadak Ia khawatir jika Rony membaca komentar-komentar itu. Ia takut komentar-komentar itu akan menghanyutkan kepercayadirian Rony. Tiba-tiba Shenna terpikir untuk mengirim pesan pada Kak Dinda, salah satu kru pencarian bakat yang cukup akrab dengannya.

 Tiba-tiba Shenna terpikir untuk mengirim pesan pada Kak Dinda, salah satu kru pencarian bakat yang cukup akrab dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________________

Ajang pencarian bakat itu telah selesai satu jam-an yang lalu. Rony sudah menyelesaikan semua performances-nya di babak ini dan dinyatakan melaju ke babak selanjutnya. Ia sangat lega. Lega karena Ia lolos, juga lega karena penampilannya sesuai dengan ekspektasinya.

Jujur Ia sangat penasaran bagaimana respon Shenna saat ini. Apakah penampilannya juga memuaskan ekspektasi Shenna? Ia juga sudah sangat penasaran pesan-pesan apa yang dikirim Shenna seusai Ia tampil tadi.

Sekarang sudah pukul satu lebih 20 dini hari. Rony masih ada di backstage bersama beberapa peserta lain dan kru yang masih sibuk kesana kemari. Sebenarnya segala aktivitasnya hari ini sudah selesai. Namun, Ia masih sangat malas untuk beranjak dari sofa yang Ia duduki saat ini.

Sejak syutingnya selesai, Rony hanya terdiam tak berucap sepatah kata pun. Ia hanya memandangi orang-orang berlalu-lalang, juga peserta-peserta lain yang bisa-bisanya masih tertawa tanpa terlihat lelah. Sebenarnya Ia sangat heran dengan mereka. Bisa-bisanya mereka masih semangat setelah sedari kemarin mereka sibuk tak terhenti. Ia saja sudah tak kuasa untuk bergerak, apalagi berbicara. Energi sosial Rony benar-benar sudah terkuras habis.

Ditengah sibuknya orang berlalu-lalang, Ia melihat Chelsea, dancer yang mengiringinya bernyanyi tadi, berjalan melewatinya dan mengambil beberapa barangnya.

"Chel, thank you, ya," ucap Rony sembari masih bersandar pada sofa dan melambaikan tangan pada Chelsea.

"No need to thanks, Ron. Udah job gue. Btw lo keren banget tadi. Keliatan lebih gak nervous daripada pas GR," puji Chelsea sembari mengangkat jempolnya.

"Gue duluan, ya," sambung Chelsea. Rony mengangguk sebagai jawaban.

_________________________________________________

Setelah sekian lama Rony mengumpulkan niat untuk kembali ke kamarny, Ia akhirnya kini sudah berada di depan pintu kamarnya. Ia hendak memutar kenop pintu kamarnya. Namun, tepukan dibahunya menginterupsi gerakan Rony.

"Kaget gue," ujar Rony dramatis setelah Ia tahu bahwa Dinda yang menepuk bahunya.

"Dih, drama banget lu," jawab Dinda. Rony meresponnya dengan terkekeh.

"Nape, nih? Ngasih gue kerjaan?" curiga Rony.

"Buruk sangka mulu lu sama gue," seloroh Dinda. "Lo, tuh, harusnya hormat dan terima kasih sama gue. Gue udah rela jadi burung merpati cinta lo," lanjut Dinda.

Rony mengernyit tidak mengerti.

"Nih, tadi dapet chat dari Shenna. Katanya performance lo tadi keren banget. Aku suka, gitu katanya," jelas Dinda.

Telinga Rony terlihat memerah dan merambat pada pipinya yang menjalar rasa hangat. Ia salah tingkah. Jantungnya juga ikut salah tingkah. Rony mengusap hidungnya berkali-kali untuk menutupi salah tingkahnya. Reflek Ia tersenyum malu-malu.

"Dih, pake senyum-senyum. Noh, telinga sama pipi lo merah. Salting, ya, lo?" ledek Dinda.

Rony semakin salah tingkah. Ia segera membuka kenop pintunya dan masuk dalam kamarnya, "Udah, ah. Efek ngantuk kali mangkanya gini," ujarnya kemudian segera menutup pintunya.

"Dih, udah salting, masih nyangkal pula. Dasar bocah Priuk," ledek Dinda sembari sedikit berteriak.

"Gak denger gue," balas Rony ikut berteriak.

Rony yang telah berada dalam kamarnya segera menghempaskan badannya pada ranjang empuknya. Ia menutupi wajahnya dengan bantal untuk menutupi wajah saltingnya. Rony tersenyum kemudian sedikit berteriak dibalik bantal untuk meredam suaranya.

Rasa-rasanya Ia bisa gila kalau begini. Padahal Shenna hanya memberikan sedikit kata afirmasi namun dirinya sudah seperti ayam spekta Paul kalau kepanasan. Ia merasa usahanya seminggu ini telah dibayar tuntas. Aneh. Padahal Ia dan Shenna sudah berjalan 2 tahun. Namun, rasa kasmaran Rony masih saja seperti ABG baru jadian.

Ia jadi tak sabar untuk menunggu lusa karena Ia akan kembali kerumah selama dua hari. Lihat saja! Kalau bertemu pacarnya nanti, Ia akan memeluk wanita itu hingga sesak napas!

_________________________________________________

A/N:
Hai! Terima kasih udah setia membaca sampe sini. Akhirnya aku update di tengah-tengah gunungan tugasku hihi. Semoga suka, ya!

Sekalian mau ucapin maaf dan terima kasih sama akun-akun tiktok yang aku komenin postingannya buat baca cerita ini. Soalnya ini sebenernya gaada untung apa-apa buat aku. Murni pengen berbagi hiburan aja sekalian nyalurin kehaluan, hihi. Thank you, ya!

Jangan bosen-bosen buat baca. Be wise, Readers!

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang