Bab Tujuh Belas

487 24 6
                                    

Sebelum baca, Rewatch dulu ya penampilan Rony dan Salma - Jangan Ada Dusta Diantara Kita karena bab ini settingnya saat penampilan itu!
_________________________________________________

Sesaat ketika Shenna masuk kedalam studio, sesaat itu pula crew melakukan countdown, pertanda bahwa beberapa detik lagi siaran langsung akan kembali dimulai setelah jeda iklan.

Shenna saat ini menonton di bagian bawah panggung bersama teman-teman Rony dan fanbase-nya. Juan telah mengajaknya untuk menonton di dekat panggung, namun Shenna menolaknya dengan alasan tak ingin Rony melihatnya.

Setelah Juan meninggalkannya, Ia melihat Hanin berlari menghampirinya dan memeriksa kondisinya. "IH, LO GAK PAPA, KAN? TUH, LIAT KAKI SAMA TANGAN LO LECET!"

Shenna menutup telinganya yang berdengung. Bahkan suara Hanin terasa lebih keras daripada suara hitungan mundur dari crew.

"Iya, Iya. Gak papa. Gini doang gak berasa kali," ujar Shenna bermaksud bergurau.

"Kan udah gue bilang, mending bareng kita ajaaa!" balas Hanin.

"Ih, yang penting gue udah disini, kan? Noh, sekarang lu diem dulu. Gue mau liat Rony."

Ketika coundown selesai, lighting menyorot dengan indah ke arah Rony. Shenna mendadak terdiam kagum melihat tampilan Rony saat ini. Pakaia formal dengan nuansa biru cerah. Warna yang jarang atau bahkan tak pernah Rony pakai di hari-hari biasa. Apalagi dengan kesan formalnya.

Shenna merasa Rony saat ini terlihat sangat manis. Setting panggung dengan dekorasi payung-payung, lighting, dan pakaiannya benar-benar menguarkan sisi romantis Rony.

Ketika pertama ku jumpa denganmu
Bukankah pernah ku tanyakan padamu, kasih?

Suara indah Rony menyapa pertama kali Indera pendengaran Shenna. Mata Shenna memejam. Mendadak sekujur tubuhnya merinding. Ia tak menyangka sensasi pertama kali melihat performance Rony akan seindah ini. Benar kata orang-orang. Suara Rony memang romantis, begitu pula di perjalanan kasih mereka.

takkan kecewakah kepada diriku?
takkan menyesalkah kau hidup denganku nanti?

"Wow," Shenna terperangah mendengar suara pembuka Salma. Serasa sangat nyaman terdengar di telinga Shenna. Kemudian Ia tersenyum tipis melihat aksi panggung Salma yang menyentuh bahu Rony.

Senggolan hanin di lengannya cukup mengejutkannya, "Apa, sih?"

"Noh, cocok, tuh," ujar Hanin mengompori. Shenna hanya berdecih dan memutar bolanya malas sebagai respon.

Memang kau bukan yang pertama bagiku
Pernah satu hati mengisi hidupku dulu

Shenna kali ini benar-benar terhipnotis dengan suara Rony. Apalagi kali ini dengan tatapan tajam nan teduhnya menatap Salma. Shenna bahkan tak yakin jika ia ditatap seperti itu akan tetap profesional seperti Salma.

Tepat di bagian akhir, Rony melancarkan aksi panggungnya dengan membawa properti payung untuk menutupi mereka sebagai closing act. Shenna bertepuk tangan di ikuti beberapa bulir air mata yang jatuh ke pipinya. Bukan sedih ataupun cemburu. Ia menangis terharu melihat keindahan mereka hari ini. Terlebih juga terharu karena mengingat perjalanan dan perkembangan kekasihnya saat ini.

Tahun lalu, Rony bahkan harus tertunduk kecewa karena kedua kalinya Ia tak dapat lolos di ajang ini. Shenna yang menemaninya saat itu. Mengantri sedari pagi hingga sore. Namun, takdir baik masih belum untuk Rony. Ia masih ingat sebagaimana putus asanya Rony saat itu. Rony menumpukan kepalanya pada bahu Shenna sembari merangkulnya. Dan yang hanya bisa Shenna lakukan adalah mengusap punggungnya untuk menguatkan.

Namun, lihatlah saat ini. Rony melangkah jauh bahkan disaat ia tak berharap banyak. Hanya menyerahkan semuanya pada Tuhan. Rony pantas mendapatkannya.

Sembari memandangi Rony dan Salma yang tengah menyimak juri, pikiran Shenna melayang jauh. Benar kata orang-orang, Mereka berdua nampak serasi dan romantis. Keduanya berhasil menampilkan seni yang memukau hari ini. Bahkan seluruh penonton nampak terhipnotis dengan chemistry mereka. Tatapan memikat Rony beradu dengan tatapan teduh Salma. Berpadu dengan aksi berpegangan tangan dan diakhiri dengan adegan payung. Semuanya terasa sangat indah dan romantis.

Terkadang, sedikit terbesit di benak Shenna tentang dirinya dan Salma. Ia hanya mahasiswa biasa dengan pameran-pameran kecilnya dan Salma pemilik suara indah dengan pribadinya yang menyenangkan.

Bukankah Rony seharusnya pantas mendapatkan yang lebih dari dirinya? Namun entahlah, itu hanya pemikiran-pemikiran buruknya. Rony tentu lebih tahu mengapa Ia masih tetap berpulang di pelukan Shenna, begitupun sebaliknya. Dua tahun bersama tentunya sudah termasuk lama untuk Shenna dan Rony saling mengenal.

Penampilan mereka disambut hangat oleh penonton dan juri. Semuanya bertepuk tangan takjub. Penampilan yang sempurna, pikir Shenna.

Setelah keduanya tampil dan mendapatkan feedback dari juri, host mempersilakan Rony dan Salma untuk kembali ke backstage.

Keduanya diarahkan untuk turun melalui tangga bawah, meliwati penonton yang ada di bawah panggung, tempat dimana saat ini Shenna berdiri.

Crew keamanan mengomando penonton untuk membelah kerumunan. Memberian Salma dan Rony jalan untuk melintas. Penonton menyibak menjadi dua bagian, bagian kanan dan kiri. Saat ini Shenna berada di bagian kiri. Posisinya cukup terbelakang karena terdesak beberapa penonton dan tak ingin lukanya tadi tersentuh sehingga menyebabkan rasa perih.

Meskipun begitu, Ia masih dapat melihat jelas Rony yang hendak turun dan Ia pun bisa memastikan jika Rony menoleh ke kiri, Rony juga akan dengan jelas mengenalinya.

Diantara kerumunan fans, Shenna sedikit berjinjit dan mendongak untuk melihat keadaan di depan. Disebrangnya, tepatnya di bagian depan penonton kanan, Shenna dapat melihat Bunga dan beberapa kontestan lain yang tampak ikut berada di barisan depan tersebut.

Rony diikuti Salma di belakangnya menuruni tangga panggung. Shenna dapat menangkap dengan jelas ekspresi Rony yang tampak terkejut atas kehadiran Bunga disana. Ia sempat menunjuk Bunga kemudian diikuti rangkulan singkat dan usapan di kepala Bunga.

Kepala Shenna kepalang buntu. Apa itu tadi? Pupil matanya sontak membesar ketika melihat adegan kecil itu. Namun, Ia lebih terkejut lagi ketika Rony tiba-tiba menoleh kearahnya. Dan kali ini, Rony berkali-kali lipat lebih terkejut melihat kehadiran Shenna disana.

Pada dasarnya, Keduanya sama-sama kaget. Shenna kaget karena tak menyangka dengan perlakuan Rony pada Bunga, dan Rony pun kaget dengan keberadaan Shenna yang tiba-tiba menontonnya di studio. Apalagi, Rony sempat menangkap ekspresi terkejut Shenna dengan diikuti secercah tatapan kekecewaan.

Meskipun begitu, Rony tetap menunjukkan senyumnya pada Shenna. Kemudian Ia melambaikan tangannya pada kekasihnya. Shenna yang melihat itu reflek segera merubah ekspresinya. Ia tersenyum kemudian membalas lambaian tangan itu.

Tetapi entahlah. Rasanya, Shenna saat ini seperti membutuhkan lebih banyak oksigen. Dadanya serasa sesak, entah karena desakan penonton, atau karena respon dari apa yang Ia lihat tadi. Air matanya menggenang dengan sendirinya. Sepertinya Ia capek saat ini.
_________________________________________________

A.N:
Halo! Selamat membaca kembali, Readers! Semoga Bab ini berkenan ya di hati kalian, hihi. Be wise, Readers!

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang