Udah siap baca yang gemes-gemes???!
_________________________________________________Acara di rumah Rony telah berakhir sejam yang lalu. Ia juga sudah cukup puas untuk berbincang dengan orang tua dan adiknya sejam ini. Tinggal satu orang yang belum Ia temui, Shenna, kekasihnya.
Rony memutuskan untuk menyudahi percakapannya dengan orang tua dan adiknya. Ia bangkit dari sofa kemudian menuju kamarnya untuk bersiap.
Selepas berganti pakaian, Ia kembali ke ruang keluarga, tempat orang tua dan adiknya yang masih belum beranjak.
"Rony ke Shenna dulu, ya, Ma," pamit Rony sembari mencium pipi Mamanya.
"Bawa mobil aja, Ron. Biar Shenna gak kepanasan," Papanya memberikannya kunci mobil dan diterima baik oleh Rony.
_________________________________________________Rony telah sampai di depan kampus Shenna yang juga merupakan kampusnya, meskipun di semester ini Ia memutuskan untuk berhenti sementara. Menurut jadwal, Shenna akan keluar dari kelasnya sepuluh menit lagi.
Saat ini, Rony tengah menggunakan kaus hitam dan celana jeans, lengkap dengan kacamata dan bucket hat yang Ia simpan di kursi belakang.
Ponsel di saku celananya Ia nyalakan. Rony akan mengabari Shenna bahwa Ia telah berada di depan kampus.
Sembari menunggu Shenna, Rony memutuskan untuk membuka roomchat grup dengan teman-temannya.
Kaca mobil Rony di ketuk dari luar. Nampak jelas paras cantik Shenna di depan matanya, meskipun masih terhalang kaca. Rony segera membuka kunci mobilnya dan Shenna kemudian membuka pintu penumpang di samping pengemudi.
"Hai," sapa Shenna sembari mendudukkan diri kemudian meletakkan barang bawaannya di kursi belakang. Terlihat satu paperbag dan kotak peralatan lukisnya beserta lukisan Shenna di kanvas berukuran sedang. Semuanya Ia letakkan secara rapi dibelakang dengan di bantu oleh Rony.
Suara Shenna nampak jelas di telinganya. Sejenak Ia mematung menikmati suara ini yang telah lama tak Rony dengar secara langsung. Serasa menenangkan dan pas di telinganya.
Shenna hari ini nampak cantik dengan tampilannya yang sederhana. Celana corduroy cokelat dengan kaus oversize putih sebagai paduannya. Ia juga menggunakan jaket denim yang hanya bertengger di bahunya untuk melindunginya dari terik matahari.
Rony membantu Shenna untuk melepaskan jaket denimnya kemudian menggantungkannya di kepala kursi yang Rony tempati.
Setelah Rony memastikan bahwa Shenna telah nyaman di duduknya, Ia segera menabrakkan tubuhnya pada Shenna. Memeluk Shenna seerat-eratnya, menyalurkan bahasa rindu pada kekasihnya ini. Ia melingkarkan tangannya pada bahu Shenna sembari jemari tangan kirinya yang mengusap lembut surai kecokelatan Shenna.
Dirasa jedai yang digunakan Shenna mengganggu usapannya, Rony melepas itu dan meletakkannya pada Dashboard mobilnya. Rambut sebahu itupun tergerai bebas dan terasa sangat pas bagi Rony untuk di usap.
Rony meletakkan dagunya pada pundak kiri Shenna dengan berkali-kali melontarkan kata rindu, diselingi dengan kecupan-kecupan di pelipis Shenna," Kangen banget," lirihnya.
Untuk sesaat, Shenna hanya mematung dan mencerna apa yang terjadi. Sedari Ia keluar dari kelasnya, jantung Shenna sudah berdetak tak karuan. Rasanya sama seperti saat Ia pertama kali berkencan dengan Rony. Hingga ketika Ia duduk disini, Rony memeluknya dengan segera. Rony benar-benar melakukannya, memeluknya untuk menyalurkan semua yang Ia rasakan. Dan semuanya tersampaikan dengan jelas melalui pelukan ini.
Setelah mengerti apa yang terjadi, Shenna ikut terhanyut dalam pelukan itu. Ia membalas pelukan itu dengan melingkarkan tangannya dipinggang Rony. Memberikan usapan kecil disana yang membuat Rony berdesir tak karuan.
Rony menghirup dalam-dalam rambut Shenna yang menguarkan wangi stroberi. Begitupun dengan Shenna yang juga menikmati aroma musk dalam tubuh Rony, wewangian yang sama seperti yang Ia hirup dua tahunan ini setiap Rony disekitarnya.
Sepanjang berpelukan, keduanya tak ada yang berbicara. Hanya ada deru napas dan detak jantung mereka yang beradu. Semuanya terasa gamblang tanpa perlu bicara. Pelukan ini menguarkan rasa rindu, juga menguarkan semua yang tersimpan dalam-dalam.
Setelah beberapa saat yang cukup lama, keduannya mengedurkan pelukan mereka. Shenna memegang kedua sisi baju Rony di pinggang. Mereka saling menatap dalam-dalam sembari Rony merapikan anak rambut Shenna. Jujur saja, melihat tatapan tajam namun teduh dari Rony secara langsung begini memang selalu membuat Shenna salah tingkah.
Tanpa sadar, air mata Shenna mengalir begitu saja. Ia tak mengerti mengapa sebegini emosionalnya bertemu Rony. Rony yang menyadari itu segera menghapusnya dengan ibu jarinya.
Rasa-rasanya, Rony tak kuasa untuk melihat air mata Shenna. Matanya ikut berkaca-kaca. Namun, Ia tak ingin menghabiskan hari ini dengan tangisan. Ia hanya mau menikmati dua hari ini dengan berkesan.
"Cantik banget," puji Rony setengah berbisik dengan parau. Shenna membalasnya dengan senyuman.
"Rambutnya ganteng banget. Nggak biasa aku lihat kamu rambut pendek kalo langsung gini," Jemari Shenna beralih mengusap rambut Rony hingga berakhir mengusap rahangnya. Rony memejam menikmati sentuhan dari jemari lembut Shenna.
"Gembul banget kamu sekaraaang," lanjut Shenna gemas dengan mencubit pipi Rony, berusaha mencairkan suasana. Rony terkekeh dan keduanya melepaskan pelukan mereka. Rony mengakhirinya dengan mengusap punggung Shenna.
_________________________________________________A/N:
Hai, Readers!!! Gimana part kali ini?? Ini aku nulisnya agak lama soalnya nunggu feel bucinnya hihi. Tenang aja kali ini bakalan double update soalnya aku nulisnya kepanjangan. Mau di jadiin satu takutnya kebosenan.
See u di part selanjutnya, ya. Dijamin makin gemes hihi. Be wise, Readers!
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST YOU | RONY PARULIAN
FanficTell me everything about you Never felt like this before, The love feels so true Every little thing that you do, Ain't exaggerating but no I won't take two, Just you Shenna Nidya Kaluna X Rony Parulian Nainggolan Terlepas dari berita Bunga dan Salma...