Bab Sebelas

611 19 3
                                    

Udah siap menggila melihat Rony bucin???!
Double Update buat kalian yang masih baca. Thank you, ya!
_________________________________________________

Rony membantu Shenna memasang seatbelt kemudian kembali berfokus pada kemudinya, "Nyari drivethru dulu, ya. Kamu belum makan pasti. Sekalian kangen ngobrol sama kamu di mobil."

Setelah Shenna menyetujuinya, Rony segera mengemudikan mobilnya menuju ke restoran fast food terkenal.

Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di jalur drivethru restoran dan bersiap memesan. Rony masih hafal betul apa yang biasa Shenna pesan di restoran ini. Burger, Kentang, dan Milo.

"2 Paket Burger, Kentang large, Milo, sama Cola, ya," pesan Rony pada pramusaji.

Pesanan telah mereka dapatkan. Rony segera mencari tempat parkir untuk makan dengan tenang, meskipun di dalam mobil. Sebenarnya mereka bisa saja makan di tempat. Namun, kali ini mereka hanya ingin berbincang berdua tanpa dilihat dan didengar banyak orang. Sehingga disinilah solusinya.

Rony menyodorkan tissue basah pada Shenna. Ia menyadari banyak sekali cat lukis dominan hitam dan cokelat yang membekas di beberapa bagian tangan kekasihnya. Ia segera membantu menghapus bekas cat itu. Menggosoknya dengan pelan meskipun terlihat sangat susah untuk hilang.

"Emang susah ilangnya. Gapapa. Nanti bisa ilang sendiri," ujar Shenna.

"Ini setidaknya yang di telapak ilang dulu, Sayang. Kan mau makan," jawab Rony.

Setelah beberapa saat, tangan Shenna sudah lebih baik dari sebelumnya, terutama pada telapak tangannya. Rony segera memberikan salah satu burger-nya pada Shenna.

Shenna menerimanya dan segera membukanya. Ia memberikan burger itu kembali pada Rony.

Rony mengangkat satu alisnya, heran. "Udah, itu makan. Aku buka yang ini," Shenna menjawab keheranan Rony.

Rony hanya menggeleng dan tersenyum sembari menggigit burger-nya. Perhatiannya teralihkan pada lukisan Shenna yang tersandar di kursi belakang. Lukisan itu terlihat seperti seorang penyanyi laki-laki dengan stand mic dan lampu yang menyorotnya. Maksud lukisan itu tak terlihat secara jelas karena Shenna mengemasnya dengan dominan coretan abstrak namun artistik yang sangat memanjakan mata Rony.

"Tau nggak lukisan itu aku kasih nama apa?" tanya Shenna setelah Ia menyadari bahwa Rony mengamati lukisannya.

Rony mengalihkan atensinya kembali pada Shenna. Ia mengangkat sebelah alisnya tanda penasaran.

"Rockmantiz," jawab Shenna dengan nada yang sedikit hiperbola.

Rony terkekeh kemudian mengacak rambut Shenna. "Bagus banget. Itu aku?"

"Kepedean," ejek Shenna.

"Tapi bener itu kamu, hehe. Lukisan itu juga buat kamu," lanjut Shenna.

"Beneran?" Rony membulatkan mata tanda antusias. Shenna mengangguk sebagai jawaban.

"Thank you, Sayang," Rony memeluk singkat kemudian mengecup pelipis Shenna.

"Kamu live, gih. Kasih kabar penggemar kamu," saran Shenna.

Rony meresponnya dengan raut tidak setuju.

"Aku liatin dari sini. Pengen lihat kalo artis nge-live itu gimana, sih," lanjut Shenna sedikit meledek.

"Oke. Tapi nanti aku lihatin kamu ke kamera," balas Rony tak mau kalah.

"Ya gak gitu, dong. Kamu diem-diem aja kalo ada orang disini. Anggep gak ada orang," ujar Shenna sedikit kesal.

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang