Bab Dua Belas

504 15 0
                                    

Siang ini, Rony dan Diva, adiknya, telah berada di dalam mobil untuk Menjemput Shenna. Rencananya, mereka akan jalan-jalan di salah satu Mall terkenal di Jakarta. Semalam, selepas mereka pulang dari acaranya makan dimobil, Diva dan Shenna sudah mengatur janji untuk pergi ke Mall bersama Rony. Lebih tepatnya mereka akan memburu salah satu skincare andalan Diva yang baru saja merilis produk terbaru. Shenna pun menyanggupinya karena memang beberapa stock skincare-nya telah berada di ambang kritis. Jangan ditanya kalau Rony, manusia bucin itu nggak tahu apa-apa selain 'yang penting jalan sama Shenna'.

Hari ini Rony memakai Jeans hitam dan kaus putih. Kakinya hanya teralaskan sepasang sandal rumahan. Lengkap dengan topi, kacamata dan syal yang menutupinya.

Tak jauh berbeda dengan Rony, Shenna juga tampil santai dengan celana corduroy army dan kaus putih. Kakinya terbalut dengan sandal crocs yang senada dengan bajunya. Rambut Shenna tergerai sebahu lengkap dengan kacamata hitam dan maskernya.

Sedangkan Diva, Ia tampil cukup feminim dengan dress selutut bernuansa earth tone lengkap dengan flat shoes putih tanpa hak.

Ketiganya telah masuk dalam pusat perbelanjaan. Shenna dan Diva berjalan beriringan di depan sembari mengedarkan pandangan dan bercakap santai. Sedangkan Rony mengekori mereka dibelakang sembari membawa tas Shenna dengan suka rela. Matanya tak banyak mengedar. Dibalik kacamatanya, Ia hanya terfokus pada Shenna yang sedari tadi asyik berbicara dengan adiknya.

Shenna menengokkan kepalanya kebelakang, menghadap pada Rony. "Kamu mau nunggu di coffeeshop aja?"

"Gapapa. Aku tungguin," jawab Rony.

"Ih, nanti lama. Kamu bosen."

"Enggak, Shen. Nanti kalo capek kan ada tempat duduknya," tolak Rony kekeuh.

"Ya udah, deh. Kalo bosen, tinggalin aja ke coffeeshop gapapa," ujar Shenna. Rony mengangguk setuju.

Mereka segera berbelok pada toko skincare dan make up yang cukup populer. Disana, Shenna segera mengambil tiga item skincare yang memang sudah habis di rumahnya. Mereka masih terus mengitari toko sembari mencari produk make up dan skincare yang diincar oleh Diva.

Tak banyak yang Rony lakukan. Ia hanya celingak-celinguk sembari terus mengekori kekasih dan adiknya.

Sepertinya Diva telah menemukan brand produk incarannya. Mereka terhenti dan Diva mulai memilih lip product yang cocok dengannya.

"Bagusan mana?" Diva menunjukkan dua lip product yang sama namun dengan shade yang berbeda pada Rony.

Rony menggaruk tengkuknya kebingungan. Ia tersenyum tak mengerti. Pasalnya kedua item yang ditunjukkan Diva terlihat sama dan warnanya juga tak jauh berbeda.

"Mana tau, lah, aku, Div. Ambil aja dua-duanya. Atau itu tanya ke Shenna, pasti ngerti," jawabnya kebingungan.

"Ya kali aja Kak Rony mau pilihin," ujarnya dengan 'bombastic side eyes'

Diva masih melanjutkan sesi pencariannya. Namun kini Rony dan Shenna mengekorinya beriringan di belakang. Rony merangkul pinggang Shenna dengan nyaman. Tangannya bertengger pada pinggang belakang Shenna sembari menggiring Shenna untuk tetap berjalan.

"Kamu kalo capek duduk aja," bisik Rony.

"Harusnya aku yang ngomong gitu. Aku mah udah biasa dan seneng-seneng aja buat jalan begini," tolak Shenna. "Biar aku yang sama Diva. Kamu duduk aja di kursi sana, Ron,"

"Gak mau. Orang pengen deketan," jawab Rony dengan tengil.

"Dih," ungkap Shenna dengan wajah keheranan.

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang