Bab Empat

624 28 1
                                    

Matahari sudah nyaris tenggelam hari ini. Shenna memutuskan untuk menyudahi kesibukannya di pameran. Kini Ia berada di ruang istirahat pameran. Kebetulan juga Hanin ada disebelahnya, merebahkan diri dengan berbantal paha Shenna.

"Capek banget hari ini, gila!" keluh Hanin. "Apalagi elo yang dari tadi nyerocos mulu ngejelasin lukisan," imbuhnya.

Shenna mengangguk setuju, "Ya, gimana lagi. Gue juga mau kalo orang-orang nikmatin lukisan gue sekalian tau maksud lukisannya."

Shenna bersandar dan memejamkan matanya. Bulir-bulir keringatnya terlihat di leher dan dahinya. Rambutnya yang di cepol dengan anak-anak rambut yang keluar juga terlihat sedikit lepek.

Mata Shenna terbuka ketika mendengar dering telepon dari ponselnya. Diva, adik dari Rony menelponnya.

"Hai, Diva," sambut Shenna ketika teleponnya telah tersambung.

"Halo, Kak. Kak Shenna ke rumah jam berapa? Ini aku masih di halte mau pesen ojek online. Kalau Kak Shenna udah sampe, tungguin dulu, ya? Soalnya ini kunci rumahnya masih di aku," jelas Diva panjang.

"Belum, kok. Ini baru selesai pameran. Kamu tunggu aja di situ. Jangan pesen ojek online. Aku jemput kamu kesana," balas Shenna sembari mengemasi barang-barangnya.

"Aduh, jangan, Kak. Kak Shenna baru aja selesai itu," tolak Diva.

"Gapapa. Ini juga mau balik kok tadi," sanggahnya.

"Ya udah, Kak. Aku tunggu, ya. Makasih banyak, Kak. Hati-hati," pesan Diva.

"Okey, Div. Wait!" Telepon terputus.

Shenna memasang jaket denimnya pada pinggangnya dan memakai tasnya.

"Gue duluan, ya. Udah ditunggu," pamit Shenna pada Hanin.

"Anjir. Baru aja lo selesai. Lo gak kecapekan buat nyetir?" tanya Hanin khawatir.

"Santai. Cabut, ya, gue!" ujar Shenna sembari melambaikan tangannya.

Shenna menaiki Vespa-nya dan melesat menjemput Diva. Tak butuh beberapa lama. Hanya 15 menit Ia kini sudah berada di sebrang Diva. Ia melambaikan tangan pada Diva agar Diva menyadari kehadirannya.

Diva yang melihat itu segera mendekat pada Shenna.

"Cepet banget," sambut Diva. Shenna hanya terkekeh sebagai jawaban.

_________________________________________________

Shenna dan Diva telah sampai di Rumah Rony. Shenna segera memarkirkan motornya dan melepas sepatunya. Ia masuk rumah Rony setelah Diva dan meletakkan tasnya di sofa panjang ruang tamu.

"Kak Shenna mandi aja dulu biar seger. Aku mandi diatas dulu, ya," ujar Diva sembari menaiki tangga. "Oh, iya. Baju aku semua baru aja di laundry tadi pagi. Kak Shenna pakai aja bajunya Kak Rony, gapapa. Maaf, ya," lanjut Diva.

"Okey, Div. Nanti minta tolong ambilin di kamar kakak kamu, ya," pinta Shenna. Diva menganggkat jempolnya sebagai respon setuju.

Tak butuh waktu yang lama, Shenna telah selesai dengan ritual mandinya. Kini Ia menggunakan kaus putih kebesaran milik Rony dan celana jeans yang tadi Ia pakai. Ia menggulung lengan kaus itu dan menggosok geraian rambutnya agar segera kering.

(Baju Rony yang dipake Shenna)

Di sekitar pukul 8 malam, Pintu rumah Rony terdengar di ketuk dari luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sekitar pukul 8 malam, Pintu rumah Rony terdengar di ketuk dari luar. Disusul dengan memanggil nama Shenna setelahnya. Rupanya makanan yang dia pesan melalui ponsel telah sampai. Ia segera membuka pintu dan menerima pesanannya. Tak lupa juga mengucapkan terima kasih.

"Kak Shenna pesen apa?" tanya Diva seusai Shenna meletakkan makanannya di meja.

"Ini ada pizza, kentang goreng, sama snack-snack gitu. Makan, gih. Pasti kamu belum makan, kan, dari tadi siang?" ujar Shenna.

"Ih, banyak kali ini," ujar Diva terkejut.

"Udah, makan aja. Abis, nih, pasti." Shenna menyomot pizza setelahnya.

Dengan cengirannya, Diva ikut mengambil kentang di depannya, "Iya, juga, sih."

Setelah itu keduanya menyantap makanan mereka dengan diam. Diva terlihat fokus dengan tayangan youtube yang Ia tonton. Sedangkan Shenna memutuskan untuk mengirim pesan pada pacarnya meskipun Ia tau kalau pesan yang akan di kirimnya masih akan dibaca Rony besok pagi.

 Sedangkan Shenna memutuskan untuk mengirim pesan pada pacarnya meskipun Ia tau kalau pesan yang akan di kirimnya masih akan dibaca Rony besok pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________________

Beberapa menit lagi, Rony akan mendapatkan gilirannya untuk tampil. Sedari tadi Ia sudah bersiap dengan kostum yang dipakainya. Ia juga sudah menjalani beberapa syuting di balik layar dan kini Ia duduk di backstage dengan tangan dingin.

"Bisa, Ron. Tadi udah keren kok GR-nya," Chelsea, dancer yang akan mendampingi Rony, mengacungkan jempolnya tanda menyemangati.

"Semoga, ya, Chel. Doain," jawab Rony.

"Tumben, sih, biasanya gak setegang ini," tanya Chelsea.

"Lagu sakral," jawab Rony yang masih sempat-sempatnya bercanda.
_________________________________________________

A/N: Hai! Terima Kasih, ya, yang udah nyempetin baca. Semoga suka, ya. Segala masukan bisa diutarakan.

Ohiya, Part ini ada 2 bagian. Awalnya mau aku jadiin satu tapi takutnya kepanjangan. Jadi aku pisahin buat jadi Double Update. Soalnya besok udah Senin alias bakalan hectic nguli-ah WKWK.

Be wise, Readers!

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang