Bab Delapan

472 18 0
                                    

Ditengah percakapannya dengan ketiga teman-teman Rony, Shenna membuka pesan Rony yang telah ada di ponselnya.

Ditengah percakapannya dengan ketiga teman-teman Rony, Shenna membuka pesan Rony yang telah ada di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Shenna menghangat membacanya. Rony benar-benar lelaki yang Ia mau. Ia sangat bisa merasakan usaha-usaha kecil Rony, meskipun hanya sekecil usaha Rony dalam bertutur manis.

Setelah Shenna membalas pesan Rony, hanya berjarak beberapa detik saja, Rony sudah membalas pesan yang kembali Ia kirimkan.

Setelah Shenna membalas pesan Rony, hanya berjarak beberapa detik saja, Rony sudah membalas pesan yang kembali Ia kirimkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas Shenna membaca pesan terakhir Rony, ponselnya berdering diikuti idcaller Rony tertera di ponselnya.

"Siapa, Shen?" tanya Samuel.

"Nih, Rony," ujar Shenna sembari mengangkat panggilan videonya.

"Hai, Sayang," suara Rony terdengar serak dan setengah berbisik di ponselnya. Terlihat Rony dengan raut mengantuknya dan terlihat masih berbaring di kamarnya.

Sepertinya Rony masih belum menyadari keberadaan teman-temannya disini sehingga Ia cukup berani untuk menyapanya dengan suara seraknya yang terkesan seksi itu.

Shenna masih berusaha mengatur degup jantungnya. Ia hanya melambaikan tangan kekamera sebagai balasan, kemudian memperbaiki tatanan rambutnya sebagai tanda bahwa Ia salah tingkah sekarang.

Bagaimana tidak salah tingkah. Siapa juga yang kuat melihat Rony baru bangun tidur dengan saranya yang serak setengah berbisik. Demi Tuhan, Ini terlihat sangat seksi di mata Shenna.

"Lagi sama siapa?" lanjut Rony bertanya.

Sumpah! Shenna sangat heran, Memang tidak bisa, ya, Rony kalau bangun tidur ngomongnha biasa aja? Ini kelewatan banget bagi jantungnya!

"Main sayang-sayang aja lo sama anak orang, Ron," kali ini Fredly yang membalasnya, Ia menampakkan wajahnya di kamera depan ponsel Shenna diikuti oleh Adrian dan Samuel.

"Kok cewek gue sama kalian? Bawa pengaruh buruk aja lo semua!" kesal Rony sembari bergurau.

"Lo, tuh, harusnya bersyukur, Ron. Gue, nih, lagi jagain pacar lo biar gak kesambet predator-predator anak musik," ujar Adrian dengan bangga.

"Ya, kalo cewek gue sama lo, bisa-bisa lo suruh cari cuan mulu dia, Dri," balas Rony.

"Yaelah, namanya cewek bisa ngelukis, bisa nyanyi juga. Lumayan buat bantu Coffeeshop temen," bela Adrian.

Shenna memang pernah beberapa kali tampil di Coffeeshop Adrian bersama Rony. Setidaknya hampir seminggu sekali. Namun, Semenjak Rony ikut ajang pencarian bakat, Shenna hanya sesekali ikut bersama Samuel dan Fredly karena memang biasanya mereka berdua yang mengiringi Rony dan Shenna. Tentu saja, alasannya hanya sesekali ikut karena Shenna berusaha menjaga hati Rony, walapun Ia yakin sebenarnya Rony pun tidak mempermasalahkannya.

"Udah lu jangan ikut-ikut orang pacaran. Gue mau ngomong sama cewek gue," usir Rony pada ketiganya diikuti tawa mengejek dari teman-temannya.

Shenna mengerti bahwa sepertinya Rony ingin berbicara empat mata. Sehingga Shenna bangkit dari duduknya kemudian berpamitan pada ketiganya

Sembari Shenna berjalan menuju kelasnya, ponselnya masih terhubung dengan Rony.

"Besok aku jemput aja, ya, di kampus," pinta Rony dengan lembut di ikuti oleh tatapan tajam namun meneduhkan seperti yang beberapa kali kalian lihat di kamera.

"Nggak, ah. Kamu baru sampe. Aku bisa sendiri, Ron, kerumah kamu," tolak Shenna.

"Gak papa, Shen. Aku gak capek. Aku gak sabar banget ketemu kamu. Pengen banget peluk kamu di mobil," sanggah Rony tanda tak ingin ditolak.

"Yaudah, take care, ya!" Bertepatan saat Shenna mengucap itu, Notifikasi pesan dari Hanin menghiasi layar ponselnya. Hanin mengiriminya pesan bahwa kelasnya telah dimulai.

"Kelas aku udah mulai. Nanti lagi, ya, kalau kamu udah nggak sibuk," pamit Shenna.

"Yaudah. Daahh! Love you, Shenna-ku," suara berat Rony mengakhiri sambungan ponsel mereka.
_________________________________________________

A/N:
Hi!. Terima kasih sudah membaca. Sebenernya part ini kependekan tapi kepanjangan juga kalo di jadiin satu sam part sebelumnya. Takutnya bosen hihi. Semoga suka, ya. Terima kasih sudah membaca sampai sini. Be wise, Readers!

JUST YOU | RONY PARULIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang