{Chapter Twelve : Lupa & Hukuman}

507 45 1
                                    

Jeno menatap nanar kamar Beomgyu yang kembali kosong.

Pagi ini Jeno terbangun dengan semangat dan ingin menghampiri adik nya yang menginap di rumah setelah sekian lama Beomgyu tidak datang.

Ia kira Beomgyu akan menginap dan ikut sarapan bersama dengannya. Tetapi rasa kecewa muncul ketika ia membuka pintu kamar Beomgyu dan melihat isinya.

Beomgyu sudah pergi, tidak ada kehangatan di kamar Beomgyu. Dingin karena semalam pemilik kamar sudah pergi lagi.

"Gua kira lu mau tinggal lama di sini Beomgyu." Keluh Jeno sangat pelan.

Lantas Jeno kembali ke kamarnya dengan perasaan sedih. Ia masih bisa bertemu dengan Beomgyu ketika kelas sore nanti, itu pikirnya.

Ya, Jeno berhasil mengambil beasiswa yang sama dengan Beomgyu. Ia bisa sekelas dengan Beomgyu dan bisa terus melihat perkembangannya, walaupun Beomgyu awalnya tidak mengenal dirinya.

Namun sekarang Beomgyu sudah ingat, artinya Beomgyu akan bisa dekat dengan dirinya lagi kan?
Semoga saja.

"Ibu, pagi ini masak apa?" Tanya Jeno melihat ibunya yang berkutik di dapur.

"Eoh, sudah bangun Jeno. Ibu memasak sup rumput laut, juga bibimbap dan chicken." Jawab Ibu.

Senyum Jeno seketika luntur. Ia ingat ketika dulu Beomgyu pernah berkata kepadanya jika ia suka membuat bibimbap dan memakannya ketika malas membuat makanan lain.

Rasanya Jeno ingin sekali Beomgyu sekarang duduk di meja makan menunggu masakan ibu tersaji dan mereka makan bersama. Andai saja kejadian masa lalu tidak seburuk itu, Jeno yakin jika sekarang pasti keluarga mereka bahagia.

Jika kalian bertanya dimana Ayah? Beliau sekarang sudah pergi ke kantornya tanpa sarapan.

Sudah menjadi hal biasa bagi Jeno semenjak Beomgyu koma. Ayah yang tidak pernah lagi memperhatikan dan selalu memukulnya. Bahkan Jeno harus beberapa kali izin ke dosen ketika ayahnya memukulnya terlalu keras hingga membuatnya sedikit susah berjalan.

Memang bukan wajahnya yang di pukul, tetapi tangan, kaki dan punggungnya yang sering dijadikan sasaran Ayahnya memukul.

"Ibu, bolehkah ibu membuatkan ku bekel bibimbap? Aku ingin membawanya ke kampus sore nanti."

Ibu terlihat senang mendengarnya. "Tentu Jeno, Ibu akan membuatkan bekel bibimbap untukmu nanti. Sekarang kamu duduk di meja, Ibu akan menyiapkan sarapan untukmu."

Melihat ibu yang sangat bersemangat membuat Jeno sedikit bersyukur, setidaknya ibu nya masih bisa tersenyum untuk nya.













******

















Sore ini Hyunjin, Giselle dan Beomgyu berangkat ke kampus. Mereka mengendarai mobil seperti biasa.

"Ke kantin dulu ya, gua mau cari cake sebelum Dosen Kang ngajar di kelas." Ajak Giselle.

"Jangan lama-lama. Gua males lu selalu tebar pesona." Hyunjin menyahuti dengan jengkel.

"Udah deh, kalian berdua sama aja. Gua tunggu di kelas aja, lu berdua cepet balik!" Beomgyu melangkah menjauh dari kedua sahabatnya.

Giselle merengut kesal. Hyunjin kini menjadi sasaran di pukul Giselle.

"Akh! Aduh! Woy! Sakit! Akh! Anjing!"

Bukannya berhenti, Hyunjin semakin di pukul Giselle hingga mereka sampai di kantin. Bodohnya Hyunjin memang kenapa mau saja bertahan di pukul Giselle sampai dikantin, memang aneh.

[✓] Fierce Lecture | TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang