O8. Tuyul

8 1 0
                                    

Selamat membaca~
• 🌵🌵🌵 •

Kini Seanna dan 2 anak kecil disamping kiri dan kanannya sudah sampai didepan gedung besar yang menjulang tinggi berwarna cat putih dan corak kuning disekitarnya.

Tampak terlihat sunyi dari kejauhan, tapi sangat elok dipandang. Disekitar gedung itu banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang hidup terurus membuat rumah tersebut sangat terlihat nyaman.

Gedung bak istana yang hanya dihuni oleh beberapa orang, termasuk Seanna. Tapi kini kesunyian di rumah tersebut mungkin akan berubah menjadi ramai dan hidup karena kedatangan dua anak kecil yang menggemaskan ini.

Seanna menatap kedua anak kecil yang sedang ia genggam tangannya, gadis itu tertawa kecil melihat wajah cengo dan pancaran kagumnya anak kecil itu dengan arah mata yang menatap gedung rumahnya.

"Ayo masuk" ucapnya memecah kesadaran anak kecil tersebut. Keduanya menoleh bersamaan lalu mengangguk antusias.

Seanna, Diwa dan Kara melangkah masuk, kedatangan mereka disambut hangat oleh Bi Lita, dan Pak Jung. Sepasang kekasih tersebut adalah keluarga Seanna yang membantu Seanna dan menemani dirinya dirumah ini. Seperti Bi Lita yang mengurus dan merawat dirinya sedari kecil.

Sebelumnya, Seanna menyempatkan diri untuk menelfon Bi Lita dan menceritakan tentang kejadian yang ia temui siang tadi hingga ia bisa bertemu dengan 2 anak kecil itu dan berakhir ia mengajak Diwa dan Kara untuk menetap di rumahnya.

"Diwa, Kara" panggil Seanna pada anak kecil yang tengah berdiri disampingnya. Kedua anak kecil tersebut kompak menoleh kearahnya.

"Kenalin, ini Bi Lita. Bibi Kakak yang udah besarin kakak sampai sekarang ini" ucap Seanna mengenalkan Bi Lita pada kedua anak kecil itu yang berada disampingnya.

Diwa tersenyum sumringah, "Halo bibinya kak laut! Aku Diwa, ini kakak aku namanya Angkara. Bibi bisa panggil kakak aku Kara" jelas gadis kecil itu memperkenalkan diri sekaligus memperkenalkan kakaknya dengan senyuman yang memperlihatkan gigi susunya.

Bi Lita tertawa gemas dan menunduk mensejajarkan dirinya dengan kedua anak kecil itu. "Halo Diwa, halo Kara. Panggil bibi Bi Lita ya" balas Bi Lita memperkenalkan diri.

"Iya, halo juga bi" jawab Kara sambil melambaikan tangannya menyapa.

Seanna tersenyum, lalu ia mengajak kedua anak kecil tersebut menunjukkan kamar baru mereka. Walaupun ia tak tau asal usul yang jelas dari kedua anak kecil tersebut, tapi ia sangat tidak rela jika mengembalikan Diwa dan Kara pada ibu mereka yang sangat keterlaluan itu.

"Nah, ini kamar kalian. Suka ngga?" tanya Seanna pada Diwa dan Kara. Melihat wajah bahagia mereka dengan anggukan semangat membuat hati Seanna menghangat. Ia seperti seorang ibu yang melihat wajah bahagia anak-anaknya.

Drrt drrt drrt

Ponsel Seanna berdering, gadis itu dengan cepat merogoh sakunya mengambil ponsel lalu melihat nama yang tertera dilayar handphonenya.

+6289560++++ is calling

"Nomer siapa?" Gumamnya bingung.

Gadis itu pamit menuju kamarnya pada kedua anak kecil tersebut, lalu mengangkat teleponnya.

"......" Tak ada suara dari seberang saat ia mengangkat teleponnya.

"Siapa?" tanya Seanna saat beberapa menit telepon tersebut hening.

"Nah, ngomong kek dari tadi. Gue kira bakal salah sambung" Ucap seseorang diseberang sana.

Dahi Seanna berkerut heran, seolah tengah berfikir. Ia tampak tak asing dengan suara penelpon itu, suara laki-laki.

END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang