16. Obat

8 2 0
                                    

Selamat membaca~
• 🌵🌵🌵 •

Brak

Seorang laki-laki berkaos oblong putih itu menendang keras pintu kamar seorang gadis yang tengah berias didepan cermin.

Gadis itu terlonjak terkejut dengan cepat ia melihat siapa pelaku yang menendang pintu kamarnya, tak lama matanya membola nampak bahagia dan antusias menyambut kedatangan laki-laki tersebut.

Laki-laki itu ialah Biru yang datang dengan deru nafas yang memburu, tangannya mengepal kuat menahan gejolak emosi yang membara, mata tajamnya membidik tepat dikedua bola mata gadis didepannya dengan jarak 14meter darinya.

"BIRU? OH MY GOD! Biru lo rindu gue ya? Lo mau ngajak gue jalan kan? Ayo!! Gue siap-siap d-" Belum selesai gadis itu bicara suara Biru mengudara memotong ocehan gadis didepannya itu.

"Hapus komentar jelek lo dipostingan Fira!" Ucap Biru menekan semua kata-katanya dengan ekspresi yang tak luntur diwajahnya.

"GAK AKAN! Biru lo apa-apaan sih? Gue ga akan hapus komentar gue!" Balas gadis itu angkuh dengan melipat kedua tangannya didepan dada.

Biru mengangguk-anggukkan kepalanya, "siap-siap." Ucap Biru yang membuat gadis itu menoleh dan mengembangkan senyumannya.

"Kita mau jalan? BIRU SUMPAH LO NGAJAK GUE JALAN KAN? TUNGGU! 10 MENIT GUE SIAP-SIAP OKE SAYANG!" Ucap antusias gadis itu sambil memegang pergelangan tangan Biru dengan manja.

Tetapi, laki-laki tersebut dengan kuat menepis tangan yang memegangnya tanpa izin. Lalu mata tajamnya menoleh kesamping kiri dimana gadis itu berdiri dengan senyuman mengembangnya.

"Siap-siap besok lo di D.O dari kampus." Ucap Biru santai lalu laki-laki tersebut pergi meninggalkan gadis yang diam mematung ditempatnya berdiri dengan wajah pias.

"Biru tunggu! Biru! Jangan D.O gue Biru! AARGHHH SIALAN!" Teriak gadis itu - Devina Widya - memanggil Biru yang meninggalkan dirinya di mansion megah itu sendirian.

Devina memang sudah lama tinggal sendirian di mansion yang amat luas itu, tak ada maid, satpam ataupun sopir yang ikut tinggal di mansion tersebut.

Biru dan Devina adalah sepupu, kakek Biru dan kakek Devina adalah saudara kandung maka dari itu keduanya adalah saudara sepupu.

Awalnya memanglah Biru dan Devina berteman sedari kecil, tetapi karena perubahan drastis Biru pada masa SMP yang sering dijuluki Si Cupu Gemuk dan hal itu membuat Devina tak menyukai dirinya bahkan gadis itu dengan senang hati ikut membully Biru selama masa SMP berlangsung.

Kedua orang tua Devina dan Biru tak ada yang mengetahui hal tersebut, Devina maupun Biru tetap bungkam. Demi membalaskan dendamnya juga demi seseorang pada saat itu menarik perhatiannya Biru membulatkan tekadnya untuk berubah.

Selama tiga tahun Biru menuntut ilmu dinegeri sebrang, Singapura. Selama tiga tahun pula tekadnya membuat diri laki-laki itu mengalami perubahan drastis dengan usahanya yang tak sia-sia.

Kini Devina menyukai Biru, sepupunya sendiri. Seolah tak pernah bersalah dengan perilakunya dulu, gadis itu dengan terang-terangan mengejar Biru yang pernah ia bully habis-habisan dimasa SMP.

Dilain tempat,

Seorang laki-laki tengah melamun ditemani dengan suara-suara berisik dikepalanya. Laki-laki itu terduduk dilantai, bersandar dengan dipan kasurnya sambil memeluk lutut dengan pandangan mengarah ke depan.

Dia Arnaka Gabima, kekasih Fira Ariani. Seorang laki-laki yang kehidupannya cukup tertutup, seorang yang hidupnya tampak penuh canda dan tawa. Hei kawan, hidup Naka jauh dari kata itu.

END?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang